34. Hati yang Meragu

1.2K 139 23
                                    

~Jangan jadi sider, gak baik. Vote dulu guys ^^ ~

Tisha sedang berbaring di kamarnya sambil mendengarkan musik. Namun lantunan lembut nada yang didengarnya lewat earphone, tak sepenuhnya ia nikmati. Ia masih memikirkan cerita yang dilontarkan oleh Garlan kemarin. Tatapan kesedian dan amarah yang terpancar dari mata Garlan terus terbayang di kepalanya. Apalagi ketika nama Clara terucap dari bibir kekasihnya itu.

Tisha merasa kisah antara Clara dan Garlan sebenarnya belum usai. Ia seperti hanya sedang menerobos masuk ke dalam kisah mereka dan berdiri ditengah untuk menghalangi dilanjutnya cerita yang terhenti sementara itu. Entah kenapa ia masih meragu akan ketulusan dan keseriusan Garlan akan hubungan mereka. 

Namun berkali-kali Tisha memikirkannya, ia tetap tidak akan menemukan jawabannya. Kegelisahan dan ketakutannya justru kian bertambah ketika ia semakin bergelut dengan pikiran negatifnya. Tisha memutuskan untuk memejamkan matanya dan berusaha melelapkan dirinya. Namun usahanya langsung gagal, ketika ponselnya bergetar. Ia akhirnya membuka mata dan mengecek sebuah pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

Garlan Haidar
Besok aku jemput. Aku mau ajak kamu ke kampus.

Tisha langsung bangkit dari posisi tidurnya dan menatap layar ponselnya dengan mata terbelalak. Ia seakan tak percaya dengan rangakain huruf dilayar handphone-nya. Garlan mengajaknya ke kampus?

Tisha Baretta

Mau ngapain? Besok aku sekolah lho. Masa ke kampus kamu pake seragam.

Garlan Haidar
Yah bawa baju ganti lah. Masa iya pake seragam putih abu-abu ke kampus. Keliatan banget aku pacaran sama anak bocah. Meski badan kamu bongsor sih.

Tisha Baretta

Please deh.... jangan body shaming. Ngajak ribut pas malam-malam. =_= Jadi besok mau ngapain ke kampus kamu?

Garlan Haidar
Cuma mau kenalin kamu ke Plato dan Anton sebagai pacar aku. Sekalian pamerin didepan anak-anak kampus. Hahaha Norak ya.

Tisha menggigit bibirnya dan menutup wajahnya yang telah merah merona dengan bantal. Ia berteriak kegirangan setelah membaca kalimat terakhir dari Garlan. Kalimat yang mampu membuat hatinya berdegub kencang. Garlan akan memperkenalkannya sebagai pacar di depan teman-temannya!

Tisha Baretta
Yaudah. Besok aku tunggu. Nite <3

Tisha lalu kembali berbaring dan memejamkan matanya. Namun bedanya, senyum kini mengembang lebar di bibirnya. Jantungnya terus berdebar menunggu hari esok tiba. 

***

Ketika bel berdering, Tisha bergegas ke toilet dengan ditemani oleh Kayla dan Marlene. Ia langsung mengganti seragamnya dengan pakaian lebih santai. Celana jeans dengan baju atasan bewarna pink, cukup memberikan kesan santai tapi tetap cantik. Tisha langsung memoleskan wajahnya dengan make up tipis sambil bercermin di kaca toilet.

Kayla menatap Tisha dengan heran. Ia tak pernah melihat sahabatnya seantusias ini hanya untuk pergi bersama kekasihnya. "Lo gini amat sih, cuma mau diajak ke kampus doang. Kalo diajak ke Maldives sih gue masih paham kenapa lo segirang ini."

"Justru ini hal yang luar biasa! Cowok gue bukan tipe yang suka publish hubungan di depan umum. Jadi gue harus tampil cantik dong. Cuma gue gak boleh keliatan lebay," jawab Tisha sambil memoleskan lipstik merah muda ke bibirnya.

Marlene sudah sejak tadi menatap Tisha dengan tajam tanpa bersuara. Sikap Marlene tentu saja membuat Tisha risih. "Lo kenapa sih? Horor banget natap gue," protes Tisha.

Lemonade Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang