00.0 Late

34 8 1
                                    

  Laju hoverboard-ku meningkat seiring dengan tubuhku yang semakin kucondongkan kedepan. Keringat dingin mengalir dari pelipis sampai ke pipiku—seolah ikut merasakan keresahan yang kualami sekarang.

   Kulirik ujung hoverboard-ku, terdapat bangun persegi panjang—dengan nyala biru—yang bertuliskan angka 19:50.

   " Ah, sial! Tinggal 10 menit lagi?!" Umpatku tak percaya.

   Memang, aku harus pulang ke rumah, sebelum jam malam—saat pukul 8 keatas—tiba. Sebelumnya malah tidak ada jam malam sama sekali..
Semua ini karena suatu hal, yang mengubah seluruh hidupku—seluruh hidup umat manusia lebih tepatnya.

   Jalanan sekitar kompleks perumahanku terlihat sepi.. Seperti tak berpenghuni.
Bayangkan!! Lampu-lampu dimatikan, tak ada satupun sumber suara.

    Hanya aku dan suara mesin hover—ah bukan, Kuda! Ya, hoverboard ini kunamai Kuda, sesuai dengan laju-nya yang cepat seperti Kuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Hanya aku dan suara mesin hoverah bukan, Kuda! Ya, hoverboard ini kunamai Kuda, sesuai dengan laju-nya yang cepat seperti Kuda. Hadiah ulang tahun saat aku berusia 12 . Dari Ayahku..

   Aku melihat pergelangan tangan kiri-ku, kutekan salah satu tombol yang ada, lalu muncul layar hologram—biru persegi mini. Tertulis angka 19:58.

   "Untunglah! Harus cepat-cepat nih." Seru-ku.

    Aku berjalan ke arah rumah bernuansa putih-abu-warna kesukaan ayahku-dan segera menekan pin rahasia dari pintu besinya.

pip!

   Pintu terbuka. Aku berjalan dengan berjinjit memasuki rumah—berusaha keras agar tak membuat suara gaduh—perlahan menuju tangga yang mengarah langsung ke kamarku.

namun seperti biasa, suatu hal memang tak semudah kelihatannya.

   "Darimana saja kamu, Nak?" 

Deg.

   "Ayam! Ayam! Kenapa ada Ayah?!" Kagetku dalam hati.
  
   " Ayah ulangi.. Darimana saja kamu, Nak?" Ulangnya, kali ini dengan kalimat terakhir yang sangat ditekankan.

    " Err, A.. Aku habis dari.. a..anu yah.." Jawabku, tak bisa mencari alasan.
   Aku pulang terlambat karena memang sempat mengobrol dulu dengan Okita—temanku.

   " Haahh... Asla. Apakah kamu pernah memikirkan betapa khawatirnya Bunda dengan Ayah saat kamu pulang terlambat? Tanpa kabar? MENDEKATI JAM MALAM?!
Kami sangat khawatir Asla.." Ucap Ayahku, panjang lebar..

   " Ma.. Maafkan aku yah." Sesalku—pura-pura.
   
    Kulihat sorot mata Ayahku, dingin. Namun nampak khawatir. Namun juga, aku tak peduli.
    Ini tidak sebanding dengan perlakuan mereka berdua padaku. Dulu..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE LOST SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang