Prolog

52 0 0
                                    


Jakarta-Indonesia, pukul 22:15 WIB

Kamis, 25 November 2018, di mansion lantai 17

Langit disini gelap temaram

Tersisakan gemerlap bintang gemintang yang bersinar

Disertai bulan yang senantiasa setia menemani malamku

Terlihat beberapa lampu tetangga mansionku masih menyala, gedung-gedung pencakar langit seperti nonstop 24 jam terisi orang-orang yang bekerja, pengguna jalan raya masih tetap berlalu-lalang tak berkesudahan mengeluarkan bunyi bising mesin kendaraannya, tak peduli si pekerja seberapa capek dan lelah dirinya, tak peduli pada jam keberapa ia akan menyelesaikan segala urusan pekerjaan yang di tugaskan dari bosnya.

Diujung jendela aku berdiri menatap langit-langit juga keadaan jalanan Jakarta, malam itu tampak monoton itu-itu saja. Sepi dan ramainya suatu keadaan termasuk kedalam kategori yang relatif, setiap orang dapat menilai suatu keadaan menurut bagaimana pandangannya, dan penilaian tiap orang tidak selalu sama, mungkin saat ini jika kau bersama dengan ku kau akan sebut sekarang waktu yang masih ramai oleh penduduk mansionku, bahkan beberapa anak kecilpun masih asyik bermain-main di taman lantai dasar di mansion yang kutempati, seperti tak sadar kalau langit diluar sudah gelap, padahal sebenarnya anak-anak itupun sudah berkali-kali untuk diminta tidur oleh orang tuanya, tetap saja anak kecil tidak ingin meninggalkan keasyikannya dalam bermain dengan teman sebayanya.

Hembusan angin malam mengayun menghanyutkan diriku tenggelam dalam lamunan sunyi.

Aku tahu, aku bukan remaja biasa

Maksudku...

Aku tetap berbuat hal-hal pada umumnya

Memasak bersama ibuku

Bermain social media

Aku sangat mahir dalam kesenian bela diri

Aku suka membaca novel, menontong film, berwisata alam

Dan juga menulis sebuah karangan maupun cerita pengalaman

Tidak lupa dengan film-film action yang sering kali aku tonton do akhir pekan

Seperti bumblebee, mission impossible, the night comes for us, dan masih banyak lagi

Sehingga membuat ibuku kesal karena lebih banyak waktu yang ku luangkan untuk bermain-main, anggapnya..

Sehingga untuk memecahkan soal-soal matematika yang diberikan guruku di sekolahpun menjadi agenda yang diakhiri

Dan juga aku selalu berkhayal berada di puncak tertinggi dunia bersama orang yang kucintai dan mencintaiku

Seperti remaja-remaja lainnya yang memiliki begitu banyak impian dan ambisi yang ingin dicapainya

Hanya saja aku terlihat biasa

Saat aku melakukan hal itu

Bahkan kehadiranku seperti tidak biasa dikalangan remaja seusiaku

Aku menyukainya tetapi malah menikahi yang lain

Seperti itulah ungkapan diriku

Karena aku tidak melakukan yang mereka lakukan

karena aku tidak sepenuhnya seperti yang mereka kira

karena aku tidak mengira akan seperti yang tidak mereka duga.

Sepertinya waktu sedang memusuhiku

Mematahkanku ketika aku mulai tumbung kembang

Aku annoma, aku tak bernama
Aku entah, aku tak sah
Aku ilegal, aku tak dikenal
Aku terlupa, aku tanda tanya
Aku apa?, aku siapa?
Aku si fulanah, aku sekian.

Dan tentu saja dunia tetap masih tak menganggapku ada
Meski aku telah menjadi penduduknya.

Namun itu semua akan sirna atas kehendakNya

Entah seperti apa kujalani proses berjalanannya

Kucoba merubah agar tak seperti yang ada didalam prasangka mereka 

Namun akan mereka rasa ketika waktu menyembuhkan semua luka.

"those who think badly about us actually spend a lot of time and precious thoughts". -me-



DhiyaWhere stories live. Discover now