Prolog🍁

70 6 0
                                    

ANGIN berhembus kencang,langit pun mulai menghitam sempurna.membawa dedaunan
yang berguguran disamping trotoar jalan itu berterbangan.

aku menghentikan tungkai sembari merotasikan tubuh sebelum berakhir menatap seorang pemuda dihadapanku yang sebelumnya berada disisiku itu.sebelumnya sudah kukatakan agar dia tidak perlu mengantarku.namun agaknya sifat keras kepalanya itu memang sudah ada sejak lahir.

pemuda bersurai coklat legam dengan gummy smile yang menakjubkan itu berkata sembari menarik senyum simpul,"berhati-hatilah."
katanya sembari melambaikan tangan ke arahku.

Park Jimin pun mengeratkan tas hitamnya sebelum akhirnya pergi meninggalkanku yang tengah duduk sendirian di halte bus yang kulihat sepi oleh penghuni.entah karena para pekerja yang biasanya memenuhi halte ini tengah lembur atau sudah pulang lebih dulu.

aku mengalihkan pandangan kedepan,melihat beberapa orang berlalu,terlihat mereka melewatiku dengan cepat,bagaikan angin.namun ada sesuatu hal yang membuatku lekas tersenyum simpul saat itu juga.

aku mengulum senyum selepas melihat seorang pemuda yang sebelumnya melewatiku itu tengah sibuk membawa beberapa paper bag yang kuyakini milik gadis disampingnya itu.well,hal itu membuatku langsung mengingat seseorang.

seorang pemuda bersurai hitam legam yang acap kali membawakan barangku—entah itu paper bag maupun tasku hanya agar aku tak lelah.alasanya memang terdengar cukup klise,namun entah mengapa sedikit membuat hatiku tersentuh.

membungkukan tubuh,pun segera kuraih sebuah daun kering yang ada didepan sepatuku,sang anginlah yang membawanya kepadaku.

meraih daun tersebut membuatku segera membuka tas hitamku hanya untuk mengambil sebuah novel yang baru saja kutamatkan hari ini;novel karya penulis terkenal yang cukup kukagumi akan karyanya.

membuka lembaran novel,aku pun lekas menaruh daun kering tadi tepat dihalaman 195-dimana ada sebuah quotes menyedihkan disana yang berhasil membuat maniku berkaca setelah membacanya.

melirik ke samping,aku menghela nafas singkat sebab sudah dua puluh lima menit aku menunggu sendirian di tempat ini namun bus tak kunjung datang.padahal langit sudah menggelap sempurna.

menendang kerikil karena bosan menunggu,manikku pun kini membulat sempurna selepas memandang lurus kedepan.tepat diseberangku,kulihat seorang pemuda bersurai coklat legam dengan long jaket berwarna coklat yang ia kenakan itu.dia tengah melambaikan tangan kearahku.

Hal itu pun refleks membuatku melengkungkan senyum cerah.padahal sebelumnya aku tak mengirimkan pesan agar dia datang.

aku menatap lurus,melihat Han sung yang tengah memberikan sebuah isyarat agar aku tetap diam ditempat;sebab setelahnya kulihat dia mulai menarik tungkai dan bersiap untuk menyebrang jalan.

aku mengangkat tanganku,memberi isyarat agar han sung tetap ditempat dan aku yang akan menghampirinya sebab memang seharusnya aku yang menyebrang,bukan dirinya.sayangnya sebuah gelengan darinya membuatku hanya bisa menghela nafas singkat dan memilih tetap diam ditempat; menunggunya datang.

aku tersenyum lebar,entah kenapa hatiku sangat senang saat ini.bahkan melihat han sung datang untuk menjemputku pun sudah cukup membuat hatiku berdebar,padahal ini bukan yang pertama kalinya.well,apa mungkin karena minggu depan kami berdua akan menikah?

aku menatap lurus kedepan dengan lengkungan senyum bak orang gila,aku berdiam diri ditempat.
mengeratkan tas hitamku sembari membenarkan syal yang tengah kukenakan.

namun agaknya kebahagianku itu hanya kebahagian singkat,sebab kini senyum cerahku tiba-tiba mulai memudar,manikku pun mulai membulat sempurna dengan jantung yang merosot aku menggenggam kuat ujung bajuku,kerongkonganku tercekat saat itu juga.

tubuhku hampir saja ambruk,seleps melihat pemuda yang tengah tersenyum kearahku itu kini terbaring lemas di trotoar jalan dengan darah segar yang keluar selepas sebuah mobil sport hitam menabraknya.

kugenggam erat tangan hansung yang dipenuhi oleh darah segar,bersamaan dengan cairan bening yang terus menerus keluar dari manikku.salah satu perawat mulai menyuruhku untuk keluar dari dalam ruangan.namun agaknya hatiku menolak untuk pergi.sebab sampai saat ini aku masih disini,tepat disamping Kim Han Sung.

tapi setelahnya kulihat bibir kering han sung mulai mengatakan agar aku cepat pergi dan juga mengatakan agar aku tidak menangis.bahkan disaat seperti itu kulihat ada lengkungan bibir disana.aku menahan tangis,"Han sung-ah bertahanlah—"Tubuhku merosot seketika selepas keluar dari pintu unit gawa darurat.aku menangis sejadi-jadinya disana.

aku memeluk lutut sembari membenamkan wajahku,aku menahan tangis.berusaha berfikir bahwa Han sung akan baik-baik saja.dengan segala harapanku aku meminta kepada Tuhan agar semua kejadian hari ini adalah sebuah mimpi belaka.

sungguh,aku ingin segera bangun dari mimpi yang sangat menyiksa ini-namun sayangnya ini terlalu nyata sampai-sampai membuatku ingin membunuh diriku saat itu juga.aku tahu,aku yang bersalah.seharusnya aku yang datang bukan dirinya.

aku menatap kosong kedepan,helaan singkat pun terdengar samar-samar sebelum akhirnya tubuhku ambruk seketika dan tak sadarkan diri selepas dokter mengatakan bahwa Han sung tidak dapat mereka selamatkan[]

aku menatap kosong kedepan,helaan singkat pun terdengar samar-samar sebelum akhirnya tubuhku ambruk seketika dan tak sadarkan diri selepas dokter mengatakan bahwa Han sung tidak dapat mereka selamatkan[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continued.
©taeffein

I am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang