3.0. Sebuah Mimpi

12 1 0
                                    

Yoonsil dihukum membersihkan toilet oleh Guru Kim. Dia terlambat. Hanya dua menit! Tapi, Guru Kim bersifat tegas terhadap peraturan yang telah dibuat selama bertahun-tahun. Seorang murid pun, tak diberikan kata tolerasni.

Setelah selesai dengan hukumannya, Yoonsil langsung memasuki kelasnya yang sudah sepi, karena semua orang pergi ke kantin. Lelah. Kepalanya terasa begitu berat. Matanya sayu, perlahan matanya tertutup.

Tidur.


Ia berada di tepi pantai dengan pertunjukkan riukkan ombak yang bergelombang. Didasari langit senja, Ia berjalan di pantai seolah menunggu sang  pangeran datang. Lalu, Ia menatap lembayung senja di sore itu. Menarik. Kapan dia akan datang?

Ia mendongak memikirkan sebuah impian untuk bertemu dengan pangerannya.

Tiba-tiba sosok bertubuh tinggi dengan rambut berwarna coklat yang menggunakan jas dan kemaja yang berwarna hitam datang mendekati Yoonsil. Tapi ..

Siapa dia?

Jungkook menepuk keras bahu Yoonsil. Otomatis Yoonsil langsung terbangun dari tidurnya. Ia langsung terkesiap seraya menyebutkan sebuah nama, "Jungkook-ah .. "

Setelah ia sadar sepenuhnya, Yoonsil baru menyadari bahwa Jungkook berada dihadapannya.

Lalu yang tadi?

Hanya sebuah mimpi.

Mimpi?!

Jungkook menatap Yoonsil lekat, lalu bibirnya seketika berbicara begitu panjang,

"Yoonsil-ah? Kau pasti habis memimpikan diriku! Aah~ sudah kuduga, kau pasti diam-diam sering memikirkanku, kan? Kau sampai menyebut namaku saat kau tertidur! Whoa~ " seru Jungkook dengan panjang lebar serta senyuman bangganya di hadapan Yoonsil.

"Huh! Kau terlalu percaya diri Jungkook! " ucap Yoonsil dengan lesu.

"Hei! Kau baru saja menyangkalnya, aku kan mendengar dengan telingaku sendiri! Tidak mungkin aku salah dengar."

Yoonsil langsung menggendong tasnya, mencoba berjalan keluar kelasnya dengan malas.

"Yoonsil-ah, ayolah mengaku saja kepadaku! " ujar Jungkook sembari mencolek lengan atas Yoonsil.

Hingga sampai mereka sampai di rumah Yoonsil, Jungkook masih saja menggoda Yoonsil untuk terus mengaku bahwa Yoonsil sering memikirkan Jungkooi. Yoonsil sampai menutup telinganya mendengar ocehan sang pria bermarga Jeon itu.

"JUNGKOOK, DIAMLAH, AKU LAPAR!! "




Halo kawan! Maaf baru update setelah sekian lama, masih berharap kalian masih mau membaca cerita ini!🙏💘

Thx for vote and comment😊😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang