Aku menatap sahabatku yang sedang berbaring tenang diatas kasur queen size miliknya, ia tampak tenang dengan mentimun yang menutup kedua matanya serta masker yang menghiasi wajahnya. Aku sedang berdiri diambang pintu menatapnya lamat, seperti yang dikatakan tante ashelle bahwasanya sang princess sedang tertidur dengan tenang sehingga dilarang untuk membangunkan. Aku menghela nafas, dia benar-benar seorang princess bukan hanya sebutan dikarenakan dia yang memang selalu diperlakukan selayaknya princess oleh keluarganya bayangkan saja tidak akan ada yang berani membangunkan sang princess ketika tertidur dan kegiatan lainnya.
Aku melangkah pelan, takut menimbulkan suara sehingga mampu membangunkan sang tuan Putri karena dapat menyebabkan perlakuan tak berperasaan dari sang tuan Putri. Langkahku sangan pelan membuat aku menjadi sedikit kesal, sungguh menyebalkan padahal dia yang mengirimkan sebuah pesan agar aku mendatanginya dasar bossy. Saat hampir mencapai kasur queen size nya, sang tuan Putri terbangun dan menatapku garang.
Sial!
Beberapa detik kemudian gelak tawanya menghiasi kamar dengan cat pink terang miliknya. Aku terpengarah melihat dirinya yang kini tertawa lepas, apa-apaan dia itu.
"Lo nggak tidur?" tanyaku memastikan seraya duduk ditepi kasur miliknya yang juga berwarna pink. Ia masih sibuk membenahi masekrnya yang menghiasi wajahnya seraya berkaca pada ponsel pink dengan logo apel.
Aku menatapnya jengah karna mengabaikan pertanyaanku.
"Kacang!" Ia hanya tertawa seraya melangkah menuju kamar mandi, aku mengikuti setiap langkah yang dibuatnya. Hingga beberapa menit kemudian dia kembali berbaring di kasur empuknya dengan wajah yang sudah bersih.
"Gue tidur. Tapi udah bangun saat lo datang. Tapi pura-pura tidur lagi." Dasar. Dia memang selalu saja usil, entah mengapa sifatnya yang satu itu tidak pernah lepas dari dirinya. Dia memang sangat menyebalkan.
"Kurang ajar!" aku beranjak me gambil salah satu bantal miliknya dan melempar bantal tersebut hingga mengenai tangannya yang sedang memainkan ponselnya.
Dia terlihat biasa saja seraya bangkit dari posisi berbaringnya. Ia menatapku dengan senyuman penuh pembalasan dendam dan ternyata dugaanku benar, beberapa saat kemudian dia melempar semua bantal yang ada disampingnya kearahku. Aku kualahan menanggapi pembalasan dendamnya. Sungguh dia benar-benar sangat bersemangat.
"Itu pembalasanku!" ucapnya penuh kemenangan setelah aku terjatuh dari kasur karna memang posisiku yang berada diujung kasur sedari tadi ditambah serangan gila darinya. Bokongku terasa sakit tentu saja, dasar perempuan gila. Dia memang selalu saja se-bersemangat itu meskipun dalam kondisi lelah sekalipun.
Aku bangkit dari dudukku yang sama sekali tidak elit, bagaimana semuanya menjadi elit jika aku jatuh dengan keadaan mengenaskan bokong dan kepala bagian belakangku terbentur di lantai dingin miliknya.
"Sakit banget." aku melirik kearahnya yang malah tertawa melihat penderitaan ku, dia memang bukan perempuan waras. Dia gila.
Aku ingin balas dendam juga, tapi aku takut aku selalu kalah darinya dia selalu saja membuatku berada diposisi sulit. Dia itu licik dan sangat picik aku bisa mengatakan bahwa semua hal jelek ada padanya. Tetapi anehnya dia tidak pernah peduli dan terkesan sangat santai menanggapi semua complain dari orang-orang yang tidak menyukai kepribadian nya.
Well, dia memang bisa melakukan apa saja yang dia inginkan, dia adalah orang yang sangat egois serta sangat mencintai dirinya melebihi apapun sehingga ia bahkan tidak membutuhkan siapapun untuk membuatnya bahagia termasuk, aku.
"Ngapain nyuruh gue kesini?" akhirnya pertanyaan ini meluncur bebas dari bibir tebalku setelah sekian lama bungkam dan melihat nya asyik dengan ponselnya. Dia menyimpan ponselnya dan menatapku dengan sorot mata malas.
"Aku hanya bosan." Sesederhana itu alasan yang di berikan padaku? Dia benar-benar, dasar princess ah bukan dia lebih cocok disebut penyihir, meskipun tampangnya bak Putri tetapi sifatnya justru kebalikan. Aku menatapnya jengah, aku harus mengeluarkan ongkos banyak hanya untuk datang kerumah nya dengan alasan yang tidak penting seperti itu. Ayolah aku memang tidak punya pekerjaan penting dirumah tetapi tidak seperti ini juga.
"Nyebelin lo!" Dia hanya tertawa diatas penderitaanku. Sudah biasa memang dia yang selalu seenaknya. Heran, aku terus saja mengiyakan segala permintaan nya.
"Gue lagi kesel. Mama nggak ngijinin gue kemana-mana. Kan gue butuh liburan mel." Baiklah. Dia mulai merajuk, dia itu tipikal cewek dengan segala sifat manja tapi aku kadang juga heran dia juga selalu bersikap tomboy dia punya banyak kepribadian aneh. Aku sih bisa memaklumi karna selama ini kami berteman sudah lama.
Aku mengenalnya saat aku menjadi siswi pindahan di sekolahnya saat kami masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Saat itu, dia datang terlambat dan kebetulan kursi di depan memang kosong karna dia duduk di situ, aku yang saat itu tidak tau apa-apa akhirnya memilih duduk di depan, tempat dimana singgah sana nya berada.
"Pindah." Aku mendongak kearah anak perempuan dengan wajah cantik serta rambut yang di kuncir dengan pita berwarna pink. Aku yang tidak paham, melanjutkan acara ku membenahi perlengkapan belajarku.
Aku merasakan seseorang duduk di sampingku, di kursi yang sama yang aku duduki sekarang. Aku pun menoleh ingin memastikan siapa yang tengah duduk di sampingku di saat mungkin masih ada kursi yang lain yang masih kosong.
'Si gadis jutek'
Aku memandangnya aneh, namun dia cuek saja seolah-olah dia tidak melakukan kesalahan. Karna risih duduk berdua di kursi yang sama akhirnya aku bergeser ke samping yang untungnya kursi tersebut kosong.
Aku melirik sekilas wajah anak gadis di sampingku tampak sangat congkak di usianya yang masih muda sama denganku tapi dia benar-benar terlihat susah di dekati.
Dan...
Itu adalah first impression yang kudapat saat pertama kali bertemu denganTBC..
Really Miss you. Aku batalin up DSC karna ceritanya udah serius ngebahas tentang masa lalu Lisa jadi sebagai gantinya aku up cerita baruku. Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW - I Am Not Queen Bee
Teen FictionAku adalah seorang perempuan dengan wajah yang terbilang cukup cantik, tapi menurutku semua itu sia-sia. Cinta dan kasih sayang hanya untuknya 'Queen bee' perempuan yang dengan segala sisi menariknya dan sialnya dia adalah sahabatku.