Tidak punya hati, itulah yang menggambarkan Ardeva dimata gadis yang tengah bersembunyi di balik beton besar yang ada di gudang itu.
Lelaki itu sudah tidak berdaya dibawah kaki Ardeva. Darah bercucuran dari sekujur tubuhnya.
Gadis itu membekap mulutnya agar tidak menimbulkan sebuah pekikan.
Ini adalah keselahan terbesar bagi Queen untuk mengikuti lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya itu.
Ia berjalan pelan agar tidak ketahuan untuk keluar dari gudang mengerikan itu, hingga didepan gerbang Ardeva sudah berdiri dengan tatapan sinis miliknya.
Queen memantung.
Ia berbalik tetapi untuk lari menghindari Ardeva itu hanya sia-sia saja.
Belakang dan samping kiri kanan sudah banyak bodyguard Ardeva.
Dengan tatapan tajam yang terus tertuju kepada Queen, Ardeva berjalan kearahnya.
Seringai tercetak jelas dari sudut bibir milik Ardeva.Queen hanya bisa menunduk ketakutan dengan tangan yang bergetar.
"Queen."desisnya. Tangan kekar miliknya mengelus lembut rambut queen hingga dengan satu tarikan ia menarik keras rambut hitam itu.
Queen memekik, dengan tatapan sayu iya memohon untuk melepaskan rambut yang semakin ditarik oleh Ardeva.
"Masih ingat dengan janji mu sayang?" Desis Ardeva. Kini tangannya mencengkram dagu Queen.
Air mata Queen jatuh karna tidak bisa menahan rasa sakit didua tempat sekaligus.
Queen hanya diam tidak tahu bagaimana ia berbicara.
"JAWAB!"bentak Ardeva sambil menarik kembali rambut milik Queen.
Queen mengangguk samar.Ardeva melepas tarikan pada rambut queen kemudian tangan satunya lagi mendorong queen ketembok dan mencekiknya.
Queen memukul lengan Ardeva karna ia sulit untuk bernafas Dengan cekikan Ardeva yang begitu kuat dilehernya.
Ardeva menjauhkan diri dari Queen yang terduduk lemas sambil memegang lehernya.
Melihat itu Ardeva hanya berdecih dan berbalik meninggalkan Queen yang tengah ketakutan sendirian.
Cerita buat sndiri. Ga suka ya ga usah baca
TBC
