Membuat Rencana

758 96 16
                                    

🤗 Hallo pembaca yang budiman...

Aku mohon maaf banget🙏🙏🙏🙏🙏 dengan teledornya... sangat jarang up.

Aku sebenarnya pengen kayak author lain yang bisa kosisten dan teratur gt up nya😥😥😥(tolong bagi tips nya dong buat author" yang bisa rajin up). Tapi, ada aja kendala buat nulis.

😇 Dan semgoga aja masih ada yang menuggu selalu ceritaku🙄🤔😔.

😉ok sesi curhat selesai. Semoga nga kecewa.

🤩 Ditunggu saranya...

📝 Typo maklumin. Uda kangen pengen nyapa kalian😚

●●●●●●

"Aku rasa Tuhan sedikit tidak adil."

Apa yang baru saja Rose ucapkan sukses membuat Jisoo mengalihkan fokusnya, dari laptot kearah dimana sahabatnya yang kini tengah menatap kosong kedepan.

"Maksudmu?"

"Kenapa Tuhan harus berbaik hati memberi paras rupawan pada pria brengsek yang nyatanya hobi gonta- ganti pasangan."

Jisoo terdiam, sejenak otaknya pun mencerna maksum ucapan Rose dan, tawa lepas lah yang lagi-lagi keluar dari mulutnya. "Kau. Benar-benar tertarik padanya Rose. Sungguh. Kau mulai membicarakan tentangnya sekarang. Jangan mengelak!"

"Baiklah, aku memang tidak bisa menyembunyikan apapun darimu."

Jisoo mengempaskan rambutnya penuh percaya diri. "Kim Jisoo."

"Tapi kenapa harus jatuh cinta pada orang yang salah."

"Alasannya?"

"Aku menemuinya diperpustakaan_"

"Wah, dia benar-benar seperti sihir kuat yang bisa membuatmu seperti itu."

"Aku selesai dengan ceritaku."

"Eh, ayolah. Maaf. Aku janji tidak akan menyelah lagi. Lanjutkan."

Rose menarik nafas. "Dia meminta hal yang menjijikan."

Jisoo menyatukan kedua alisnya, "Apa yang dia minta? Jangan bilang dia type pria yang suka bermain cinta satu malam?"

"Lebih buruk sepertinya."

"Ha."

"Dia memintaku membantunya agar bisa setia pada satu wanita saja. Bukankah dia buaya, bukan aligator atau krokodal!"

"Oh, astaga. Ternyata seperti itu. Aku pikir dia juga tertarik padamu. Cinta mu bersambut. Tapi agak rumit."

"Kau berlagak bak peramal saja."

"Aku memang bisa merasakan masa depan sepertinya."

Rose tertawa mengejek. "Omong kosong! Kau bicara asal."

Jisoo tertawa hambar. "Aku yakin dia sekarang pasti memiliki kekasih."

"Peryataan bodoh apa itu. Tentu saja. Bukankah sudah aku bilang tadi. Jiso dia, tidak bisa tinggal disatu hati."

"Menyebalkan. Aku sudah senang kau bisa tertari pada pria, tapi dia benar- benar tidak tepat untukmu. Jadi aku rasa kau benar kali ini. Buang jauh, biarkan berlalu seperti sebelum- sebelumnya."

"Apa aku bilang."

"Tapi Rose. Dua kemungkinan itu memang terjadi. Dan bukankah ada sedikit keuntungan?"

"Aku tidak mengerti maksudmu Kim Jisoo."

"Begini Rose. Dia meminta bantuan darimu. Bukankah ada dua kemungkinan. Pertama, dia memang menyukaimu dan karena itu ia ingin kau jadi yang terakhir, meski bukan yang pertama. Kedua. Dia juga menjadikan cara ini sebagai taktik untuk menjeratmu, menjandi mangsa, korban permainan cintanya selanjut nya."

Loyalty (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang