Seorang gadis duduk di kursi taman yang ada didekat rumahnya. sendirian? Tentu saja tidak ada yang mau berteman dengannya. Sahabat? Sudah ku katakan mana ada yang mau berteman dengannya apalagi mendekatinya.
Gadis ini memang cantik natural dari wajah dan badan nya yang bagus tapi satu yang tak ia miliki adalah mata dan penyakit yang hanya diketahui oleh keluarganya saja.
Orang tuanya dan kakak2nya saja. Keluarga lain?? Dia saja tidak dianggap oleh keluarga yang lain karena kekurangannya.
Orang lain jarang memandang kelebihannya, yang mereka lihat hanya kekurangan dari gadis yang bernama biru allena putri sandy arafa.
Kegelapan lah yang menemaninya selama 7 tahun terakhir.
Dia bukan buta dari lahir tetapi, saat ia berumur 10 tahun dimana kejadian itu membuatnya harus merelakan matanya untuk orang yang tak berarti bagi keluarga nya tapi bagi keluarga nenek, kakek dan juga paman bibi nya itu sangat berharga.
Lena bagaikan mutiara yang sangat mahal oleh keluarganya dan mutiara itu dibuang oleh kerabat mereka dan mengambil sebuah sampah.
Lena duduk disebuah kursi kayu yang ada ditaman dekat rumahnya ditemani dengan kegelapan.
"Lena. Ayo kita Pulang"suara lembut memanggil Lena
"Aku masih ingin disini kak"ucap Lena kepada kakak nya
"Ini sudah sore Lena ayo kita pulang"suara tegas kakak keduanya itu tak terbantahkan
"Baiklah"
Boy putra Sandy arafa dan juga Roy putra sandy arafa adalah kakak lena. Boy lebih tua 1 tahun dari Lena dan Roy kembaran boy.
Mereka berjalan santai menuju rumah.
Sesampainya didalam rumah disambut oleh 3 kakak lena.
Biru allena putri sandy arafa nama gadis buta itu
"Lena kenapa kamu pulang sore?, Kamu lama sekali pulang kerumah"ucap Zidan kakak lena yang paling tua dari mereka
"Dan kamu melewatkan makan siang Lena"ucap Azka kakak kedua setelah Zidan
"Kamu juga belum minum obat mu"tambah sendy kakak ketiga
"Sudah lah, kalian ini dia cuma pulang sore dan kalian malah mengomelinya. Apa untungnya dia"sindir Sifa sepupu dari Lena
Sifa syahilla
"Jaga ucapan mu"tegas rizan a.k.a papa zidan, Azka, sendy, boy, roy dan juga Lena
"Huh lebih baik aku tinggal bersama nenek dari pada tinggal dengan gadis buta"ucap Sifa
Rizan yang mendengar itu ingin sekali menampar Sifa tapi jika dia melakukan itu maka Lena akan marah padanya
"Sudah lah pa, sebaiknya papa istirahat dikamar"ucap Lena lembut
"Baiklah Zidan, Azka, Sendy, boy, Roy dan Lena kembalilah kekamar kalian masing². Dan kalian antar kan Lena kekamar"ucap rizan tegas dan mencium kening Lena dan bertos ria dengan anak laki² nya lalu berjalan kekamar nya
Kakak² Lena mengantarkan Lena kekamar nya setelah itu mereka pergi kekamar masing² meninggalkan Sifa sendirian diruang tamu
"Gue bakal buat Lo menderita Lena"gumam Sifa sinis lalu pergi kekamarnya
Disisi lain lena sedang berada di balkon menikmati angin yang menerpa wajahnya
Sedangkan disebelah mension keluarga arafa atau lebih tepatnya tetangga baru mereka
Seorang laki² sedang duduk di balkon kamar barunya tersebut yang berhadapan dengan kamar seorang gadis
"Kenapa mension disebelah senyap?, Apa tak ada yang tinggal disana?"tanya laki² itu lalu melihat kearah balkon yang ada dihadapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
kecacatan Bukan Segala Kekurangan.
Teen FictionKecacatan bukan segala kekurangan