Karam

3 0 0
                                    

Bagaimana menuliskannya saja aku kebingungan. Kisah ini sebenarnya mengungkap diary lama untuk diabadikan dalam sebuah aksara. Padahal baru saja memasuki bab awalnya namun sudah diakhiri oleh takdir yang tak bisa diduga kedatangannya. Memang tak nyaman menuliskannya, namun keinginan terbesar dalam diriku adalah menjadikanmu tokoh abadi disini. Setidaknya agar jiwa dan hatiku siap melepasmu dengan lapang dan ikhlas.

Hari dimana segalanya membuat kehidupanku berubah. Dari tawa yang sering terdengar berubah menjadi sepi yang tiada ujungnya. Langit yang sejujurnya biru setiap hari terasa kelabu. Baru kemarin kau berkata "aku ingin bicara berdua denganmu, hanya denganmu, ditempat paling sunyi didunia." Sedikitpun aku tidak mengerti maksud dari kata itu. Dan hari ini akulah yang berbicara sendiri terhadap sepi. Seolah kau masih berada didekatku, mendekap erat hati yang tidak utuh lagi. Separuhnya kemana? Ikut bersamamu mungkin.

Tidak banyak yang tahu, hanya mereka yang dekat saja yang mengerti sesakit apa perasaan yang dirasakan oleh hatiku saat ini. Aku terus berdoa dan bersujud untuk meminta agar semua ini hanyalah mimpi, mimpi,  dan mimpi. Tapi tidaklah aku berdaya meminta semua itu pada sang kuasa. Karena segalanya telah ditetapkan oleh-Nya.

Pikiran kosong menyelimuti perasaan penuh luka dan air mata. Tak ada celah sedikitpun untuk keluar dari ruang gelap mengerikan yang bernama kenyataan. Kau tau aku tidak siap melepaskan dirimu pergi secepat ini. Kau tau segalanya masih ku harapkan sama. Seperti ketika pertama kali aku membuka mata dipagi hari dan menatap layar ponsel disana sudah tertuliskan "Selamat pagi tercinta." Begitu juga ketika langkah kaki pertama memasuki ruang tempat dimana kau dan aku seperti tidak dipisahkan oleh jarak. Selalu kupastikan bahwa tas hitam itu sudah berada ditempatnya. Atau jika belum selalu saja pandanganku tak berhenti menatap kearah luar jendela memastikan kau datang.

Sekolah adalah ruang dimana kau dan aku seperti tak mengenal jarak. Namun, pilihan paling menyesakkan adalah ketika kita saling memilih untuk membatasi satu sama lain. Saling menjaga dalam diam hingga takdir mempersatukan. Janji kita yang sempat membuat diriku yakin bahwa kaulah yang terakhir. Kau pernah berjanji untuk membiarkan diriku bebas dengan segala mimpi-mimpi itu dan menjaga diriku sampai mimpi itu terwujud. Namun belum sempat segalanya sampai pada pertengahan bab, semua telah diakhiri.

12 Agustus 2018

Mentari mulai terbenam dihari itu. Dan segala yang pernah indah hanya mampu dikenang dalam kelabu.

Diary KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang