Extra Part 1

8.2K 309 34
                                    

Author POV

"Gak mau kerja beneran?"
Tanya Elsa sambil mengusap punggung suaminya yang mendusel ke lengannya.

Ya. Elsa dan Biru sekarang sudah menjalani pernikahan selama 2 tahun lamanya.

Walaupun terbilang sebentar, percekcokkan terus ada. Masalah terus ada.

Tapi semua itu dapat dilalui dengan sama-sama dewasa.

Biru yang pekerja keras, membuat Elsa terkejut. Awalnya dia mengira Biru tidak akan bisa bersikap dewasa, tapi keyakinan itu terpatahkan setelah mereka hidup bersama.

Bahkan Elsa justru khawatir suaminya itu sakit karena terlalu memforsir tenaganya.

Tak ada hari libur, bahkan weekend pun di rumah masih berkutat dengan laptop. Tapi juga tak pernah untuk melupakan keberadaan Elsa.

Bagaimana tak bekerja keras? Perusahaan keluarga Biru juga perusahaan keluarga Elsa semua di bebankan ke Biru. Untuk saat ini.

Mungkin 1-2 tahun lagi, perusahaan Elsa akan di urus oleh Ela sang adik.

Tapi Biru tak pernah mengeluh, justru dengan semua di percayakan padanya itu adalah hal berharga untuknya.

Tapi Elsa pagi ini heran karena sedari tadi dia berusaha membangunkan suaminya yang tak biasanya susah bangun pagi.

"Yaudah kalau gak mau kerja. Istirahat di rumah ya"
Ujar Elsa mengusap suaminya yang memeluknya dan menyalakan TV di depannya.

"aku gak mau kerja lagi. Capek"
Ujar Biru mengeluh yang semakin membuat Elsa mengernyit mendengar penuturan suaminya.

"iya gak usah kerja hari ini. mau dipijitin gak ?"
Tawar Elsa menekan punggung suaminya.

Biru tiba-tiba saja sesenggukan menangis.
"gak ada yang ngertiin aku!"

Ujar Biru. Elsa semakin di buat bingung.

"kamu kenapa? Cerita sama aku, jangan dipendem sendiri. Terus kenapa nangis?"
Tanya Elsa melepas pelukan suaminya dan mendorong kepala suaminya.

Elsa mengusap air mata suaminya.

"Aku gak tau. Pengen nangis aja. Kamu gak ngerti!"
Ujar Biru kembali dan membalik badannya di benamkan wajahnya di bandal. Lalu menangis kencang seperti orang yang paling tersakiti.

Dan sumpah, Elsa melihat Biru begitu bukan kasian justru pengen ketawa.

"Kamu capek?"
Tanya Elsa mengusap bahu suaminya yang terguncang karena menangis.

"Aku kenapa sih?"
Tanya Biru sesenggukan dan berbalik badan menatap Elsa dengan masih bersimbah air mata.

Elsa menghedikkan bahunya. Elsa Pengen ketawa tapi takut dosa. Sialan emang.

Elsa menghapus air mata suaminya, tapi tiba-tiba Biru lari ke kamar mandi dan muntah.

Elsa ikutan lari sampai hampir terjatuh untung saja dia bisa nyeimbangin diri.

"Hueek... Hueekkk"
Biru terus mual di kamar mandi. Dan Elsa membantunya dengan memijat punggung suaminya juga tengkuk suaminya.

Setelah mengeluarkan isi perutnya, Biru tiba-tiba lemas dan hampir terjungkal kalau saja Elsa tak memegang tubuh suaminya.

"Kecapekan kamu ini. Mangkanya kerja tuh di atur jangan kayak robot. Kalau sakit gini gak enak kan?"

Omel Elsa sambil menuntun suaminya kembali ke kasur.

Biru kembali menangis.
"kok kamu marah-marah? Emang Gak ada yang sayang aku! Gak ada yang ngertiin aku!"

Ujar Biru melepas tangan Elsa dan lari menuju kasur dan kembali membenamkan wajahnya ke bantal.

Masa Sekolah 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang