2

135 23 17
                                    

"Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan
Semua tak 'kan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti"

Gadis cantik itu bersenandung sambil menggoes sepeda gunungnya yang anehnya tidak ia bawa untuk berjalan-jalan ke gunung. Malahan ia sedang berkeliling memutari jalan, Ia mengitari kompleks tempat tinggalnya yang baru.

"Kak Iyel dimana ya? Main basket gak ngira-ngira.. udah jam berapa nih.." Guamnya pelan. Kemudian ia menggoes sepedanya lebih kencang lagi.

"Udah jam 11 nih... pulang aja kali ya.. gue gak mau item akibat terus panas-panasan.. hm... yaudah lah... Kak Iyel kan udah gede juga.."

Gadis yang bernama lengkap Allysa Saufika Umari itu atau panggil saja Ify, akhirnya menggoes sepedanya lurus searah dengan jalan raya yang terpampang rapi di depannya.

'Duk duk duk'

BRAK

"Adaw..."

Mata Ify membulat sempurna. Sepedanya menabrak seseorang yang tadi sedang berlari mengejar bola orange ke tengah jalan.

"Sorry sorry.. gue gak sengaja..." Ify turun dari sepedanya kemudian membantu orang itu berdiri.

"Kalau gak bisa main sepeda, gak usah nyoba-nyoba main! Kalau lo nyelakain orang gimana!" Sahut orang itu, Ify langsung kicep.

"Maaf... gue kan gak sengaja..." Ify menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kemudian matanya membulat lagi saat ia melihat bola basket bertengger manis di tangan orang itu.

"Lo suka main basket? Disini?" Tanya Ify antusias.

"Kalau iya kenapa? Kalau nggak kenapa?" Tanya orang itu malas.

"Berarti lo kenal kakak gue dong! Lo kenal gak? Namanya Gabriel.. tapi panggilannya Iyel.. dia Kapten Basket.." Jelas Ify.

"Oh.. Iyel? Ya.. gue kenal.. kenapa?"

"Dia ada dimana sekarang? Mama nyariin... katanya suruh pulang"

"Ikut gue"

Cowok itu kemudian melangkah pergi lalu Ify mengikutinya dari belakang. Ify bertanya banyak hal kepada cowok Itu, mulai dari Sekolah dimana, kelas berapa, hobby apa, tinggal dimana. Sampai pertanyaan tidak penting seperti, anak keberapa, bahkan baju ukuran apa.

Cowok itu hanya meladeni Ify sekenanya saja. Ah.. Ify lupa, tidak bertanya satu poin terpenting dalam perkenalan. Yaitu, nama.

Hingga sampailah mereka ke sebuah lapangan berukuran seluas lapangan basket dengan beberapa laki-laki disana.

"Yel.. ada yang nyari.. lo di suruh pulang.." Sahut cowok tadi. Terlihat, seorang cowok yang sedang meminum air mineral kemudian tersedak karena ucapan cowok itu.

"Siapa Yo?" Tanyanya sambil menghapus air yang meleber kemana-mana.

"Jorok lu Yel! Dasar bayi!" Iyel hanya cengengesan karena mendengar komentar dari temannya yang lain.

"Tuh di belakang! Adek lo mungkin.." Cowok yang dipanggil 'Yo' itu hanya menggidigkan bahu.

"Adek gue? Siapa adek gue ada dua.."

"Cewek"

"Oh.. Si Ify?" Iyel kemudian melihat ke arah yang dimaksud cowok tadi, dan benar ia menemukan Adik cantiknya itu berdiri disana sambil memotret sesuatu.

"Fy.. lo disini? Lo gak nyasar? Yaampun.. suruh siapa lo kesini? Lo gak kenapa-kenapa kan? Gak luka? Gak lecet kan? Gak ada yang jahatin lo kan?" Semua orang hanya bengong melihat tingkah sok perhatian Iyel.

SEMPAT MEMILIKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang