"Lo kenapa sih yan?" -tanya Rere pada Vian yang hanya duduk terdiam di bangkunya.
"Iya, kenapa sih lo alay banget, gitu aja udah marah kayak anak kecil lo haha" -sahut Zila mengejek Vian.
"Udah Zil gausa diterusinn" -Ryca.
Vian masih terdiam, matanya sama sekali tak ingin memandang sahabat-sahabatnya itu.
"Vian, lo kenapa? cerita dong, lo juga sih Zil, minta maaf gih sama Vian" -pinta Deni.
"Den? Kenapa jadi gue sih yang salah? Kan emang bener Vian kayak gitu, eh sekarang malah marah, mana jiwa laki lo yan? Ha??" -balas Zila dengan nada marah.
"Zila, udahh" -balas Rere.
Ryca dan Rere berusaha menenangkan Zila.
"Masa kalian gak malu sih, cuma gara gara si Aaron kalian jadi berantem kayak gini?" -bentak Rere.
Vian masih terdiam, kehadiran sahabat-sahabatnya itu seolah tak dianggap olehnya.
"Zila, buruan minta maaf!!!" -pinta Deni dengan tegas.
"Tapi kan..."-sahut Zila.
"Atau persahabatan kita hancur cuma gara- gara Aaron!!!" -jawab Deni memotong kalimat Zila.
Mendengar Deni berkata seperti itu, Zila menangis.
Zila berusaha menjabat tangan Vian dan mengungkapkan kata maaf."Vian, maafin gue ya, lihat gue yan, gue gamau persahabatan kita hancur, gue gamau kita temenan sampai disini. Gue pengen kita berlima sahabatan terus, bareng terus, gaada yang berantem kayak gini, maafin gue yan, lo gapapa benci sama gue, tapi gue gamau lo gak temenan lagi sama gue yan, maafin kata-kata gue yang nyinggung hati lo, gue gamau kehilangan lo dan temen-temen yan." -ungkap Zila sambil memeluk Vian dan tak henti-hentinya menangis.
"Iya, kita ga boleh pisah ya" -balas Rere ikut menangis melihat Zila seperti itu.
Vian masih terdiam. tetapi, Vian seperti terharu dan membalas pelukan Zila.
Ryca dan Deni tersenyum senang melihat kedua sahabatnya itu akhirnya membaik.
Vian yang sedari tadi terdiam, tiba-tiba tersenyum, wajah tampannya sangat mempesona!!!
"Nahh gitu dong yan, kan enak dilihatnya" -kata Deni.
Vian tiba-tiba tertawa keras, sangat keras. Tidak tahu apa yang terjadi, kesurupan?
Empat sahabatnya itu kaget dan hanya terdiam heran.
"Ahahaha, hai gaesss, eh gimana si Aaron? Masi hidup?" -Vian mulai berbicara.
"Lo sebenernya kenapa sih yan?" -tanya Deni.
"Kalian gitu amat dah sayangnya sama gue, lo juga Zil, alay lo pake nangis segala. Orang gue gak marah, kalian tau gak, gue tadi cuma pura-pura. Sebenernya gue diem aja karena perut gue sakit. Eh Zila nangis-nangis sambil peluk gue . Enak juga sih dipeluk lo, lumayan xixi" -jawab Vian.
"Viaannnnn!!!! Dasar lo kurang ajarr!!!" -sahut Zila tak terima.
Ryca, Rere, dan Deni tertawa terpingkal-pingkal.
"Udah Zil, daripada lo nggak gue maafin? Mau nih?" -balas Vian.
"Lo gitu amat yan, kalo kurang belaian imbasnya jangan ke gue juga!!!" -sahut Zila.
"Orang gue ga sengaja, lo aja yang nyerobot, ehh" -balas Vian sambil menutup mulutnya.
"Nyerobooooot, udah kayak kantin aja lo gue serobot" -balas Zila sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AwRORA
FantasyIni tentang mimpi Ryca, mimpi buruk yang menjadi indah,mimpi yang sangat bertolak belakang dengan gaya hidup dan karakter seorang RYCA GEYRORA. Hingga pada akhirnya, Ryca tersadar bahwa mimpi itu ternyata sangat indah,sangat mengesankan,sangat merub...