BAB 1 [PIJAR]

18 5 0
                                    

Pijar adalah gadis berhijab yg anti pacaran,
Gadis ini memiliki ketertarikan dengan buku  buku bertema motivasi dan sastra.
Wajar saja pijar tertarik dengan sastra karena gadis bermata sipit dan berhidung mancung ini adalah alumni dari fakultas sastra dan menyandang gelar sarjana sastra indonesia.
Bahkan gadis ini pun adalah novelis yg sepuluh novelnya sudah banyak beredar di indonesia.
Tetapi memang,namanya belum setenar tere liye maupun andrea hirata yg seantreo jagat indonesia mengenal karya karya mereka.

Tepat pukul 00.12. Pijar terbangun dari tidur lelapnya. Sudah jadi kebiasaan nya terbangun di kisaran waktu seperti ini.
Seperti malam malam sebelumnya,selalu saja mengadukan segala resahnya kepada penguasa hidup mati di jam jam ketika yg lain tertidur pulas.

"Ya Allah terima kasih Engkau masih menutupi aib aibku. Mereka tak perlu mengetahui masa laluku. Ampuni dosa dosaku Rabb,Engkau Maha pengampun segala dosa,aamiin."

Selalu saja setiap malam doa ini di ulang ulangnya tanpa pernah bosan.

Sampailah pagi tiba,seperti hari senin yg sudah sudah. Macet di jalanan kota adalah biasa. Saling terobos,saling mendahului tanpa peduli marka jalan dan rambu lalu lintas.

"Yah terjebak lagi!" ujarnya mengeluh.

Yahh setiap hari,selalu saja sama.

Jarak antara rumah dan tempatnya bekerja lumayan jauh sekitar sepuluh kilo meter dan memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit.

"Akhirnya, sampai juga."

"Selamat pagi buk guru!"sapa salah satu siswanya ketika pijar baru saja memarkirkan sepeda motor berwarna pink kesayangannya.

" selamat pagi juga cantik" ucap pijar sambil mencubit pipi muridnya itu.

"Ayo kita masuk kelas. Pelajaran akan segera di mulai"

1 jam berlangsung proses mengajar.suara ribut kelas sudah biasa di telinga pijar. Sering kali jenuh menghampiri tapi itu tidak pernah menghambat pijar untuk mengajar. Dia menarik nafas dalam dalam kemudian tersenyum.

"Hari ini bakal lembur lagi" ucap pijar sambil melihat arlojinya.
Kemudian handphone pijar berbunyi. Cepat cepat ia merogoh kantongnya.
Ternyata telpon dari ibu. Pijar pun menganggkatnya.

"Hallo buk,assalamualaikum"

"Iya nakk,waalaikumsalam"

"Ibu apa kabar? Ibu sudah makan?" tanya pijar I

"Alhamdulillah ibu baik baik saja nak. Ibu pun sudah makan"

"Alhamdulillah syukurlah kalau ibu sudah makan. Ngomong ngomong ibu tumben telpon pijar jam segini. Ga ada apa apa kan buk?" tanya pijar sedikit cemas.

"Nggak ada apa apa toh nakk. Kamu kapan pulang? Ada tamu dirumah ingin bertemu kamu." ucap ibu sedikit ceria.

"Siapa buk? Iya buk Iya. Bentar lagi pijar pulang"

"Iya iya syg. Buruan ya ga enak tamu nunggu lama gini"

" iya,buk. Pijar tutup telpon nya buk. Assalamualaikum "

"Iya syg. Waalaikumsalam"

Pijar pun menutup telpon. Ia bergegas menaiki motornya.hampir tiga puluh menit untuk sampai kerumahny. Ibu pijar keluar dan langsung menyambut pijar. Pijar pun duduk. Pijar tidak terlalu mengenal tamu yg ada di rumahnya tersebut. Pijar hanya tertegun. Perasaan ini asing baginya.

"Kenalkan ini anak saya. Pijar religia" pembuka kata pertama ibu. Pijar hanya tersenyum ke arah semua.

"Berapa umur pijar?" tanya seorang yg umurnya mungkin hampir sama seperti ibuku.

"25,tante" jawab pijar sambil memberikan senyuman hangat.

"Ouh iya. Kenalkan nama tante siti maymunah. Ini suami tante" ucap tante itu sambil menunjukan seseorang yg ia sebut suaminya tadi.

"Dan di sebelah kanan tante ini,anak kesayangan tante. Namanya ghifahri al furqon."

Pijar hanya tersenyum ke arah nya.

"Baiklah,tujuan keluarga tante kerumah nak pijar ini, tante ingin menjadikan nak pijar sebagai bagian dari keluarga tante" ucap tante itu dengan ceria.

Pijar hanya terdiam. Hatinya gundah. Ingin menangis.

"Hemm.. Kayaknya pijar harus di beri waktu untuk menjawab kayak nya?" tanya suami tante itu.

Mereka tertawa dengan girang. Tertawa terbahak bahak. Begitu dengan ibu pijar.

" pi- pijar permisi kebelakang sebentar " ucap pijar cepat cepat melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Ia mengunci dirinya dikamar. Ia menangis. Rasanya tak sanggup. Air matanya terus mengalir.

Pernikahan?! Tidak pijar tidak siap. Butuh beberapa waktu lagi untuk membangun semuanya. Kenapa ibunya tidak mengerti?

         ..................................................

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PIJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang