OJOL 9 🛵

86 10 0
                                    

Ternyata benar, setelah hujan badai pasti akan ada pelangi. Tinggal tunggu waktunya saja.

***


"Lo... Arka kan?" tanya gue bingung.

"Iya gue Arka, si tukang ojol ngapak tapi ganteng."

"Serius lo? Gue nggak mau ya dibecandain." tanya gue serius malah dibales tawaan sama Arka.

"Iya Ve, dia benar Arka anak temennya Mami." Tiba-tiba dari belakang Mami muncul.

"Mami!" Gue pun langsung lari dan meluk Mami erat seerat-eratnya.

"Mami, Veve kangen, kenapa telpon dari Veve nggak diangkat coba?"

"Maaf ya sayang, Mami kemarin-kemarin tuh sibuk kerja, Mami juga harus persiapin kepulangan Mami karena Mami udah nggak lagi kerja di luar negeri."

Gue langsung nangis bahagia denger Mami ngomong gitu.

"Beneran Mi?"

"Iya sayang."

"Oma? Oma di sini juga? Terus Nindy? Lo ngapain disini?" Gue bener-bener kaya orang bego karena sekarang tiba-tiba ada Oma yang dateng sama Nindy.

"Oma tadi gue ajak kabur Ve, sorry ya, hehe." Jelas Nindy.

"Ini semua rencana Mami kamu tuh, Oma aja nggak tau dia bakal pulang. Mami kamu nyuruh Nindy buat jemput Oma diam-diam tanpa sepengetahuan kamu." Pantesan tadi pas gue di rumah Oma dicariin nggak ada.

"Iya sayang, Mami mau kamu jadi anak yang baik, bisa ngertiin Orang lain dan nggak membeda-bedakannya. Nah kebetulan temen Mami itu dari Jawa Tengah dan punya perusahaan di sini, dan ternyata dia punya anak yang seumuran sama kamu, dia Arka."

"Iya Ve, gue mau ngetes orang terutama cewek, gimana sih kalo dia dideketin orang kampungan kaya gue, karena selama ini orang-orang cuma ngeliat gue ini dari harta, bukan dari hati. Dan lo adalah orang yang lolos ngeluluhin hati gue." Ujar Arka tiba-tiba.

"Lo gue tembak waktu keadaan gue masih jadi orang kampung, tapi lo tetep kekeh mau nerima gue dengan apa adanya, bukan karena ada apanya." Sambung Arka.

Dan sekarang gue ngerti. Membeda-bedakan seseorang itu adalah hal yang bisa bikin orang sakit. Sakit hati misalnya.

"Emang sekaya apa sih lo sampe cewek-cewek mau deketin harta lo?" tanya gue diiringi dengan candaan.

"Sekaya yang punya aplikasi Ojol." Arka yang menimpali.

"Maksud lo?"

"Iya sayang, orangtuanya Arka ini adalah pemilik perusahan ojek online."

"Ternyata kalian banyak bohongin aku ya. btw, Papi kemana? Nggak ikut ke sini ya?" tanya gue dengan sedih, soalnya dari tadi emang yang ada cuma Mami, Oma sama Nindy.

"Itu." Kata oma sambil nunjuk mobil merah yang berhenti di depan taman.

"Sejak kapan Papi punya mobil warna merah?"

"Ini mobil kamu sayang, hadiah karena kamu udah jadi anak penurut." Papi pun menimpalinya saat sudah turun dari mobil.

"Papi! Veve kangen!" gue langsung lari memeluk Papi.

"Ini beneran buat Veve?" tanya gue dengan mata berbinar.

"Iya sayang."

"Makasih ya Pi..."

"Ehem, lo juga harus bilang makasih juga ke gue dong." Ujar Nindy.

"Makasih apaan?"

"Gue kan udah bantu bawa Oma kesini buat suprisein lo."

"Iya iya, semuanya pokoknya makasih yaaa!"

"Terus ada apalagi yang kalian sembunyiin dari Veve?" belum ada yang jawab pertanyaan gue ini malah si Arka ngajak gue kabur.

"Om, Tante, minjem anaknya sebentar ya, daritadi nggak bisa diem ngomong terus kaya burung beo lagi lomba."

"Ih apaan sih, kok gue disamain sama burung beo."

"Udah, ayo ikut aja."

***

Semakin banyak Vote semakin menambah semangatku buat update. Semakin banyak komen dan saran, semakin menambah semangatku buat nulis.

Salam manis,
Fivi Arifah

Follow ig :
@fiviarh

Gara-Gara OJOL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang