Aku bersandar pada punggung lelaki yang sedang mengendarai motor ninja nya "bar, kamu adalah lelaki terjahat yang pernah aku kenal" ucap ku.
Lelaki yang diketahui bernama bara itu pun hanya terdiam memikirkan kata kata ku. Aku tertawa hambar "maaf aku terlalu lancang menaruh perasaan ini dan terlalu tinggi berharap" ucap ku sembari duduk tegak kembali di atas motor.
Namun, bara menahan tangan ku dan melingkarkan di perutnya dan di genggamnya erat tangan ku. Tapi ia tak sedikitpun membuka suara, sampai setibanya di depan rumah ku pun dia tetap tidak bergeming.
Ia turun dari motor nya, lalu ia membuka helm yang bertengger di kepala ku dan merapihkan rambut ku yang berantakan.
Aku menatapnya sendu dan tak di sadari air mata pun lolos dari mata ku "mau sampai kapan kamu begini? Membiarkan hatiku jatuh lebih dalam lagi" aku mengusap kasar wajah ku.
"Aku capek" aku memutar tubuhku berlajan menuju pintu rumah.
"Ley, maaf" ucap nya sembari menahan tangan ku. Aku menghempas tangan nya lalu lari masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamar lalu menutup pintu dengan keras.
Iya ini lah aku aleysa cewe yang lemah yang dengan mudah nya menaruh perasaan pada seseorang yang entah perasaan nya untuk siapa.
° ° °
1 tahun yang lalu
"Ley, tunggu" ucap dira yang tiba tiba berhenti.
"Kenapa?" tanya ku
"Alvin sama bara mau bareng katanya" jawab nya
Dira adalah teman ku dari semasa sekolah dasar hingga sekarang.
Siang ini adalah jadwal kita belajar di tempat les
"Eh maaf lama dir, tadi gue sama bara di panggil pak ari" ucap alvin
"Iya gapapa, jadi berarti ikut gue?" tanya dira.
Aku hanya merotasikan bola mata ku "ya jadi lah makanya mereka ke sini gimana sih lu dir" dumel ku
Dira hanya terkekeh mendengar ucapan ku "yaudah ayo pak amin udah nunggu di parkiran" ucap dira.
Dira duduk di depan di samping pak amin dan itu berarti aku duduk di belakang bersama alvin dan bara dan posisi duduk ku di antara mereka berdua dan itu atas perintah tuan bara