Genre; Masturbation, Rape, Anal, Lemon
Req; RyokoM
Word; 1510
• • •
Yumeno Gentaro terus menatap khawatir ke arah wanita sepantaran dengan helai surai [Hair Colour] yang diikat sanggul dan menyisakan sedikit anak rambut di tepi wajah. Pasalnya wanita tersebut terlihat tidak begitu sehat dari segi air muka dan juga keadaan fisik, bahkan pegawai kantor penerbit tempat mereka berada saat ini pun berpendapat demikian, tetapi si wanita hanya tersenyum lemah sembari mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan hanya sedikit merasa penat akibat pekerjaan menumpuk bulan ini, mengingat tenggat waktu deadline proyek novel salah satu novelis hampir usai. Rekan seperkantoran- khususnya lelaki- banyak menawarkan diri untuk membantu pekerjaan sang wanita entah sekedar modus untuk mendekat atau sejenisnya yang tentu saja ditolak dengan alasan tidak ingin merepotkan.
"Kau yakin baik-baik saja?" tanya Gentaro seiring berjalan mendekat kemudian mengelus pelan pipi sang wanita yang basah karena banyaknya peluh keringat berlebih kemudian menyerahkan segelas air. "Aku bisa bilang ke atasanmu jika kau sedang sakit, [Name]. Ini, minumlah dulu."
Yang ditanya hanya memberikan senyum lirih kemudian menggeleng pelan, "Aku baik-baik saja, Gen."
Gentaro mendengus, "Katakan itu pada dirimu yang nyaris jatuh dari tangga tadi." balasnya kemudian berganti mengelus pucuk surai sang wanita sebelum kembali memasukkan tangannya ke dalam saku Kuromontsuki dan berjalan menjauh.
Gentaro terkekeh.
[Name] menggigit bawah bibirnya, entah menahan pening berlebih atau karena hal lain. Kakinya berusaha bangkit menahan beban tubuh, berjalan tertatih menuju luar ruang kerja- yang tentu saja menimbulkan kekhawatiran dari rekan sejawat sehingga refleks melontarkan bantuan kala penopang tubuh sang wanita bergetar disertai keringat lebih, dan lagi-lagi ditolak karena alasan yang sama, tidak ingin merepotkan. [Name] berjalan melewati lorong demi lorong hingga tujuannya pada lift kantor. Didapatinya lift dalam kondisi kosong alias tak ada siapapun di dalam, ditatapnya nanar isi lift tersebut kemudian perlahan masuk dengan langkah rapuh.
Matanya terpejam kala sepasang tangan bergerak memeluk dirinya, napasnya memburu, badannya semakin melemas. Jari berusaha menekan tombol bertuliskan angka 1. Tepat saat pintu lift menutup, badannya sukses oleng.
"Sudah kuduga kau tidak baik-baik saja," alunan merdu sebuah suara memasuki pendengaran [Name], dan saat itu pula ia sadar sedari tadi badannya tengah berada dalam kukungan sang rekan kerja, "kita akan pulang sekarang."
Manik mengerjap, sedikit mengernyitkan kening sembari berusaha membalas tatapan dalam pria dengan surai cokelat cerah tersebut. "G-Gen..?"
Pemilik nama hanya melontarkan senyum yang mampu membuat rona merah bertengger penuh di wajah [Name] karena melihatnya saja, meskipun wajahnya memang sudah memerah sedari tadi, sukses memancing Gentaro bergerak semakin dekat. Wajahnya mendekati lekuk leher sang wanita, mengendusnya pelan. Mampu membuat [Name] merinding di tengah kondisi lemahnya, netral [Eye Colour] semakin sayu- nyaris tertutup. Gigi mengeras bagai sedang menahan sesuatu yang luar biasa.
Tombol ditekan lama.
[Name] mengejang, matanya membulat disertai bulir bening yang siap tumpah pada ujung netra. kain rok semakin diremas kuat, ia berusaha untuk tidak-
"Keluarkan saja desahan indahmu itu, sayangku," bisik Gentaro kemudian menjauh dan menyender pada dinding lift, seakan tidak terjadi apapun. Benar-benar santai, "lagipula hanya ada kita berdua di sini."
![](https://img.wattpad.com/cover/178866004-288-k53925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
- privacy time | various!char
Fanfic"It's time for our personal time to begin." "Saatnya bersatu dalam cinta." [•] - cast: various!chr X reader - privacy time © mocchacafe