Aku pergi.
Sudah semestinya aku menepi.
Tak mungkin kita terus memaksakan hati.Aku akan hilang, karena bukan aku ternyata tempatmu pulang.
Aku akan pergi, karena kondisi tak butuhku lagi.
Aku hanya takut untuk berdarah lagi.
Biarkan aku menikmati luka dalam ini.
Aku ikhlas,semoga kau menemukan tambatan hatimu.Sekejam itu ternyata hatimu.
Seegois itu ternyata rasamu.
Kau bersamaku, tapi hatimu menunggu orang lain.
Dan aku terasing.
Pasrah, itu jawaban terindah.
Biarkan tuhan yang menjadi perekat apa yang telah patah.
Biarkan hati sendiri dan menyendiri.
Biar tak ada yang tersakiti lagi.
Kejar, tunggu, silahkan bertingkah sepuasmu.Sekarang aku pergi.
Terimakasih untuk kisah ceritanya.
Terimakasih atas semua lukanya.- doni novatri, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang payah
PoetryLalu kutarik ujung penaku. Menuliskan kata-perkata yang ada dibenakku. Tertuang semua bentuk perjuanganku. Hati yang lebam, rindu yang temaram. Rasa sakit kujadikan sekumpulan bait-bait. Duka lara kurangkai menjadi kerangka aksara. Pahitnya ak...