"Jeni, boleh bicara sebentar?" Ujar Kim Junkyu, anak di sebelah kelasku yang sering kuejek telur
"Ah iya, kenapa?"
"Aku tunggu di rooftop"
"Kenapa tidak disini, telur?"
"Turuti saja apa kataku"
"Telur ini senang sekali mengatur, ok, aku ke rooftop 10 menit lagi"
"Kenapa tidak sekarang?"
"Turuti saja apa kataku" Ujarku menirunya. Senang sekali melihat wajah masam yang dia cetak."Ada apa?" Mei bertanya selepas aku bertemu Junkyu di depan kelas
"Bukan apa-apa, aku ke rooftop sebentar"
"Mau kutemani?" Aku menggeleng dan segera berlari ke rooftop. Entah apa yang ingin anak ini katakan..
"Ada apa? Cepat, istirahat hampir habis!" Aku berkata sedikit keras. Daritadi Junkyu hanya diam membisu seperti ada lakban yang menutup mulutnya
"Kalau memang aku hanya akan melihatmu diam, aku akan pergi!" aku menghentakan kaki melihat dia yang masih mematung
"Ok, aku pergi. Kamu membuang waktuku!"
"Jeni!" Junkyu menahan tanganku dan membalikan badanku agar menghadap kepadanya
"Apa?!" aku membentaknya keras
"Jeni, aku suka"
"Apanya?" aku tidak mengerti dengan perkataanya dan lagi lagi dia membisu
"Aneh!" aku berkacak pinggang dan masih menunggu jawabannya
"Jeni. Aku suka Jeni".
"Nulis apaan?" tiba-tiba Junkyu udah duduk di sebelah gue dengan es kopi favoritnya
"Nggak, bukan apa-apa" gue berusaha menutup tulisan gue dengan tangan. Sial, kertasnya gede banget.
"Sini liat. Apaan nih? Pertemuan?"
"Balikin ih!"
"Ohh, cerita ini toh. Emang dulu gue nembak lo kayak gini?"
"Nggak! Makanya sini balikin"
"Telur? Lo manggil gue telor. Junkyu yang mana nih?"
"Balikin atau gue diemin sebulan?" gue mebuang muka dan melipat tangan, Junkyu dengan sigap menaruh kertas tadi di depan gue. Cara ini emang nggak pernah gagal"Maaf, maaf. Kenapa Jen? Mau reka ulang adegan?" Junkyu masih menggoda gue yang malu abis.
"Diem!"
"Galak banget. Maaf deh kalo dulu gue ngomongnya nggak pakai bunga atau apa. Namanya juga dadakan"
"Niat nggak sih?"
"Sena yang anak guru itu bilang mau confess ke lo hari itu. Yaudah gue gerak aja langsung,""Btw, kenapa sih lo seneng banget manggil gue telor?"
"Pala lu kayak telor"
"Tapi sekarang ganteng kan?" Junkyu senyum penuh percaya diri
"Kemarin tetangga gue mati mendadak gara gara terlalu percaya diri"
"Mana ada begituan,"
"Nggak ada yang nggak mungkin""Kayak telor juga lo mau sama gue"
"Yaudah, emang dosa?"
"Kenapa lo mau sama gue sih?"
"Perlu banget dijabarin?"
"Perlu lah, kenapa? Banyak banget ya alasannya?"
"Justru susah nyari alasannya, nggak ada yang bagus dari lo" gue ngeberesin tas dan bergerak pergi
"Justru bagus dong. Lo romantis banget, Jen, belajar dari mana cinta tanpa alasan gitu?" Junkyu menyusul gue dan langsung ngalungin tangannya di leher gue
"Romantis? Terserah deh, susah ngomong sama orang yang positif mulu"
"Itu pujian kan?"
"Pikir sendiri" gue menghempas tangan Junkyu
"Yang nyampe mobil terakhir bayar parkir!" gue berlari ninggalin Junkyu yang otaknya masih loading.Gue menatap remeh Junkyu yang terengah, hihi seneng ngeliat dia engap gitu.
"Katanya jago lari cepet," gue menyenggol bahunya
"Ya kan lari juga butuh siap siap, Jen, nggak tiba-tiba juga."
"Lo yang bayar parkir berarti. Bagus deh, parkir disini mahal" gue masuk ke mobil, tapi Junkyu menahan pintu mobil saat gue mau nutup pintunya
"Lo yang nyetir ya?"
"Halu. Udah buruan masuk, kerjaan gue numpuk!" gue menepis tangan Junkyu. Kasian sih sebenernya, tapi kemaren aja gue yang nyetir kan aturannya gantian."Senin lo kerja?" tanya Junkyu seiring berjalannya mobil
"Ya kerjalah, dikira itu kantor punya bapak gue,"
"Ya santai sih, berangkat jam berapa dari rumah?"
"Enam,"
"Emang keburu? Biasanya setengah lima,"
"Hari ini gue balik ke kosan, nggak tidur di rumah. Males banget kalo senin harus bangun pagi,"
"Oh yaudah, gue anter ya?"
"Buat apa?"
"Iseng aja, pengen nganter,"
"Yaudah." Gue menjawab singkat dan tersenyum girang karena sebentar lagi giliran mobil Junkyu untuk bayar parkir"Berapa mas?" Junkyu bertanya dengan muka masam
"Cash atau-"
"Cash"
"Dua puluh lima ribu mas,"
"Asli mahal banget, emang kita ngapain aja sih. Nggak pernah loh gue make 50 ribu buat bayar parkir" Junkyu bergumam kesal sambil menyerahkan selembar 50 ribu"Ini pertama dan terakhir kalinya kita kesini, nggak mau gue kesini lagi," Junkyu balik ngomel lagi sesaat setelah kita pergi dari mall yang kita kunjungin tadi.
"Iya iya bawel,"
"Seneng kan lo parkir gratis?"
"Biasa aja, ini kan bukan mobil gue,"
"Ya sama aja"
"Nih deh, udah ya lo berarti cuma bayar lima belas. Stop ngomel, kuping gue berasap" gue naruh selembar sepuluh ribu di paha Junkyu. Gue agak nggak enak, lagian gue juga yang ngajak dia ke mall itu cuma buat ngetik kerjaan.
"Thank you, emang lo doang yang ngerti gue, Jen." Cemberut yang tadi ada di mulutnya berganti dengan cengengesan yang bikin gue pengen nonjok muka dia. untung pacar."Makan pecel lele dong!" gue meminta secara tiba tiba. Tiba-tiba pengen setelah liat tenda pecel lele di pinggir jalan
"Kan tadi baru makan, Jen"
"Yaudah, emangnya dosa kalo makan lagi. Kan makan sebelum kenyang berhenti sebelum lapar. Mumpung gue belom laper sama belom kenyang,"
"Yaudah deh, nyari yang depanan dikit. Lidah lu emang harus ketemu makanan pinggir jalan ya, percuma tadi bayar mahal mahal"
"Yah yang tadi mah materi buat instastory. Kalo ini materi buat perut,"
"Gila." Junkyu noyor kepala gue, kebiasaan dia saat gue mulai ngomong hal hal nyeleneh..
Orang bilang gue sama Junkyu ibarat ibu hamil sama perut gede, nggak mungkin bisa dipisahin. Gue sih seneng-seneng aja dibilang kayak gitu. Gue bergantung sama Junkyu tentang banyak hal, gue sudah amat sangat mengandalkan laki laki itu untuk apapun. Selama ini gue nggak bisa mikir gimana jadinya gue tanpa Junkyu. Ibarat bayi dan ibunya, dia lebih kayak ibu gue.
udah makan?
jangan sampai sakit
istirahat, jangan kerja mulu
hujan, bawa payung nggak?
lima menit lagi gue sampai, mau makan nggak?
iya iya, ini baru sampai kosan lo, filenya lo taruh mana?
Jen, gue udah gantung makan malam di pintu kosan, jangan lupa makan
tidurnya pake selimut, dingin
iya iya, love you
Jeni, lo kenapa?
gue kesana sekarang
Jeni jangan nangis, ada gue, gue sayang sama lo
Mungkin kalo dia pergi, gue otomatis hilang.
⛅
hall.o. terima kasih udah baca sampe abis. huahauahahhahah wuf yu 💕

KAMU SEDANG MEMBACA
pulang. | Kim Junkyu
FanfictionIni tentang aku dan Kim Junkyu. Laki-laki yang mereka bilang tidak terlihat.