I

297 47 11
                                    

Sehun memandang datar segerombolan pria yang memasuki hutan dengan sebuah koper.  Langsung saja ia melompat dari cabang pohon yang ia tempati ke cabang pohon pinus yang lain. Ia penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan, jarang sekali manusia datang ke daerahnya. Beruntung saat ini ia sedang tak lapar, jika iya sudah pasti mereka jadi santapannya.

Mata tajam nya terus melihat kegiatan mereka hingga seorang pria yang membawa koper memberi isarat dengan gerakan tangan. Pria yang lain mengangguk lalu menggali lubang, si pria yang membawa koper meletakan koper yang ia bawa, Sehun mengernyit ia menatap koper itu lama.

Seseorang diantara mereka membuka koper itu, mata Sehun berubah bewarna merah darah saat melihat seorang gadis berada di dalam koper dengan posisi tertekuk. Si pria menepuk-nepuk pipi sang gadis hingga si gadis melenguh, namun menjengit kaget saat mendengar lolongan serigala. Ia memandang langit yang berhias bulan purnama lalu menyuruh teman-temannya berhenti menggali.

"Ada apa tuan?" si pria yang tadi membawa koper bertanya. Si pria yang dipanggil tuan tadi hanya diam sambil menutup kembali koper itu, ia menyuruh bawahannya membawa koper kemudian berjalan menyusuri hutan. Sehun terus mengikuti mereka. Para pria itu berhenti di tebing curam, mereka mengangguk lalu memberikan koper itu kepada si bos.

Si tuan membuka kembali kopernya, ia mengelus rambut panjang si gadis lalu mengecup kening si gadis. "Buang!" perintahnya dingin. Anak buahnya mengangguk, setelah menutup koper mereka melempar koper itu dengan mudahnya tanpa rasa bersalah padahal masih ada nyawa di dalamnya.

Sehun tersenyum miring, para manusia memang begitu. Setelah mendengar bunyi gedebuk yang berasal dari koper tersebut mereka kemudian pergi dengan santai. Segara saja Sehun melompat menuruni tebing, ia melihat koper tersebut sudah terbuka dengan kondisi nyaris hancur dengan si gadis yang tergeletak tak berdaya di tanah.

Kaki jenjang nya berjalan mendekati si gadis, tubuh si gadis penuh dengan luka dan darah. Sehun melihat darah yang keluar dari kepala si gadis, mata sehun berkilat. Jarinya mencolek darah dari sana, membauinya, kemudian menggeram karena bau darah gadis yang sekarat ini benar-benar memabukan.

Sehun menjilat darah ditelunjuknya, ia kembali menggeram dengan ekspresi nikmat di wajahnya. Rasa laparnya muncul secara tiba-tiba. Sehun menyeringai. Ia mendekati wajah si gadis, nafas putus-putus si gadis menerpa wajahnya. Sehun membuka mulut, hendak memangsa korbannya, namun rintihan si gadis membuat sehun memundurkan tubuh.

Mata itu terbuka, Sehun terbuai melihat mata bulat teduh bewarna hitam itu menatapnya memohon. Si gadis kembali merintih, Sehun hanya diam melihat si gadis yang berusaha menyeret tubuhnya yang penuh luka parah, ketika tangan itu berhasil menggapai sepatunya Sehun tak bisa berpaling.

"..to-tolonghh.."

Sehun hanya diam, ia menatap datar si gadis yang memohon kepadanya. Gadis ini berada di antara hidup dan mati, dan sudah pasti para dewa  kematian akan datang sebentar lagi ke daerahnya.

"Kumo-hhh..on..t-tuan..hiks.."

Gadis ini mulai menangis, nafasnya yang sudah sesak itu bertambah sesak saat ia mulai terisak. Sehun merasa aneh dengan dirinya saat melihat wajah kotor penuh luka itu memohon kepada nya.

"Aku akan menolongmu". Sehun berjongkok, ia menarik dagu gadis itu hingga si gadis mendongak menatap nya. Sehun menyingkir helai rambut yang menutupi mata indah si gadis.
"Tetapi kau harus membayar dengan harga mahal".

Gadis itu mengangguk, mau tak mau Sehun tersenyum miring melihat harapan di kedua mata si gadis.
"Harga yang harus kau bayar adalah jiwa mu". Wajah kaget si gadis tak luput dari mata sehun. Si gadis terlihat diam beberapa saat kemudian mengangguk lemah. Sehun tersenyum, ia mengecup leher si gadis hingga gadis itu merintih sakit, sehun hanya diam.

Ia menatap tangan kanan nya yang sudah memiliki tanda kontrak, Sehun tersenyum ia bangkit sembari megendong gadis yang kini sudah pingsan kemudian membawa menuju kastil nya yang berada di tengah hutan.


Tbc

Hehehe ini tuh aku bikin masa2 aku cinta Sebas-chan, sekarang sih masih cinta:'). Pokonya ini tuh ff uda lamaaaaaaa bgt, jadi yah maaf kalo idenya kekanakan ato pasaran banget, maklum aku bikin nya pas zaman alay. Aku pub karena sayang aja kalo diapus engga berbekas/?.  wkwk semangat buat semuanya~~~

P.s. sorry for typos:))))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Butler Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang