Kehilangan yang lalu membuatku sadar setelah ia hadir kembali dihari-hariku ada yang hadir seperti rasa tapi masih abstrak . Kufikir setelah tak berkabar dengannya akan biasa saja tapi nyatanya ada separuh hatiku yang mencari-cari sosoknya.
Pesan darimu pertama kuterima pagi itu setelah kehilangan beberapa bulan lalu. Kau tahu ada 1 pesan yang membuat pagiku seceria itu "abang rindu nara" bingung harus percaya dan senang ternyata bukan aku saja yang merindukannya.
Pagi yang indah untuk kumulai pada perkuliahanku yang rumit itu, kulontarkan satu pertanyaan yang menjawab semua rasa menungguku berbulan akan muncul notifikasi diponselku lagi seperti halnya dulu "Beberapa bulan ngilang kemana aja? Sibuk apa aja kamu?. sesibuk itu makanya hilang gitu aja". Tak perlu ku menunggu lama menerima balasan seperti dulu sebelum dia mau menghilang "maaf, aku lagi sibuk latihan panahan dan sedang menjalin hubungan tanpa status dengan satu cewek yang ujung-ujungnya dia pergi jauhin aku gitu aja"
Kau tahu rasanya waktu itu, seperti ada rasa sakit yang tidak bisa kujelaskan pada siapapun. Ada rasa yang aku tidak mengerti kenapa dadaku begitu sesak membaca balasan pesannya kali itu padahal sebelumnya aku bahagia. Setidak rela itukah andai wanita itu tidak meninggalkanmu saat itu, setidak rela itukah aku kau termiliki orang lain, bagaimana bisa secepat itu nyaman hadir tanpa ada aba-aba sedikitpun.
Aresh bagaskara adalah seorang atlet panahan pora untuk perwakilan kotanya, dan dia sedang berkuliah di salah satu universitas negri di aceh. Aku tahu sebagaimana lelahmu harus membagi fokus pada dua hal yang sama – sama penting, antara kuliah dan jadwal latihanmu yang seharusnya kau jalani mulai pagi hari hingga petang datang.
Setelah agustus 2018 pesan kita tidak pernah putus dah hilang sama sekali, ku semangatin aresh dari balik ponsel disetiap harinya. kudengarkan semua keluh kesahnya betapa letihnya ia menjalani dua fokus sekaligus seperti ini. tapi itulah pilihannya yang harus dijalaninya, aku berpesan padanya "tidak ada lelah yang tidak membuahkan hasil, puas puasin dulu capeknya sekarang nanti pasti diganti sama allah kok yang enak sama nikmat". dan dia menjawab "iya dicapek-capekin sekarang biar nanti diganti sama allah yang enak" dengan suara begitu lebih tenang dari suara sebelumnya saat ia bercerita selelah apa ia menjalani saat fokusnya terbagi menjadi dua. aku tahu cara itu tidaklah cukup untuk menenangkan hati yang sedang ingin ada seseorang yang sedang ingin bercerita lelahnya hari ini bersampingan. aku ingin menjadi orang itu, orang yang disampingnya saat ia butuh teman cerita tapi saat ini jarak begitu jahat.
Dan waktu bergulir begitu cepat begitupun dengan pertandingan pora aresh juga semakin mendekati hari. Selalu kuingatkan untuk terus menjaga kesehatannya, karena Cuma itu yang bisa kulakukan padanya saat itu hingga kini. jarak begitu jahat melatih sabarku menanti sebuah temu.
Aku beruntung diperkenalkan takdir pada sosok seperti aresh, jiwa yang tidak pantang menyerah dan darinya aku belajar memandang apapun dengan sederhana, berlahan gaya hidupku berubah drastis semenjak mengenalnya menjadi belajar lebih sederhana dalam hal apapun.
To:
"Aresh jika aku bisa menonton setiap pertandinganmu betapa beruntungnya aku menjadi orang pertama yang menangkap ekspresi wajahmu. Betapa bahagianya aku berdekatan denganmu saat momen tertentu dalam hidupmu aku berada disana juga. Andai jarak tidak sejahat ini pada kita. Betapa beruntungnya aku menjadi orang yang pertama tahu momen itu dan aku ada didalamnya"
YOU ARE READING
Kisah Nara dan Aresh
RandomKisah perjuangan Nara bersama Aresh yang sedang berjuang melawan jarak yang sedang berkuasa dengan hubungan mereka saat ini