Bagian 1.

44 9 3
                                    

Ini awal;
Dari saya yang mengaku-ngaku kunang-kunangmu, fajar sekaligus senja-mu, juga sebagai rumah tempatmu pulang dari dunia berkelana.

Apa kabar, ...? Semoga kamu baik-baik saja. Dan, bagaimana harimu? Pasti menyenangkan, ya? Soalnya, sudah tidak ada lagi saya yang mengusik ketenanganmu, kan?.

Kunang-kunangku, sebelum terlalu jauh menulis tentangmu, perkenankan saya meminta izin terlebih dahulu. Izinkan saya menulis hal-hal tentangmu, segala yang saya tahu perihal hidupmu, juga mengutarakan setiap rasa didada yang menggebu. Biar kelak kamu tahu, segala rasa saya yang selalu tertuju padamu.
Tidak terlalu penting memang. Tapi, sengaja saya beritahu. Bahwa; ketika menulis ini, diluar sedang hujan dengan langit yang tidak terlalu mendung. Sedang, saya  duduk ditepian jendela tertutup sambil sesekali menatap hujan dari dalam menikmati rinainya yang membuat jendela saya sedikit berembun. Saya yakin, kamu pasti tahu kan apa yang paling saya suka dari hujan? Iya, Petrikor nya. Tapi, di siklus nya kali ini untuk menyecap damainya saja saya tidak bisa. Lebih tepatnya, terlambat karena hujan sudah mengguyur daritadi.

Saya jujur merindukanmu. Sungguh berharap kamu disini, mengajak saya berkeliling menikmati hujan disore kali ini. Tapi, sepenuhnya saya sadar, bahwa itu tidak akan terjadi sekalipun kamu berada tidak jauh dari yang bisa saya ukur. Bukan sebab ketidakmampuan tapi keadaannya yang tidak seperti dulu-atau dalam artian, sudah berubah- Tidak ada lagi perasaan yang sama, perbincangan manis,  juga binar mata saat saling pandang kian hilang bahkan sebelum bisa saya lihat redupnya. 
Kamu pasti sudah tahu, jika dalam soal cinta, hujan memang selalu indentik dengan kenangan, bukan? Saya yakin kamu tahu itu. Tidak masalah, ketika kamu membaca ini kamu menilai saya berlebihan seolah mendramatis keadaan. Nyatanya seperti itu, kenangan tentangmu terlalu terpatri dalam ingatan. walau begitu, saya tetap menikmatinya. Membiarkannya lewat hingga berakhir dengan sendirinya, layaknya hujan yang tidak bisa dipaksa berhenti.

Kiranya, saya selesai menulis perihal kamu hari ini ketika langit mulai gelap. Hujan diluar pun hanya tinggal rintiknya saja, dan sepertinya saya juga akan selesai.

Ah iya, Tapi jika bisa melanjutkan, apa saya diizinkan?

8:15pm, 23february 2019.-Sabtu malam
-Usn:))

________________________________

*Jika kamu bertanya mengapa banyak waktu yang saya butuhkan untuk tulisan yang terkesan singkat ini, jawabannya adalah karena banyak hal-hal kecil yang membuat saya beberapa kali menunda kegiatan ini.

If You Know What I Mean, My FireFlies.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang