Prolog.

37 7 0
                                    

"It's exhausting to fight a war inside your head every single day"
4.20
⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇

22 januari 2012.

Prank ... Suara bergemuruh dari dapur.  Dan gue hanya termanggu, hanya bisa mendengar teriakan percekcokkan antara orang tua gue. Ingin sekali
untuk masuk ke pembicaraan mereka, tetapi entah mengapa langkah kaki ini terasa berat untuk menuju ke titik permasalahan. Gue hanya bisa diam tanpa kata-kata. Diam membisu adalah pilihan tepat. Gue dan kakak gue hanya bisa mendengar dan menangis mendengar suara-suara neraka itu.

Ok. My life is not perfect. Masalah terus menerus mengalir di hidupku. Seperti air mengalir dengan deras tetapi terdapat batu yang menghalangi air itu mengalir. Yeah..., itulah kehidupan gue. Kehidupan tidak ada yang sempurna semua orang mengalami yang namannya "depresi" ya.., gue sekarang mengalami fase yang namannya depresi.

Sejak orang tua gue pisah. Gue hidup dengan mama & kakak gue. Yang menafkahi kehidupan gue adalah Mama. Dan sejak saat itu masalah gue menumpuk, menumpuk & menumpuk. Yang gue lakukan hanyalah depresi yang berlebih.

Gue sebagai anak yang broken home hanya bisa menjadi bahan bully-an. why?
Karena gue dikucilkan dan dianggap alone oleh orang-orang. Padahal sejak gue broken home gue menjadi introvert, trauma akan hal-hal yang terjadi pada masa lalu.

'yha anak broken home, kurang belaian orang tua'

'mungkin dia gila karena masalah dia haha'

'jauhin aja anak yang idiot'

'masukkin psikotes aja kali tu orang. ga guna amat dia hidup'

'biarin aja, dia udah gila. Jan urusin kehidupan dia. Ga penting wk.'

Semua kata-kata itu membuat gue down dan sampai gue dewasa pun pendirian kuat gue itu masih tetap ada. Gue tetap terlihat senyum walaupun itu senyum palsu. Karena gue ingin melihat orang-orang menganggap gue bahagia bukan menyedihkan.

Dan pada suatu saat gue berpikir "bunuh diri" satu hal ucapan yang terlintas begitu saja. "bunuh diri" sebuah kata yang menurut gue jalan pintas untuk keluar dari semua ini. Tapi untuk apa gue bunuh diri. Banyak kasus masalah-masalah kehidupan seperti stress, lelah, menyerah dan berakhir dengan bunuh diri.  Untuk apa gue hidup kalau pada akhirnnya gue bunuh diri? Menyia-nyiakan kehidupan bukanlah jalan pintas yang tepat.


Sejak perceraian orang tua gue. Gue menjadi depresi.depresi.depresi. gue hanya bisa putus asa. Semua cemooh yang gue denger dari orang-orang hanyalah sebuah bisikkan yang berlalu lalang lalu menghilang. Dan cemooh semua orang-orang itu membuat gue ingin menjalani hidup dengan baik. Dan gue menjadi termotivasi akan hal sesuatu.

Dan selama itu pun gue tidak punya siapa-siapa lagi. Gue hanyalah sendiri. Semua sibuk masing-masing. Mama gue sibuk ngurus diri sendiri. Kakak gue ngurus kuliah. Gue? Hanya bisa alone.alone.alone teman pun tak ada. Pendirian gue semakin lama semakin turun.

Harga diri mulai tidak ada. Tetapi harga diri gue sudah hancur oleh diri gue sendiri. Kebahagiaan yang gue miliki sudah tak ada. Di dunia ini tak ada seorang pun yang melirik gue dan bertanya "kenapa? Ada masalah?" tak ada seorang pun yang mengatakan itu kepada gue.

Semua hidup masing-masing.

Mereka tak peduli dengan gue.

Gue hanyalah benda yang hidup tapi tak dihiraukan oleh sekitarnnya.

Seperti debu. Setiap hembusan nafas, menghilang. Dan tak terlihat.

Harga diri jatuh

Depression...

Depression...

Depression...

Tidak ada yang sayang sama gue di dunia ini. Perhatian pun kurang. Kasih sayang pun hanya sebentar.

Tidak ada kehidupan jalan lagi selain menyerah.

Tidak tau lagi langkah ini akan kemana. Ikuti kata hati adalah prinsip gue. Motivasi pun sedikit. Kasih sayang orang tua pun jarang. Mama hanya bisa mengurus diri sendiri tanpa mempedulikan anak-anaknnya.

Gue... Hidup dengan putus asa. Jalan hidup pun tak karuan. Dari bangun sampai tidur pun kehidupan gue seperti orang-orang yang tak punya cita-cita.

Cemas... Adalah gue. Selalu was-was terhadap lingkungan sekitar.

Revolusi hidup gue hanyalah...

'Keputus asaan'

'sendiri'

'takut'

'broken'

'trauma'

Yap..., inilah gue. Gadis yang depressi yang tidak mempunyai kehidupan yang spesial.



conversation loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang