part 1

13 4 0
                                    

Malam yang dingin. Musim dingin sedang berada di puncaknya. Angin yang berhembus pun benar benar terasa seperti meruntuhkan tulang belulang. Hampir-hampir air di gelas beku karenanya.

Lelaki berkulit pucat itu sudah melangkahkan kakinya sejak dua jam yang lalu. Tanpa arah. Tanpa tujuan. Dan sekarang tubuhnya sudah menggigil kedinginan. Bibirnya telah membiru seperti memakan buah bluebery.

Dia hanya melangkah saja. Lupa bahwa dirinya kini kesakitan, kedinginan, terluka, kesepian. Bahkan ia terlihat seperti mayat yang berjalan. Benar-benar lelaki gila.

"PYAKKK"

Kakinya tersentuh ombak yang berbuih. Dingin, ia baru merasakannya. Benar-benar dingin. Hingga nafasnya tercekat. Lalu mati rasa. Semua tiba-tiba gelap. Rasa sakit yang mendera sebelumnya tiba-tiba sirna. Tergantikan dengan perasaan melayang. Dan dia benar-benar sendirian. Setidaknya untuk sekarang.

****************

"Tolong!!!! Tolong!!!! Ada yang tenggelam!!!!" itu adalah suara seorang gadis berusia sekitar dua puluh tahunan.

Ia terpekik panik melihat seorang pria yang tiba-tiba luruh terhantam ombak.  Gadis itu panik, sangat panik. Paniknya tak beralasan. Rasa takut tiba-tiba saja menyergap hatinya.

"Tolong!!!! Cepat.... Airnya sangat dingin, dia bisa mati!!!" gadis itu semakin kalut.

"Nona, kita tidak bisa menolongnya!" ucap penjaga pantai gamang.

"Kau gila? Dia terseret ombak, bagaimana kalau dia mati!!!!" gadis itu berterik marah—lagi, tanpa alasan, "CEPAT!!! Kau ini penjaga pantai kan? APA YANG KAU LAKUKAN DISINI, CEPAT BANTU DIA!!!"

Penjaga pantai itu masih bergeming. Ia merasa takut untuk menyelamatkan lelaki asing itu. Tentu saja, ia tidak ingin ikut menjadi korban. Mengingat cuaca sangat tidak bersahabat.

"Nona, kita akan melakukan pencarian besok. Tidak mungkin jika sekarang kita ke sana. Akan menimbulkan korban nanti,"

"Tidak! Kau harus menolongnya sekarang. Tolong dia, kumohon—"

"Jika kau tak mau biar aku sendiri yang menolongnya!" gadis itu beringsut mendekat ke air. Namun tangannya segera dicekal oleh lelaki penjaga pantai.

"Jangan gila, Nona! Airnya sangat dingin. Kau bisa mati!!!" ucap penjaga pantai itu geram.

"Lalu apa aku akan membiarkan dia mati? Lepaskan hiks... Sehun... Sehun... Lepaskan aku! Aku harus menolong adikku," gadis itu meronta dalam kukungan penjaga pantai.

"Sehun... Kau dengar noona. Kembalilah, kumohon hiks... Aku ingin menolong dongsaengku, Sehun.... OH SEHUN!!!!!!"

ABOUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang