KEDUA

22 7 0
                                    

"Eka, Nurlita tunggu gue... bruk!" Wati tak sengaja menabrak seorang yang diduganya cowok bertubuh tinggi. Dengan gerak cepat Wati langsung berdiri dan meminta maaf.

"Mmm maaf kak, ga sengaja" seraya ia menundukkan pandangannya ditambah malu juga merasa tidak enak sekali.

"Iya gapapa" jawaban singkat dari cowok tinggi tersebut.

Kalau kalian pikir itu doi nya Wati, sudah pasti kalian salah besar wkwkw

Wati pun memberanikan diri menatap cowok yang ia tabrak itu dan ternyata itu Kak Malik, kakak sepupunya.

"Loh kak, kok bisa disini?"

"Kamu lupa? Aku kan alumni sini juga" jawab Malik.

"Ih, bukannya aku lupa, Kak Malik aja yang nggak pernah cerita".

Malik Abraham, kakak sepupu Wati ini memang sangat terkenal pendiam dan tertutup dikeluarganya, jadi sangat wajar kalau Wati tidak tahu akan hal itu.

"Hm ya" jawab Malik. Kalian bisa membayangkan bagaimana sebalnya Wati menghadapi kakak sepupunya itu kan.

"Terus kesini mau ngapain?" tanya Wati.

"..."

"Ah lama banget jawabnya, keburu Mail nikah sama Mei-mei".

" Garing" kata Malik

"Ngeselin. Aku duluan ya, ada pelajaran Bu Jenab habis ini" kata Wati seraya mengucap salam kepada Kak Malik.

•••

Akhir-akhir ini alam sedang tidak bersahabat rasanya. Terkadang raut wajahnya sangat ceria, tetapi tak jarang juga sayu, bahkan menangis sudah hal biasa yang sering ia lakukan akhir-akhir ini.

Dan itu membuat pelajaran Bu Jenab seperti mendengarkan cerita dongeng bagi Wati dan semua teman sekelasnya.

Tetapi mereka tidak bisa melakukan hal-hal seperti jam pelajaran lain. Dengan tidur, main hp, atau makan contohnya. Saat ini mereka hanya berusaha memerhatikan guru Matematikanya itu walaupun nyawa mereka tinggal 1/3.

"Aldi, seru ya game nya" sindir Bu Jenab.

"Yoi bro, gue udah nge kill 11 kali dong"

Doni, teman sebangku Aldo hanya menyikut-nyikut Aldo agar ia sadar Bu Jenab sedang menyindirnya.

"Apasih bro? Lo iri? Ntar gue mainin tempat lo deh" Aldo pun malah membalasnya seperti itu.

"ALDO BAIHAQI KELUAR KAMU!!!"

Aldo kaget, karena namanya dipanggil guru killer itu dengan nada yang tidak sewajarnya.

"Taa...tapi bu"

"KELUAR!!! SEKARANG JUGA!"

"HP KAMU JUGA IBU SITA!"

Tak bisa menyela lagi, akhirnya Aldo pasrah memberikan HP nya ke Bu Jenab dan keluar  dari kelas sesuai perintah Bu Jenab tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang