Aku berjalan-jalan di desa Italia tempat Galilei tinggal. Suatu hari, aku melihat seorang gadis kira-kira berusia tiga belas tahun jatuh dari langit. Jatuh ke tempat kapal terbang Galilei.
Aku segera merubah diriku menjadi seorang peri. Dengan gaun putih, dan sepatu kaca, aku terbang dengan sayap kupu-kupu berwarna putih.
Gadis cilik itu membuat kapal terbang Galilei jatuh ke pohon yang besar nan rindang. Hozuki Ferrari, nama gadis cilik yang membuka matanya melihat Galilei ada di atasnya. Dalam pikiranku, “Gadis bernama Hozuki ini benar-benar unik.”
Dengan kemampuanku membaca pikiran dan menghilangkan diri, aku mengawasi Hozuki dan Galilei karena ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya.
Namaku Setsuna Nanami. Peri yang dipercayakan sebagai pengawas orang-orang yang menemui takdir mereka. Entah kenapa, Hozuki Ferrari dan Galileo Galilei bertemu secara kebetulan. Padahal ini adalah pertemuan takdir Hozuki dan Galilei.
“Kya!!” teriak Hozuki menutup matanya, dan menggunakan tangannya untuk menyingkirkan Galilei.
Kapal terbang Galilei mulai jatuh dari pohon berdaun hijau muda itu tersebut. Hozuki berjalan pelan dan melihat-lihat sekelilingnya. Rumah penduduk, bukit-bukit, menatap langit biru dan awan putih.
“Tidak!! Berbulan-bulan aku membuat ini. Dengan membeli bahan-bahan yang aku perlukan dan menabung uang selama 1 bulan. Kapalku hancur. Kau, ....” Galilei menghentikan ucapannya karena melihat Hozuki menangis.
Menangis karena menatap kasihan kepada kapal terbang yang dihancurkannya secara ‘tidak sengaja’ saat Hozuki jatuh dari langit. Galilei mencoba menghiburnya dengan berjalan pelan ke arahnya.
Aku hanya tertawa kecil melihat mereka berdua bertemu. Pertemuan yang membawa cinta dan perpisahan yang menyakitkan.
Mereka berdua bekerja sama membuat pesawat baling-baling untuk mengembalikan Hozuki ke tempatnya berasal.
Aku menyukai bagian dimana Hozuki dan Galilei memandang bulan purnama dan memakan sebuah makanan manis yang berasal dari Jepang. Terlihat mereka tersenyum manis. Saling berbagi cerita penuh kedukaan.
Dimana Galilei tidak dipercaya oleh semua orang di desa Italia. Hozuki tidak dipercaya oleh Kazuki karena iri kepada bakatnya. Namun, berkat semua itu, mereka terus bekerja keras untuk membuat pesawat baling-baling yang hampir selesai.
Selama itu, Hozuki juga menyelidiki tentang peta bulan yang dibuat oleh Galilei. Belum ada apa-apa di situ. (Sebelum Hozuki naik ke atap).
Setelah menyelesaikan membuat pesawat baling-baling, Hozuki dan Galilei pun mencoba menerbangkan dengan menaikinya. Akhirnya dalam percobaan pertama, mereka berdua berhasil menerbangkannya.
Selama terbang, aku mendengar suara hati Hozuki. Saat bercakap-cakap demgan Galilei tentang perasaan cinta Galilei kepada Hozuki. Ternyata, Hozuki juga merasakan perasaan yang sama.
“Selama ini, aku tidak pernah ingin dimengerti. Aku tidak pernah merasa kesepian, sebelum aku bertemu denganmu.”
“Di musim panas itu, berkat kemunculanmu yang tiba-tiba, aku jadi memahami sebuah perasaan unik dari manusia yang benar-benar abstrak dan sukar dijelaskan. Perasaan yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah yang disebut cinta.”
Galilei menunduk secara dalam, “Aku selalu merasa direndahkan. Tidak pernah dipercayai.”
Hozuki juga menunduk dan mengenggam kalung ikan mas, “Semoga kamu bertemu seseorang yang akan mengerti akan dirimu.”
“Aku sudah menemuinya.”
“Siapa?”
“Seorang gadis cilik ... itu adalah kau ....”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter for Hozuki
Conto--Cerpen ini untuk TDF Generation-- Cover by Pinterest Edit cover by Me Disclaimer: Directed by Yasuomi Umetsu Written by: Atsushi Oka, Hideyuki Kurata, Jun Kumagai, dan Touko Machida. Studio: A-1 Pictures Fanfic dari anime Galilei Donna Namaku, S...