PERTAMA

62 14 2
                                    

Wati, Siswi SMA NEGERI 6 Yogyakarta merupakan siswi yang masuk kedalam kategori alim. Ya, karena ia memang masuk organisasi rohis di sekolahnya. Bukan hal mudah untuk Wati berada di posisinya saat ini. Tetapi semua usaha yang Wati lakukan tidak menghianati hasilnya.

Wati kini duduk di kelas 11, jadi sudah hampir 2 tahun ia berada di SMAN 6 ini. Ia juga terkenal sangat pintar di angkatannya dan sangat terkenal humoris. Banyak teman yang ia kenal karena sifat Wati yang mudah bergaul dengan siapa saja.

Walaupun Wati mudah bergaul dengan siapa saja. Tetapi ia hanya memiliki 2 sahabat yang sudah dianggapnya seperti saudara sendiri. Disamping itu, Wati sangat jaga jarak dengan teman cowoknya. Karena memang itu salah satu perintah Allah SWT untuk kita menjaga jarak antar lawan jenis. 

Wati juga sangat aktif mengikuti berbagai organisasi/eskul yang ada disekolahnya. Pada pukul 5 sore ia telah selesai mengikuti eskul musik. Disaat salah satu teman cowoknya ingin bergegas pulang, seperti biasanya mereka bersalaman dulu atau sekedar tos. Ketika giliran Wati, ia hanya menelungkupkan kedua tangannya kedepan dada disertai sedikit senyum lalu menundukkan pandangannya.

Itu adalah salah satu penolakan dengan cara yang halus dan tetap menghargainya. Dan hal itu sudah biasa ia lakukan kepada teman cowoknya.

Walaupun ia masih berada dilingkungan yang ada lawan jenisnya, tetapi ia tetap berusaha menjaga pandangan. Tak lupa menjauhi larangan yang sudah Allah SWT perintahkan pastinya.

Memang tidak mudah ketika melakukan ini semua. Karena ia masih berada pada lingkungan yang mana isinya anak remaja gaul. Bahkan tak jarang wanita yang sedang dalam proses hijrah ini dibicarakan dibelakang. Dari yang mengatainya sombong, sok suci, dll.

Oleh karena itu, kita bisa mencontoh sikap yang Wati lakukan mulai sekarang juga. Menjaga pandangan lah salah satunya, Insya Allah dari hal sekecil itu kita akan mendapat pahala dan mencegah adanya zina.

••••

"Assalamualaikum Wat, Wati", Nurlita pun memanggilnya. Sudah beberapa kali tetapi belum mendapat respon dari Wati.

"Wati gue disini" masih belum merespon juga.

Nurlita, sahabat Wati itupun menepuk bahu Wati beberapa kali baru wanita yang tengah melamun itu tersadar dari lamunannya.

"Eh iya, kenapa Ta?" spontan ia menjawab seperti itu karena sedikit kaget.

"Wati, gue tadi salam. Dijawab dulu dong" lanjut Nurlita

"Waalaikumsalam. Eh maaf Ta gue nggak denger tadi"

"Lo kenapa sih? Ada masalah?" tanya Nurlita.

"Ah enggak Ta, lagi nggak ada kerjaan aja tadi" jawabnya begitu. "Btw, ada apa Ta?"

"Tadi gue sama Eka baru sadar kalau lo nggak ikut kita ke kantin, habis itu hp gue kebetulan ketinggalan jadi gue balik ke kelas, terus ngeliat lo malah ngelamun"

"Hehe, terus udah lo ambil hp nya?"

"Udah, ni hp nya" sambil mengangkat hp nya agar Wati melihatnya. "Gue mau kekantin lagi, lo mau ikut nggak?"

"Ah iya nanti gue nyusul, duluan aja Ta" jawab Wati.

Setelah Nurlita meninggalkannya, Wati segera merapikan kerudungnya yang sedikit berantakan karena ia menyender ke tembok.

Saat itu, kelas benar-benar sedang kosong, hanya ada Wati. Pada saat istirahat semua bergegas kekantin karena perut mereka pasti sudah keroncongan.

••••

Ketika berjalan menuju kantin, Wati selalu menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengan lelaki. Lain hal nya jika ia melihat perempuan ia langsung menyapa nya atau hanya sekadar senyum.

Wati juga sempat mengobrol dengan kakak kelasnya untuk masalah kajian yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi oleh anggota rohis, termasuk dirinya.

Pada saat Wati sampai dikantin, ia langsung memesan makanan dan  mencari-cari dimana 2 sahabatnya itu duduk.

Beberapa detik kemudian Eka melambaikan tangannya ke Wati agar menoleh kearahnya.

"Oh itu Eka sama Nurlita" katanya dalam hati.

Mereka sudah pasti tidak teriak ketika bersuara. Apalagi kantin sedang ramai. Mereka tidak mau menjadi pusat perhatian. Ya, Wati, Eka, dan Nurlita sudah sangat peka kalau salah satu dari mereka hanya memberi aba-aba atau kode seperti yang baru Eka lakukan.

"Eh Wati, lo pesan apa tu?" tanya Nurlita.

"Gue pesen nasi, telor, sayur aja nih. Kalau minumnya udah kalian pesankan kan pastinya, hehe" seraya meringis kearah Eka dan Nurlita.

Untuk masalah minuman, memang selalu begitu. Wati nitip pesanannya kepada Eka ataupun Nurlita. Dan Eka juga Nurlita pun sudah hafal pesanan Wati, yaitu sebotol air putih.

15 menit kemudian bel pun berbunyi, Wati beserta 2 sahabatnya segera kembali ke kelas karena ada pelajaran yang gurunya bisa dibilang "killer".

Eka dan Nurlita pun dengan langkah terburu-terburu berhasil mendahului Wati. Namun tali sepatu Wati lepas, ia ingin mengikatnya tetapi harus segera mengejar Eka dan Nurlita.

"Eka, Nurlita tunggu gue... bruk!" Wati tak sengaja menabrak seorang yang diduganya cowok bertubuh tinggi. Dengan gerak cepat Wati langsung berdiri dan meminta maaf.

"Mmm maaf kak, ga sengaja" seraya ia menundukkan pandangannya ditambah malu juga merasa tidak enak sekali.

"Iya gapapa" jawaban singkat dari cowok tinggi tersebut.

••••

*Wahh siapa tuh cowoknya? pantengin terus yaa❤❤

*Maafin ceritaku yang masih amatiran ini🙏

*Ditunggu part selanjutnya!! Terimakasihh😊

WATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang