Soraru

7.4K 186 21
                                    

Genre: Rape, Masturbation, Lemon

Cast: Psycho!Soraru X Maso!Reader

Request: RyokoM

4161 Word

=~=~=~=


Salju kembali turun dengan teratur, menutupi sekitar dengan serutan es tebal. Hawa minus yang semakin menusuk tulang juga turut menggerayangi. Memaksa orang-orang tetap mengenakan pakaian tebal dan topi rajutan mereka.

Uap dingin berhasil lolos dari kedua belah bibir merah cerah seorang gadis dengan surai [Hair Colour]. Tangannya terus bergerak saling menggesekkan satu sama lain demi menghilangkan suhu minus yang terserap. Badannya bergetar karena terus terserang hawa dingin dimalam hari, ingin dirinya segera berada di ruangannya agar bisa menghangatkan diri.

Satu blok lagi maka apartemen yang ditinggalinya akan terlihat. Dipercepat laju larinya sedikit, tangan bergerak memeluk tubuhnya sendiri, salahnya sendiri berpergian tanpa menggunakan syal dan sarung tangan.

Uap-uap dingin yang sedari tadi keluar dari mulutnya perlahan memudar. Dirinya kini sudah berada di lobi apartemen yang dimaksud, hendak berjalan menuju lift. Tapi tangannya terhenti dikala netra [Eye Colour] miliknya menangkap postur seseorang yang terburu-buru menuju lift tempatnya berdiri saat ini.

"Astaga-Hahh... Hhh.. terima kasih sudah menahan lift ini untukku.." ujarnya terengah.

"Y-Ya.. Sama-sama.." balas si gadis membuang muka, sama sekali tidak menyadari adanya seringai tipis yang terlukis diwajah lelaki disebelahnya.

Reader's Point of View

Pintu lift tertutup setelah tanganku menekan angka enam, tanda apartemen milikku berada dilantai enam gedung ini. Jariku saling bergelut gugup menyadari hanya ada aku dan lelaki bersurai hitam legam ini. Padahal hanya berdiri disampingnya saja, tapi ada sesuatu yang basah didalam rokku. Oh ayolah, kenapa lift ini rasanya sangat lambat!?

"Kau baik-baik saja, nona?" suara maskulin lelaki itu menarik kesadaranku kembali. Kudongkakkan kepalaku memberanikan diri menatap wajahnya.

Deg!

Baru sedetik melihatnya saja langsung membuatku memalingkan wajah. S.. Sial, wajahnya sangat tampan. M.. Maksudku! Lumayan tampan! Diriku bodoh sekali, t.. Tapi tidak bisa kupungkiri wajahnya memang luar biasa mempesona. Wajahnya membuatku---

"Um.. Nona?"

"Y.. Ya!?" teriakku tak sadar, membuatnya terkekeh kecil. Astaga, bahkan suara tertawanya saja begitu.. Hah! Sadarkan dirimu [Your Name]! Kau persis seperti orang mesum sekarang!

"Tidak perlu berteriak nona, disini hanya ada kita berdua."

Tidak ingin terkena serangan jantung lagi, kurespon tuturannya dengan satu anggukan ragu. Gawat, aku harus bisa menahannya. Sepertinya aku akan kelepasan lagi kali ini, aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi.

Ting!

Lantai enam! Sudah sampai!

Langsung saja kakiku berlari kuat menuju pintu apartemenku. Napasku terengah, bukan karena berlari, tapi ransangan yang terus menghujani tubuhku-lah pelakunya. Tanganku merengsek masuk kedalam saku celana demi mencari kunci untuk membuka ruang apartemen milikku.

- privacy time | various!charTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang