2. a little broken

559 74 15
                                    

Saya harap kalian tinggalkan jejak..
thanks and lofs u!<3

Happy reading!

• My Abnormal Boss •

"Siapin diri kamu, sebentar lagi kita istirahat. Saya peka kamu kelaparan, kok."

Dalam hati Dipa mendengus sahutan atasannya, kemudian mengangguk patuh sebelum di ujung telepon kembali bergumam.

"Jangan pake bedak, atau semacamnya yang bikin saya nggak nafsu makan."

"Iya.."

"Iya apa?"

"Iya, pak, saya nggak pake bedak atau lipstik. 'kan lipstik saya di bapak."

"Dipa.." Johnny sedikit memelankan panggilannya, lalu sang empu berdeham. "Lipstick kamu nggak sengaja saya buang, nggak sengaja, seri-"

"KOK BISA KEBUANG?"

"SAYA NGGAK SENGAJA, KOK KAMU NGEGAS? UDAH BERANI SAMA SAYA, YA? GAJI KAMU MAU SAYA POTONG 15 RIBU?"

Dipa sontak menjauhkan gagang telepon dari telinganya, menjauh dari gemaan bossnya. Dipa kemudian mengelus dadanya setelah suara nyaring tersebut telah berakhir, ada rasa menyesal karena tadi tidak sengaja berteriak membuat sang empu yang berada di ujung telepon ikut berteriak.

Ia menggaruk tengkuknya bersamaan dengan gumaman maaf yang berkali-kali ia gumam kan pada atasannya. Namun sang empu menghela nafas ketika sambungan tiba-tiba terputus. Ada rasa penyesalan yang tercampur rasa kecewa sekaligus. Mencoba mengingat kemudian bahunya merosot tiba-tiba, lipstick yang kebetulan gratisan dari temannya lenyap begitu saja.

Dipa menopang dagunya, menatap lurus layar komputer di hadapannya. Punya boss kok dodolnya ampe ke DNA, tau kok itu lipstik gretongan, seenggaknya menghargai, kek.

"Maaf, ya?"

Dipa hampir terlonjak kala suara berat membuyarkan pikirannya. Ia langsung berdiri dengan sedikit kegugupan yang di tutupi senyumannya. Lalu mengangguk membalas kalimat terakhir yang sempat di tangkap barusan.

Johnny mengernyit menatap gadis di hadapannya, kemudian mengulangi kalimatnya. "Maafin saya, ya?"

Gadis itu sedikit tertegun menatap atasnya tak percaya, sedetik kemudian ia mengangguk. "Iya, pak, santai aja." sahutnya sedikit terkekeh membuat Johnny lega.

"Syukur, deh, kalo kamu udah nggak marah. Saya kira kamu bakalan minta ganti yang lebih mahal, ternyata enggak. saya kecewa, sih." Johnny memelankan gumamannya sedikit di akhir kalimatnya.

Dipa mengernyit. "Saya nggak kepikiran kayak gitu, kok, pak. Ya walaupun bapak bisa gantiin, tapi kayaknya nggak perlu." Dipa menarik ujung bibirnya. "Karena saya nggak berhak menuntut itu, lagi pula bapak boss saya. Saya bisa beli sendiri, pak."

Sahutan bawahannya barusan membuat hati Johnny sedikit tertegun. Pasalnya gadis itu seperti menolak dirinya secara halus dengan tidak langsung. Johnny sadar, Dipa sangat profesional dalam pekerjaan sampai Johnny dengan tiba-tiba sedikit kagum dengannya.

Rasa kagum dengan rasa suka tak jauh beda, bukan?

"Saya tunggu di mobil." Johnny melengos pergi membiarkan Dipa menatapnya bingung.

Gue... nggak salah ngomong, kan?

• My Abnormal Boss •

"Saya mau tanya, boleh?"

Dipa membenarkan posisi duduknya sebelum mengangguk. Ia menatap Johnny yang sedang mengelap bibirnya sembari menunggu pertanyaan dari sang atasan.

"Jangan tegang, saya ngga akan ngapa-ngapain kamu." Dipa hampir melotot kalau saja tidak ingat siapa yang duduk di hadapannya. "Saya cuma mau tanya, kenapa kamu nggak cari cowok? nggak ada yang mau sama kamu, ya? nggak heran saya."

Dipa sedikit mengambil nafas secara perlahan sebelum menjawab pertanyaan sang atasan. "Maaf, pak, saya tidak tertarik buat cari cowok."

Dahi Johnny mengernyit. "Kamu normal, kan? Jangan cuma gara-gara kamu nggak laku jadinya kamu belok, gitu?" Johnny hampir tersedak karena tawanya yang pecah tiba-tiba.

Jangan cuma gara-gara kamu nggak laku jadinya kamu belok. CHOKED.

Dipa sadar, secara tak langsung bossnya menganggap remeh jawabannya barusan. Niatnya meluruskan jawaban yang belum sempat terselesaikan ia urungkan. Terselip rasa sakit dihatinya.

"Saya normal, kok, pak. saya memang nggak niat cari cowok atau apa yang bapak pikirkan, saya hanya ingin di cari oleh seorang pria. Pria yang mampu bertanggung jawab dan bisa menghargai. Saya hanya mencari itu, pak."

Johnny terdiam.

"Saya emang biasa-biasa aja atau yang bapak bilang.. nggak laku, itu bener."

Sial, gue mau nangis aja rasanya!

"Oke, saya benar."

Dipa hampir lupa kalau atasnya memang mempunyai jiwa egois dan keras kepala yang tinggi. Juga, Dipa hampir lupa siapa yang habis menjatuhkan harga dirinya barusan.

"Nggak usah di bawa perasaan soal yang tadi. Jangan di tekuk mulu mukanya, nanti beneran nggak ada yang mau sama kamu-loh, kok kamu nangis?"

Johnny tersentak mendapati Dipa yang tiba-tiba di banjiri air mata, gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangannya. Johnny mengusap wajahnya frustasi, apa kalimatnya barusan salah? kalau salah beri pria itu karena ia sama sekali tidak merasa kalimatnya ada yang salah.

"Saya tau saya jelek, nggak laku, nggak ada yang bakal suka sama saya, pake lipstick aja makin jelek, saya tau itu semua. Tapi saya mohon sama bapak, tolong hargai saya. Saya cuma minta itu.."

Johnny kembali terdiam.

"Saya terima bapak bilang saya jelek, ngga normal, tapi... bisa bapak hargai saya?"

Dipa menyeka air matanya yang membekas kemudian berdiri dengan sedikit senyum paksaan. "Saya pamit, pak. Maaf kalau saya nggak sopan."

Lalu gadis itu meninggalkan Johnny yang masih terdiam dengan sendok di tangannya yang hendak ingin menyuap. Sedetik kemudian ia mendengus dan menyelesaikan kegiatannya. Tak lama Johnny segera menyusul gadis itu dengan cepat, beruntung bawahannya masih tak jauh dari area restoran.

Johnny meraih lengan Dipa dan menyelipkan jari-jarinya pada jari kecil gadis itu, lalu tak lama membawa gadis itu ke dalam dekapannya sembari bernafas lega. Sang empu yang berada di dekapannya terkejut kaget mendapati aksi bossnya.

"Jangan pergi gitu aja, kamu bikin saya khawatir."

Pria itu semakin merengkuh tubuh mungilnya, tangannya mengelus surai Dipa dengan lembut. Sedetik kemudian Johnny berbisik, "Maafin saya bikin hati kamu sakit. Mau maafin saya, kan?"

Dipa mengeluh dalam hati, Dipa bego! gini aja baper, lemah!

My Abnormal Boss

M

aaf kalo ngga nge-feel..
part selanjutnya ada visualisasi karakter Dipa dan teman-teman botinya kok!<3

dipeacz, 2019.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Abnormal BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang