01(SMA)

20 1 0
                                    

Happy reading~~

Namaku Nabila Putri Humaira. Alhamdulillah ditahun ini aku berusia 17 tahun, dan masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk menatap dunia ini.
Muhammad Fathan, ini abangku yang baik sekaligus nyebelin,tapi aku sayang, dia itu ojek online pribadiku.
Ayah dan Ibuku sama-sama sibuk, tapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk bersama anak-anaknya.

💒rumah💒

"Bil, Ibu mau berangkat lagi ke apotek ya...itu dimeja makan udah ada lauknya,tinggal ambil aja" ucap ibuku menunjuk kearah meja makan.
"Siap ibu boss" Bila menunjukkan deretan gigi putihnya,seraya hormat menghadap ibunya.
"Nanti pulang sekolahnya,abangmu jemput"saut ibu
" Iya bu,tapi bilangin ke bang Fathan jangan lama jemputnya"suara kencang Bila menggelegar ke seisi rumah, sambil tongak-tengok mencari keberadaan bang Fathan. "Ngga mi, Bila boong tuh,kan perjalanannya aja yang lama"
"Ya kali,cuma 10 menit doang, abang tuh dandannya yang lama,huhh" ucapku dengan ekspresi meledek.

~~~~~~~🍃🍃~~~~~~~~

Pukul 09.12 pelajaran di sekolah sejauh ini masih diikuti dengan baik olehku, entah nanti kedepannya.
Mood perempuan itu cepat berubah-ubah. Inilah yang dialami diriku, gara-gara tadi ulangan fisika,yang diajarin apa?yang keluar apa? Gimana ga kesel coba, kita disini udah berusaha tetep aja belum bisa, ya...sudah dengan penuh keterpaksaan aku mengumpulkan lembaran jawaban dengan berat hati.
"Bil, kantin yuk, takut nantinya keburu rame" Ucap Zahra.
"Bentar ya, lagi beresin buku dulu, ehh.. Iya lupa aku tadi disuruh nganterin buku ke ruang guru,duluan aja gapapa" jawabnya dengan rasa bersalah.
"Iya duluan aja pala mu, orang buku banyak kaya gini, mau diangkat sendirian gitu?, turun tangga lagi, ya... Kali sebagai teman ga ikut andil nolongin"
"Makasih cans"
"Sama-sama, Bilaaa"

Jarak kelasku dan kantor guru cukup jauh, jadi wajar saja jika diriku sedikit lelah mengangkat beberapa buku yang tebal ini, Aku dan Zahra memutuskan untuk berhenti sejenak dan menaruh buku tersebut didepan teras kelas, yang entah kelas berapa, diriku tak peduli. Tiba-tiba bel masuk berbunyi, para murid memasuki ruang kelasnya masing-masing.
Eh.. Sebentar deh, kayaknya kelas yang didepan aku malahan pada keluar. Emmm... mungkin tadi jam istirahatnya ditabrak, jadi barulah mereka beristirahat di jam pelajaran.
Kadang kesel si, kalau ada guru yang memakai jam istirahat untuk melanjutkan pelajarannya. Anak-anak udah senang bel istirahat berbunyi, Ibu guru bilang " sebentar ya, kita lanjutkan saja materinya sedikit lagi nanggung, biar pas pertemuan selanjutnya kalian tinggal review saja".
Ingin ku berkata halus kepada Bapak/Ibu guru gerutuku dalam hati.
"Astaghfirullah" ucapku lirih.
dosa loh mengumpat apalagi kepada guru kita, bukan kepada guru saja, tapi kepada semua orang.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ


“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)

Sifat orang beriman pula tidaklah mengumpat dengan perkataan dan tingkah laku. Ancaman bagi mereka yang mencela seperti itu jelas sekali dalam ayat berikut,

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al Humazah: 1)

Ayat ini adalah ancaman bagi orang yang mencela yang lain dengan perbuatan dan mengumpat dengan ucapan. Hamaz adalah mencela dan mengumpat orang lain dengan isyarat dan perbuatan. Sedangkan lamaz adalah mencela orang lain dengan ucapan.

Jejak RihlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang