Denyut Nadi

773 92 34
                                    

Denyut Nadi

Denyut nadi (kb.), denyutan dari pembuluh darah yang membawa darah dari jantung, menandakan kehidupan.

Sejak saat mata kita bertemu di senja itu, aku tahu kaulah denyutan nadiku yang hilang.

Gun Atthaphan Poonsawas, orang – orang memanggilnya Gun. Seorang anak adam dengan paras manis dan senyuman yang mampu menyita perhatian banyak orang. Tak hanya berparas indah, perilaku pun kepintarannya merupakan yang terbaik di antara teman - teman sebayanya. Menjadi perwakilan olimpiade dan siswa teladan, Gun tak pernah pulang dengan tangan hampa. Selalu menjadi kebanggaan setiap orang, menjadi teladan bagi temannya, menjadi manusia tanpa titik cela. Gun, gambaran kesempurnaan dan keindahan di mata setiap orang.

Tapi, tak pernah ada yang tahu. Tidak ada satu pun yang tahu. Gun selalu merasakan kehampaan dalam dirinya. Ia tersenyum, tertawa, bahagia, tapi bukan dari hatinya. Lelaki mungil itu tak lagi ingat, kapan terakhir ia tersenyum tulus? Kapan terakhir ia benar- benar bahagia? Kapan terakhir ia melihat dunia penuh warna? Semua tampak hitam putih baginya, tak ada denyutan dalam hatinya. Kehidupan berjalan datar baginya.

Gun jarang atau mungkin tidak pernah lagi tersenyum dari hatinya. Semua senyum dan tawa yang ia tunjukkan tak lebih dari formalitas, bentuk kesopanan dan perilaku baiknya. Seyum tulusnya hilang bersamaan dengan perginya sang ibu tercinta. Beliau meninggalkan Gun kecil sendirian di tengah dunia yang keras. Ia tak benar-benar sendiri, Gun masih memiliki ayahnya. Tapi, apakah itu dapat dihitung, jika ayahnya tak pernah memperhatikannya? Beliau tinggal bersama Gun, memberikan seluruh kebutuhan materi bagi anak semata wayangnya. Namun, ayahnya melupakan satu hal penting. Ia lupa Gun adalah manusia yang lebih membutuhkan orang tuanya dibandingkan materi. Sehingga, Gun kecil tumbuh tanpa ayahnya, hanya seorang pembantu dan materi yang menggununglah yang ada bersamanya.

Satu waktu Gun pernah memenangkan olimpiade tingkat nasional. Ia berharap ayahnya akan datang di hari penyerahan mendali, sehingga ia dapat menunjukkan betapa membanggakan dirinya. Namun beliau tak ada disaat mendali emas dikalungkan pada leher Gun, ayahnya tak datang. Beliau hanya memberikan sebuket bunga melalui kurir dengan sebuah kartu ucapan "selamat untuk kemenanganmu, pertahankan". Hanya sebuah kartu tanpa kehadiran fisik sang ayah. Tapi itu sudah cukup bagi Gun, setidaknya sang ayah masih mengingat bahwa Gun ada.

Sejak saat itu, Gun selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam semua hal. Ia hanya tau tentang menjadi yang terbaik, agar dapat tetap membanggakan nama Poonsawas yang terhormat. Ia terobsesi untuk selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal, agar dapat kembali menarik perhatian ayahnya. Menjadi boneka yang dikendalikan oleh sang ayah, hingga ia lupa siapa dirinya. Siapa Gun Atthaphan yang sebenarnya?

"Aku hanyalah boneka, bergerak sesuai keinginan pemilikku, sesuai keinginan ayahku".

Tiga tahun Gun hidup dalam dunia bonekanya. Hingga satu waktu, Tuhan bermain dengan pena takdirNya, menggambarkan garis lain di cerita kehidupan Gun. Membuat satu garis lurus yang mempertemukan hidup lelaki mungilitu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka akan datang dalam kehampaannya. Seseorang yang mampu membawa warna pada hidup hitam-putihnya. Seseorang yang mengajarkan padanya arti kehidupan. Seseorang yang menghidupkan kembali denyut nadinya yang hilang. Off Jumpol, senior di universitasnya.

Flashback

Sore itu lingkungan universitas tampak sepi, hanya beberapa mahasiswa dan staff yang terlihat. Gun menatap semuanya dari atap, mereka tampak kecil seperti semut. Tampak begitu lemah seperti dirinya saat ini. Gun terus menatap ke bawah dengan pandangan kosong.

"Ayah akan menikah bulan depan"

Kata-kata ayahnya terus terngiang dalam benak Gun. Beliau baru saja meneleponnya dan mengatakan akan menikah bulan depan. Ayahnya akan menikah dengan seorang wanita yang Gun tidak kenal. Tapi, Gun tidak mempermasalahkannya. Ia tidak keberatan jika ayahnya ingin menikah dan mencari kebahagiaan dari wanita itu. Tapi, permintaan ayahnya lah yang menjadi kesakitan baginya.

Denyut NadiWhere stories live. Discover now