(16)

40 6 0
                                    

Mulmed : Suju KRY - Coagulation

---

Lelaki Park itu kian meremat dadanya. Rasa sesak dan penyesalan menghantam keras relung hatinya.

Lubang dalam hatinya kian menganga.

Tidak, Jimin tidak bisa menyalahkan takdir. Jika memang ada yang harus disalahkan, maka dirinya lah yang patut disalahkan. Setidaknya, itu yang ia pikirkan.

Jimin merasa hina. Ia merasa buta. Betapa ia telah menyia-nyiakan wanita yang jelas-jelas mencintainya. Wanita yang selalu ada untuknya, wanita yang senantiasa mendampinginya bahkan di saat-saat terberat hidupnya. Wanita yang telah memberikan semestanya, namun Jimin justru menciptakan kiamat yang dalam sekejap menghancurkan semesta pun dengan wanita yang memberikannya.

Bodoh.

Dengan begitu mudahnya ia berpaling pada wanita lain. Rasa yang kemarin ia yakini memang masih milik Yoon Haneul, ternyata semu. Semua yang ia rasakan hanya sementara.

Istrinya lah tempat dirinya kembali. Pelukan istrinya lah yang mampu membuat dirinya begitu tenang. Namun kini pelukan itu sudah mustahil ia rasakan. Tubuh kecil istrinya yang begitu pas dalam dekapannya itu sudah tidak memiliki eksistensi lagi dalam dunia ini.

Jimin tidak mampu menahannya lagi. Setitik air di kedua matanya yang sejak tadi ia tahan, kini luruh dengan begitu deras. Menyadari tanggal yang tertoreh pada halaman itu merupakan hari sebelum kecelakaan nahas hampir merenggut nyawanya. Namun sayang, istrinya lah yang menggantikan dirinya. Istrinya koma karena kecelakaan itu.

Jimin meloloskan isakan pilu dari bibirnya. Sesak di dada yang sejak tadi ia tahan membuat tenggorokannya sakit bukan kepalang. Seharusnya dirinya. Seharusnya dirinya yang mendapatkan imbas atas perbuatannya. Atau ini cara Tuhan untuk menghukumnya?

Sempat ada setitik harapan saat istrinya tersadar dari tidur panjangnya. Saat itu, ia mendengar suara lemah sang istri yang meminta ibunya untuk membawa sebuah buku kepadanya. Jimin sempat bingung. Mungkin buku ini yang ia maksud. Dan entah bagaimana bisa buku ini ada pada Yoongi.

Saat istrinya sempat sadar, Jimin berjanji untuk tidak akan pernah menyakiti istrinya, menyakiti keluarga kecilnya lagi. Ia memohon pada Tuhan untuk memberikannya kesempatan kedua. Ia berjanji akan memperbaiki kesalahannya.

Namun Tuhan rupanya lebih menyayangi istrinya. Tuhan memilih untuk memanggil istrinya. Untuk membawa istrinya pulang ke pangkuan-Nya. Meninggalkan Jimin yang akan terus membawa penyesalan ini sepanjang hidupnya.

Ia lalu membalik halaman buku harian itu. Sontak lututnya melemas yang membuatnya jatuh bersimpuh ketika melihat torehan tanggal terakhir dalam buku tersebut. Halaman terakhir yang berisi rentetan kalimat terakhir dari istrinya.

Jimin memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya pada lengannya. Dengan tubuh yang gemetar hebat, isakan demi isakan lolos dari celah bibirnya tanpa bisa ia tahan lagi. Raungan demi raungan memenuhi tiap sudut ruangan itu.

Ruangan ini menjadi saksi bisu betapa hancur dan betapa rapuhnya seorang Park Jimin saat ini. Ia menciptakan kiamat yang telah menghancurkan semesta yang istrinya berikan sekaligus dirinya yang hidup di dalamnya.

Mulai saat ini, Jimin bersumpah demi apapun yang ada di dunia ini. Ia akan menjaga kedua putranya dengan seluruh jiwa dan raganya. Ia akan menjaga harta terakhir yang ia miliki saat ini.

Tidak, Jimin tidak mau melakukan kesalahan yang sama hingga membuatnya kehilangan orang yang begitu ia cintai untuk kedua kalinya.

Biar ia yang menanggung beban ini. Biar ia yang memikul penyesalan yang tak akan pernah sirna dalam hatinya sampai kapanpun.

Diam-diam ia berdo'a.

Tuhan, aku mencintainya. Aku telah melakukan kesalahan hingga membuat-Mu murka padaku, hingga Kau memanggilnya ke pangkuan-Mu.

Tuhan, aku mohon. Buat ia bahagia. Katakan padanya bahwa lelaki bodoh ini sangat mencintainya. Katakan padanya bahwa aku menyesal. Katakan padanya, tak perlu mengkhawatirkan Sean dan Jinan karena aku akan menjaga mereka dengan seluruh jiwa dan ragaku.

Tuhan, aku akan menebus dosaku. Aku akan menerima hukuman dari-Mu. Aku tidak berharap banyak Kau sudi untuk mempertemukanku kembali dengannya suatu saat nanti.

Tapi satu pintaku, Tuhan.

Jika di kehidupan selanjutnya kami dilahirkan kembali, jangan pertemukan aku dengan dirinya jika aku hanya akan membuatnya terluka lagi. Pertemukan dirinya dengan pria yang lebih layak untuknya, seperti Min Yoongi pun tak apa.

Tuhan, jaga wanita itu dalam pangkuan-Mu. Aku bersyukur pernah mengenalnya. Aku bersyukur menjadikan dirinya bagian dari hidupku. Menyakitinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupku.

Tuhan, izinkan ia mengetahui satu hal. Bahwa pria bodoh ini mencintainya. Sangat mencintainya.

Istirahat dengan tenang, istriku. Aku mencintaimu, Park sihyun.

Dear Diary {✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang