PROLOG

17 0 0
                                    

"Allah akan mencintai kita, jika kita selalu libatkan Allah dalam kehidupan kita, Allah akan senang jika hamba-Nya meminta dan memohon, itu berarti kita sangat sangat membutuhkan-NYA, Allah tak meminta apapun pada kita, tapi yang kita pinta semuanya diberi oleh Allah tanpa terkecuali. Lantas masih pantaskah untuk tidak bersyukur pada-Nya?." ujar ustadzah dengan antusias didepan para ummahat.

Sejenak pikiranku tertuju pada seseorang yang akhir-akhir ini entah kenapa sangat mengganggu,"Astagfirullah..." ucapku mengembalikan pikiran dan kembali fokus memperhatikan ustadzah.

                      *****🌈*****

Hari senin tiba kembali,memberikan sejuta harapan dan impian ketika kaki menginjakkan langkah di depan pintu gerbang sekolahku ini. "Alhamdulillah Ya..Allah Engkau telah memberikan nikmat yang banyak di pagi hari ini" ucapku lirih dengan wajah menengadah ke atas langit sambil tersenyum.
"Dooorr....pagi-pagi udah senyam-senyum sendiri, hayo...ada apa?cerita dong" kata vidia sambil memukul bahuku di belakang.
Aku berpura-pura berlogat seperti orang yang sedang berpikir sambil mengetukkan jari telunjuk ke dagu"eemm...kasih tau ngga ya??"
"Ya..udah kalau ga mau kasih tau," potong suara vidia dengan nada kekecewaan."Daaah..."
Akupun tersenyum melihat kepergian Vidia yang berlari bagai dikejar penjahat."Ada ya...anak yang kaya gitu,tapi aku sayang si.."
Baru beberapa detik kepergian Vidia suara bel berdering sangat nyaring ditelingaku, akupun mengamati keadaan sekitar yang dipenuhi siswa-siswi menuju ruang kelas masing-masing. Namun, ketika aku memutuskan untuk berlari, ada satu orang yang memperhatikanku, dan itupun langsung kepergok, instingku menyuruh untuk mendongak ke arah empunya.Tatapan kami bertemu seperkian detik,mungkin 2 detik.

Jejak RihlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang