IV. Donat Sobot

293 27 37
                                    

Bunyi nyaring klakson kendaraan di Minggu pagi menjadi distraksi, kepala kepala dengan rambut kusut dan mata setengah mengantuk menyembul dari beberapa jendela, satu dua hanya diam melihat gerbang yang tak kunjung dibuka, lainnya meneriakkan sumpah serapah karena tidur yang baru sebentar terpaksa usai.

"ANJIR SIAPA SIH NIH DATENG PAGI PAGI TAN TIN TAN TIN GAK TAHU ATURAN"

Alu tergesa mencari kunci gerbang di saku jaket yang ia pakai semalam karena pulang lebih larut, tak sempat merapihkan rambutnya ia segera menuju gerbang. Teriakan Niwa yang kamarnya jauh di sudut lantai dua terdengar sejelas matahari yang mulai menampakkan diri.

"IYA IYA TEH SABAR INI LAGI MAU GUE BUKA AELAH"

Klakson berhenti saat gerbang terbuka, menampakkan pemuda berotot yang menenteng 10 kotak donat diatas motor bebek yang tampak jauh lebih kecil dari sang pengendara

"Sorry, kita gak pesen donat"

"Aluuu~"

Pemuda bongsor itu mendekap Alu dengan akrab

"Masih jutek aja sih udah lama gak ketemu juga"

Alu menendang betis untuk melepaskan diri dari cengkeraman pemuda tadi.

"Ada acara apa sih bot, pake dateng kemari pagi pagi buta"

"Bat bot bat bot, gue lebih tua dari lu tau"

"Mbah-"

Pemuda itu hendak mendekap Alu kembali sebelum Bang Bes datang menginterupsi keduanya

"Lah Bang Sobot saya kira datengnya bakal sorean"

"Iya nih gue mau nganterin donat ke pasar, terus kepikiran buat mampir dulu bentar, baru ntar sore bawa barang barang"

Alu menatap keduanya bergantian, masih mencerna apa yang mereka berdua perbincangkan

"Barang barang? Bang, si Sobot nggak akan tinggal disini sama kita kan??" Bisik Alu setengah berjinjit

"Lah, saya belum ngumumin ya? mulai hari ini Bang Sobot akan nge kos disini, nempatin kamar kosong di sebelah kamar kamu"

Alu merasa kadar gula dalam darahnya menurun drastis, dunia terasa berputar jungkir balik, kepalanya berat, perutnya berkeroncong. Mungkin karena ia belum makan dari semalam dan harus berlari membukakan gerbang begitu awal di tambah kamar kosong persis di sebelah kamarnya akan ditempati oleh Agung Hercules jadi jadian itu.

***

Sholihun Botonegoro yang akronim namanya menjadi nama panggil sehari hari dulunya adalah salah satu montir di bengkel depan kampus sembari menyiapkan ujian CPNS yang telah berkali kali dicobanya, beruntung tahun ini ia lolos dan ditempatkan di sebuah kantor dinas kesehatan di sekitar Adves.

Kepribadiannya yang absurd dan mudah bergaul membuatnya dikenal banyak orang, termasuk beberapa penghuni kost yang sudah lama akrab,  salah satunya Bang Bes yang langsung mengajaknya tinggal di Adves karena tidak tega melihatnya terus menerus tinggal di bengkel kecil tempatnya bekerja dulu.

"He, gue tinggal dulu ya, ntar gue mampir bantu bantu kalau senggang, gue juga bakal terus nganterin donat buatan ibu lu tiap pagi, makasih banyak udah bolehin gue tinggal disini selama ini, gue bakal kangen banget ama lu He"
Sobot mengelap air mata ghaib dengan dramatis, membuat Mahe- teknisi sekaligus pemilik bengkel tempat Sobot menghabiskan waktu selama ini menghela nafas frustasi.

"Lo kan cuma pindah 2 blok dari sini bang yaelah"

"Maheeeee"

Lagi, Hulk dengan cita rasa lokal itu memeluk kawan lamanya erat erat, menuai gelengan kepala dari orang - orang yang melintasi trotoar maupun para pengendara, cukup beruntung mereka tidak tersandung, oleng, masuk ke got, atau menyebabkan kecelakaan beruntun.

Meet Me In AdvesperascitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang