Rage Quit

1.6K 288 33
                                    

Sungwoon berdiri didepan pintu kelasnya dengan ekspresi gelisah, sepuluh menit lagi bel masuk dan tanda-tanda kehadiran mahluk bernama Ong Seongwu tidak tampak sedari tadi. Mana hari ini try out Fisika dan Kimia, mampusin aja Sungwoon sekarang karena kemarin sok ngambek pas tahu cewe cantik dari kelas dua itu ternyata mantan pacarnya Seongwu. Kan Sungwoon kesal kalau dikatain pagar makam tanaman naksir mantannya sahabat. 

"Ngelamun?"

Suara serak Daniel nyentakin dia yang sempat blank beberapa menit. "Iya Seongwu belum datang mana ada Try Out hari ini" curhatnya kearah cowo berbahu lebar itu "Oh.. bolos kali" sahut Daniel.

"Yah jangan..." Bisiknya lirih. Sungwoon kan butuh sumber kunci jawaban dari sahabatnya itu nanti. Kalau nilainya jeblok bisa-bisa Papih sama Mamih Sungwoon motong uang jajannya, terus Sungwoon ga bisa beli skincare andalannya biar kulit dia tetep putih mulus kayak mochi.

"Lu uda sarapan?" Tanya Daniel lagi.

"Belum ga sempat" jawabnya.

"Nih makan" Daniel nyodorin dua bungkus roti dan sekotak susu "itung-itung balas budi, lu uda sering ngajak gue makan kemarin" ujar Daniel sambil garuk-garuk tengkuknya "gue kekelas dulu" lanjut Daniel ga mau nunggu reaksi Sungwoon yang kaget sambil senyum manis natap punggungnya.

"Hehe MAKASIH DANIEL GANTENG" Teriak Sungwoon yang dibalas tanda Ok dari Daniel yang ga noleh kearahnya. "Kalau ga dapat adeknya, mungkin kakaknya boleh" dengung Sungwoon seorang diri sambil nyedot susu pemberian Daniel.

Mood dia membaik seketika.

Mark berlari terburu-buru melewati koridor sekolah, beberapa kali nabrak siswa-siswi yang lewat. Dia panik kesiangan karena semalaman main game sama Haknyeon dan Changbin tapi teman-temannya itu malah pergi kesekolah duluan ga bangunin dia. Mana ada Try out lagi hari ini. Bisa-bisa kalau dia gagal Ayahnya beneran ngirim dia ke Zimbawe terus Mark harus belajar beternak Jerapah sama Gajah disana.

Bikin frustasi sepagi ini aja. Dirinya masih terus berlari hingga tanpa sengaja nabrak satu orang siswi hingga keduanya terjatuh.

"Sorry, gue buru-buru"

Gadis itu natap dia datar terus ngangguk "Iya gapapa"

Keduanya masih saling natap berapa lama, dan Mark ngerasain jantungnya berdebar. "Gue Mark" ucapnya sambil ngulurin tangannya. "Mina" sahut gadis tersebut sambil senyum tipis.

"Kelas dua?"

Mina ngangguk.

Kedua tangan mereka masih terkait hingga bel masuk menyentakan keduannya. "Sorry gue harus kekelas" ujar Mark kearah Mina yang ngangguk ngelepasin tangan mereka pelan-pelan sambil senyum kikuk.

"Ah Bye" Mark refleks dadah-dadah kearah Mina yang dibalas juga oleh gadis itu sambil senyum malu-malu "Bye" balas Mina.

Ketika Mark uda lanjutin larinya, namanya di teriakin oleh seseorang dibelakangnya "Kak Mark"

Mark noleh lagi kearah Mina. "Ya?"

"Udah punya pacar?" Tanya Mina dengan wajahnya yang merona. Mark tersenyum cerah terus mengeleng "Ga punya!" Sahutnya sebelum demgar teriakan Yes dari Mina yang buru-buru masuk kedalam kelasnya ninggalin Mark yang senyum-senyum bahagia sebentar lagi kayaknya dia bakal nyusul Haknyeon sama Changbin buat punya pacar. Mark jadi keinget Jihoon kasian dia saking galaknya ga ada yang berani macarin dia.

Mobil Audi milik Seongwu melaju ditengah lenggangnya jalanan kota Masan, udah jam masuk kantor pasti mobil-mobil uda ga sebanyak tadi, ditambah mereka sempat lama di MCD buat sarapan belum singgah lagi ke Starbuck karena Jihoon pengen kopi disana.

Banyak mau untung Seongwu sayang.

Jihoon dari tadi nanya kenapa Seongwu harus bawa dia ke klinik, kan jahitan Jihoon belum boleh dilepas, apa dia harus rawat jalan dulu baru diajak pacarnya itu jalan-jalan kemana-mana nantinya.

Mobil berwarna silver itu udah sampai, buru-buru Seongwu buka pintu begitu juga dengan Jihoon yang masih tampak kepo.

"Ini mau rawat luka gue dulu ya?" Tanya Jihoon.

Seongwu ngangguk "Yuk, abis ini kita jalan-jalan" ujarnya yang dibalas anggukan semangat Jihoon. Keduanya masuk keruangan UGD dan Seongwu nyari keberadaan dokter pria yang kemarin jahit lukanya Jihoon. "Suster dokter Jackson ada?" Tanya Seongwu sepelan mungkin biar ga Jihoon dengar. Suster itu mengangguk terus nunjuk kearah seorang dokter pria disudut ruangan yang tampaknya lagi nulis sesuatu. Seongwu narik tangan Jihoon, bawa pacarnya itu ketemu sama dokter ganteng didepan mereka.

"Pagi dok" sapa Seongwu kearah dokter Jackson yang terkejut terus senyum lebar kearahnya "Loh.. kalian" ucapnya sambil ngelirik Jihoon yang tampaknya tegang setelah sadar ketemu sama dokter pria itu. "Jihoon.." dokter Jackson tersenyum kearah pemuda manis itu. Jihoon hanya senyum tipis dengan ekspresi gugup dan tegang yang tak bisa dia tutupi. "Kenapa kesini?" tanya Jihoon kearah Seongwu yang hanya terkekeh "Biar lu seneng" jawab Seongwu. "Gue sama sekali ga seneng njing!" Desis Jihoon sepelan mungkin kearah Seongwu yang hanya terkekeh.

"Tapi lu bakal bahagia kan kalau uda ngobrol sama dia" Seongwu ngarahin rahangnya kearah Seorang dokter wanita yang natap Jihoon nanar disebrang mereka.

"Jihoon?"

"Mah.."

Irene langsung lari dan meluk anaknya sambil nangis "Jihoon mamah kangen" lirih wanita itu.

Jihoon ngangguk terus balas meluk mamanya "Jihoon juga, tapi kenapa mama ga pernah kasi kabar" Jihoon siap protes lagi tapi buru-buru Irene tahan "Ngobrol berdua yuk, Mama bakal jawab semua pertanyaan kamu" Irene bawa anak tunggalnya itu keruangan ninggalin Seongwu sama dokter Jackson yang dari tadi ngamatin sambil senyum maklum.

"Kamu baik juga jadi pacar" dokter Jackson nepuk bahu Seongwu yang terkejut dengar perkataan pria dewasa itu "Lah kamu kira saya sama Irene ga tahu kalian pacaran?" dokter Jackson terkekeh "Tenang aja Irene ga bakal protes sama hubungan kalian kok, kami-kami ini orang tua yang open minded"

Seongwu hanya ngangguk ga tahu mesti balas omongan pria dewasa itu "Karena anak Om juga sama kayak kalian, tahu Felix anak kelas dua disekolah kalian? Nah dia itu anak om sama istri om" jelasnya sambil terkekeh. "Om pergi dulu ya ada pasien" pamit Jackson yang dibalas anggukan kepala Seongwu lagi yang masih shock dan kaget kalau ternyata mereka terlihat sejelas itu dimata kedua dokter itu. Gimana dengan keluarga Jihoon?

Pantas aja Papanya Jihoon natap dia tajam tadi pagi Pas liat anaknya pelan-pelan jatuhin pantatnya ke kursi ruang makan. Untung aja Seongwu junior ga ditebas Kakeknya Jihoon kalau seandainya mereka tahu hubungan dia sama Jihoon. Seongwu juga ga bilang sama Ayahnya selama ini pacaran sama cowo, tapi semoga aja Ayahnya ngerti kalau ga. Seongwu siap adu debat lagi sama Ayahnya.

Cukup lama Seongwu nunggu Jihoon yang lagi quality time sama mamanya, dia mutusin buat duduk diruang tunggu yang berada ditaman belakang klinik sambil mainin ponselnya.

Hingga lima menit kemudian, sebuah panggilan telephone dari Ayahnya mengharuskan Seongwu buat angkat panggilan itu. Mungkin Ayahnya mau marah-marah karena dapat laporan anaknya bolos lagi hari ini, tapi sekali lagi bolos ga bikin dia bodoh kok, cuma orangtua itu yang ga ngerti.

"Ya Ayah.." sapanya datar.

"Nak.." suara Ayahnya terdengar berat.

"Ya?"

"Balik ke Seoul sekarang, Ibumu kritis"

TBC

Bunda Loves You 💋

Author side : sisa dua chapter dan bunda ga mau bikin konflik berat lagi.

Hidden Line [OngWink Ft NielWoon] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang