Queen mendengus sambil mengetuk-ngetukkan polpen yang ia pegang, Sungguh malam ini ia sangat bosan.
Queen berfikir, untuk apa ia menjadi kekasih Ardeva kalau Ardeva tidak pernah peduli kepadanya seperti sepasang kekasih yang sering ia lihat?
Seperti sekarang, ia mengharapkan Ardeva menghubunginya sekedar untuk menanyakan apakah ia baik-baik saja di kontrakannya atau apa lah yang bisa membuat hati Queen tenang.
Lirikan terus tertuju kearah handphone yang berada diatas meja rias miliknya.
Sudah 1 minggu semenjak kejadian dimana Ardeva membunuh seorang lelaki seusianya tanpa perasaan itu, Ardeva mulai jarang terlihat.
Biasanya jika ia berkunjung ke Rumah Divana, ia akan sering melihat Ardeva disana.
Mungkin besok Queen akan bertanya langsung kearah adeknya Ardeva,Divana.
Karna terlalu lelah berfikir membuat Queen lelah dan ingin segera tidur sekarang.
----••••----
"Gue juga ga tau," ujar Divana.
Pagi tadi Queen langsung berangkat kerumah Divana untuk menanyakan soal Ardeva.
Queen mendengus mendengar jawaban dari divana. "Gue minta putus aja kali ya div, biar gue sama yang lain aja." Usul Queen.
Divana melotot dan beranjak dari kasurnya,"Big no Queen, lo tau kan gimana Abang gue."Ujarnya.
"Tapi abang lo kayaknya ga sayang gue deh," balasnya. Ia tersenyum kecut kearah Divana yang sedang berdiri menghadapnya itu.
"Gue ada ide," Ucap Divana anthusias.
Queen mengernyit bingung.
"Lo mau liat kan, abang gue beneran sayang apa enggak sama lo?" Tanya Divana.
Queen menggangguk.
Divana tersenyum senang,"entar lo ikutin rencana gue, tapi sekarang mumpung hari minggu gue mau maraton ngedrakor dulu. Ikut ga lo?"
"Ikutt," Girang Queen. -------
Pict mreka
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
