CHAPTER 11 : TIME TO WAR

24 4 1
                                    

Sementara itu ditempat storm...

"Semua sudah berkumpul, kita akan bermalam disini" Ujar storm

"Maaf, kami terlambat" Ujar seorang pimpinan ksatria dari winter

"Kedisiplinan itu perlu, sir yurne" Ujar storm

"Nah.. sir yurne, kenapa kau datang terlambat?" Tanya lance

"Karena akhir2 ini aku sering berlatih keras agar bisa menyelamatkan orang2 dari para monster berhati iblis itu" Ujar yurnero dingin

Sambil memegang pundaknya, lance berkata

"kau sangat berbeda dengan sir storm, dia tidak peduli terhadap orang yg terbunuh.. yg dia fokuskan hanyalah menjaga kerajaan" Ujar lance

"Setiap orang mempunyai pemikiran yg berbeda2, sir magmalance" Ujar yurnero

Storm menghampiri mereka dan berkata

"Sir yurne, Sir magmalance"

"Aku hanya tidak ingin, kerajaan kalian hancur seperti Rain kingdom" Ujar storm

"Tapi tetap saja kita harus menyelamatkan para penduduk tak berdosa yg telah menjadi korbannya" Ujar Lance

"Sir magmalance.. jika aku jadi kau.. aku akan membiarkan diriku mati daripada melihat mereka mati" Ucap storm singkat

Kemudian ia pun pergi

"Yah.. kenapa kita menjadikan orang berhati batu itu sebagai panglima perang ya?" Ucap Maple, salah satu ksatria dibelakang mereka

"Sudahlah.. jangan membicarakannya lagi" Ucap yurnero & lance bersamaan

"Menurut legenda,sir storm bisa melihat malaikat dan dia akrab dengan ras peri, oleh karena itu dia mempunyai senjata2 yg ampuh untuk membunuh para monster dan iblis" ujar Yurnero

Storm berjalan melewati sebuah gua yg amat gelap dan menyendiri disana

tiba2.. seorang malaikat datang kepadanya

"Storm, apa kau dihina lagi?" Ucap malaikat itu

"Benar, tafsir.. mereka sudah tidak menginginkanku lagi.." Jawab storm dingin

"Yah.. bergembiralah, karena perjuanganmu akan selesai sebentar lagi?" Ucap tafsir

"Apa kau bilang, aku akan mati?" Tanya storm

"Bukan, bukan mati.. tapi perang akan berakhir dari bumi bagian ini" Jawab Tafsir

"Kukira keabadianku ini akan menghilang dan aku bisa menjalani kehidupan normal" Kata Storm sembari menatap dinding2 gua

"Keabadianmu itu penting, storm.. apa kau tidak ingat waktu terakhir kali perang devilangel? kau mencoba menghilangkan keabadianmu. dan yg terjadi.. kau malah lupa semuanya" Terang Tafsir

"Tenang.. sekarang aku sudah mengingatnya kembali" Ucap storm yg sedang memegang kepalanya sembari tersenyum

"Apa yg kau ingat?" Tanya tafsir

"Aku ingat.... aku ingat semuanya" Jawab storm

Kemudian storm kembali ketempat para ksatria bermalam

"Para ksatria! simpanlah senjata2 kalian! kita akan menggunakannya untuk berperang beberapa bulan lagi!" Perintah storm pada para ksatria

"Eh.. pangeran gareth, bukannya kau mengurus kerajaan? bagaimana kau bisa berada disini?" Tanya storm

"Maaf sir, aku hanya berniat menjaga seseorang disini" Jawab gareth

Sambil menghela nafas panjang.. storm berkata

"Yah.. kau punya orang yg ingin dilindungi.. sementara aku, orang yg ingin kulindungi sudah tiada"

"sir storm.." Ujar gareth

"Rain, kuharap kau bisa melihatku disini"

"Rain? siapa itu?" Tanya gareth

"Dia hanya seorang pelukis dari spring, dia sangat mengagumiku yg hanya seorang ksatria berhati batu" Jawab storm

"Rain ya? Rain.." gareth mencoba mengingat2 sesuatu

"Bukannya dia anak kecil seumuranku yg pernah kau ceritakan? yg katanya kau temui 12 tahun yg lalu? Tanya gareth

"Sepertinya iya, tapi.. aku harus menjadi normal dulu.. sebelum menikahinya" Jawab storm

"Tidak apa, wajahmu yg seperti itu sudah pas untuk anak seusianya"

"Tapi.."

"Sir! yakinlah dengan dirimu! lagipula.. cinta sejati tidak memandang apapun!" Ujar gareth menyemangati storm

"Terimakasih, pangeran.. kau adalah temanku yg terbaik" Ujar Storm

Tak disengaja, yurnero datang

"Sir storm.." panggil yurnero

Dimalam harinya.. storm berlatih dengan yurnero

"Dua hal telah membuatku bingung, disatu sisi... aku harus menikahi starry night agar keabadianku bisa hilang dan kubisa jalani kehidupan normal, Disisi lain.. aku ingin menikahi seorang anak kecil bernama Rain karena aku sudah berjanji menikahinya" Ujar storm saat berlatih melawan yurnero

"Sir storm.. apa kau melamun?" Tanya yurnero

"Tidak, aku hanya berpikir sejenak" Jawab storm Storm

"Bagaimana kalau kita istirahat sebentar" Tanya yurnero

Merekapun meletakkan pedangnya masing2 ditanah sambil bercengkerama di bawah rembulan

"Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu, apa yg membuatmu gundah, sir?" Tanya yurnero

"Jika kau menemukan dua wanita yg menurutmu istimewa, mana yg akan kau nikahi?" Tanya storm

"Jika aku bisa, maka akan kunikahi dua duanya" Jawab yurnero

"Aku setuju denganmu, tapi maaf.. aku tidak ingin salah satu dari mereka terluka" Jawab storm

"Terserah dirimu, Sir lightning ivaine storm" Jawab yurnero

"Lagipula, tujuan kita kali ini bukanlah cinta, kita harus melindungi kerajaan dan pulau kita" Jawab storm

"kira2 lima hari lagi.. gerhana darah yg sebenarnya akan datang.. jadi.. kita harus bersiap untuk mengalahkan para monster dari klan demonic itu" jawab storm

Yurnero yg duduk disitu hanya bisa diam..

"Sir storm, anda memang kehilangan kerajaan, keluarga sekaligus kepercayaan terhadap sesama ksatria, namun.. jangan biarkan harapan anda untuk hidup itu hilang dari diri anda"

"Oh iya.. Sebaiknya kita persiapkan alat2 dan senjata yg akan kita pakai berperang nanti" Ujar yurnero

5 hari kemudian..

"Akhirnya.. waktunya telah tiba, dan aku akan membalaskan dendam kalian" Ujar storm

The Rain Kingdom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang