4

219 26 7
                                        

Sepertinya hari ini memang tidak berpihak di sisi Seungwan. Setelah pagi tadi dia dipaksa mamanya untuk menemani arisan -hal yang paling dia benci, kini gadis mungil tersebut harus terjebak di pinggir jalan bersama sahabatnya, Seulgi.

"Abis bensin apa gimana sih, Seul?" tanya Seungwan.

"Enak aja lo, kagak lah. Kemaren abis gue isi full. Gimana dong, Wan? Mana gue ga ngerti masalah mesin mobil lagi" Seulgi berkata seraya membuka pintu mobilnya dan beranjak keluar.

Hal ini benar-benar di luar dugaan Seulgi. Mobilnya ini jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah mogok karena selalu diservis secara rutin.

"Telfon bengkel gih, suruh derek. Kita naik grab aja" usul Seungwan yang menyusul sahabatnya ini keluar dari mobil.

"Kayaknya mesti gitu deh, kalau enggak, bisa telat kita" Seulgi pun segera mencari kontak bengkel langganan keluarganya dan Seungwan membuka aplikasi grab untuk memesannya.

🍻

"Bangke, si Jimin malah belum nyampe. Bentar lagi katanya" Seulgi mengumpat setelah membaca pesan dari Jimin, kekasihnya. Kini Seulgi dan Seungwan telah berada di depan rumah sesuai dengan alamat yang dikasih oleh Jimin.

Tin tin

Jeep dengan Jimin di dalamnya berhenti tepat di depan mereka.

"Cewek! Eh, hai Wan" Jimin menggoda Seulgi yang masih menekuk wajah cantiknya. Dia tau kekasihnya ini sedang bete.

Seungwan ikut mengerucutkan bibirnya. Bersiap untuk menyemprot Jimin.

"Yaelah, ini dua cewek cantik ngapa mukanya begitu sih. Sini naik, kita masuk bareng" ajak Jimin. Tanpa jawaban, Seulgi segera mengajak Seungwan untuk naik ke mobil Jimin.

"Lah, lo depan sini kali beb. Dikata gue supir, lo berdua duduk di belakang" protes Jimin.

"Cerewet! Udah jalan aja kali bang!" sahut Seulgi.

"Kalau bukan pacar-"

"Apa? Mau apa lo?" potong Seulgi.

Seungwan hanya menghela nafas beratnya. Memang beginilah, Seulgi si tukang ngambek dan Jimin si tukang godain. Di mata Seungwan, mereka adalah couple goal karena mereka benar-benar terlihat melengkapi satu sama lain.

🍻


Seungwan menjatuhkan model rumah impiannya pada rumah teman Jimin ini, yang ia ketahui bernama Taehyung dan Irene. Rumah ini memang tidak besar dan mewah, namun yang Seungwan suka adalah suasa rumah yang terasa sejuk dan asri. Tidak heran, sepertinya pemilik rumah ini suka bertanam, terlihat dari banyaknya bunga dan tanaman hias yang ditata sedemikian eloknya.

"Tae!" sapa Jimin pada -sepertinya-Taehyung, pemilik rumah.

"Eh, udah nyampe lo Jim. Kumpulnya di taman belakang sono. Hai, Seul! Thanks ya udah mau ikutan" Taehyung terlihat ingin menyapa Seungwan, tapi dia tidak tau namanya.

"Hai, Tae. Seneng akhirnya bisa ketemu lo lagi setelah nikahan kemaren. Btw, kenalin ini temen gue, namanya Seungwan" Seulgi menoleh pada Seungwan.

"Halo. Seungwan. Selamat ya buat syukuran rumahnya" Seungwan dan Taehyung berjabat tangan.

"Haha iya alhamdulillah, makasih Wan! Ayo, istri gue juga udah disono" Taehyung menggiring tiga orang ini menuju taman belakang.

"Iye tau yang udah beristri" cibir Jimin.

"Mau? Makanya buruan nikahin tuh Seulgi" ceplos Taehyung.

Jimin hanya nyengir dan Seulgi tampak memaksakan senyumnya. Seungwan yang mengamati mereka, hanya bisa diam.

Seungwan tau bahwa Seulgi sebenarnya memang sangat menunggu lamaran Jimin, namun entah kenapa Jimin justru gerak lambat. Mereka sudah berpacaran hampir 4 tahun, namun belum ada obrolan ke arah sana.

"Wahai istriku, kita kedatangan tamu lagi" ucap Taehyung.

"Apaan sih? Ck. Eh Jim Seul, apa kabar? Maklumin Taehyung emang suka gatau malu" ucap istri Taehyung, Irene.

Sejenak, Seungwan mengamati pasangan tersebut. Good person really deserves good person. Hal itu benar adanya, dilihat dari muka mereka yang memang tampan dan cantik. Setidaknya, Seungwan juga berpendapat sepertinya kepribadian keduanya juga menyenangkan.

"Halo kak! Kabar baik nih. Selamat ya kak udah ada rumah sendiri sekarang" Seulgi ber-cipika cipiki dengan Irene.

"Oiya, kenalin ini temen aku. Namanya Seungwan" Seulgi memperkenalkan keduanya.

"Halo Seungwan. Cantik banget sih" Irene menjabat tangan Seungwan sambil tersenyum lebar.

"Eh, aduh. Jadi malu dipuji sama goddess" canda Seungwan.

"Yaudah, gue sama Jimin ke tempat bebakaran dulu ya. Ayo, Jim" sela Taehyung.

"Iya sono, bakarnya yang bener ya suamiku. Jangan gosong" sindir Irene. Seulgi dan Seungwan tertawa mendengarnya.

Mereka bertiga berjalan menuju tempat makan, dimana beberapa teman wanita Irene terlihat sibuk memotong sayuran dan membuat minuman.

"Kak Irene, maaf nih lancang. Jadi, aku kesini bawa Seungwan tuh mau ada yang diomongin gitu" Seulgi membuka obrolan kembali.

"O ya? Ada apa?" Irene mengernyit.

"Aku denger, Kak Irene kerja di Min Corp ya?" kali ini Seungwan bersuara.

"Iya, Wan. Kenapa? Ada yang bisa kakak bantu?" tanya Irene.

"Sebenernya ini keliatan ngga tau malu banget sih, tapi aku mau nanya, Kak. Kan aku udah masukin pengajuan magang di Min Corp dari bulan lalu, tapi masih belum ada balasan. Maksud aku, kalau emang ditolak aku mau cepetan cari yang lain gitu, Kak. Buat nilai soalnya" kata Seungwan mencoba menjelaskan maksudnya.

"Oya? Dari bulan lalu ya? Emm, coba nanti aku tanyain ke HRD nya deh. Mungkin masih diproses, atau bisa jadi malah datanya keselip, saking banyaknya berkas" Irene tertawa nyengir.

"Nglamar di bagian apa?" sambung Irene.

"Marketing, Kak" jawab Seungwan.

"Eh, itu divisi aku loh. Kamu bawa berkas kamu? Kalau ada siniin, kebetulan nanti bos aku juga mau dateng. Kali aja bisa langsung di review sama dia" sahut Irene semangat.

"O ya? Wah, kebetulan banget Kak. Ini berkasnya aku. Makasih banyak ya, Kak!" Seungwan menyodorkan berkas pengajuan magangnya kepada Irene.

Teriakan Taehyung menghentikan Seungwan yang akan membalas ucapan terimakasih Seungwan.

"Yang, es batu udah datang noh!" teriak Taehyung dari ruang tamu.

"Biar aku aja kak yang ambilin" tawar Seulgi yang daritadi hanya mendengarkan obrolan Seungwan dan Irene.

"Apanya?" Seungwan mengernyit.

"Es batunya" jawab Seulgi.

"Hahahahaha, bukan es batu beneran. Itu sepupunya Taehyung" Irene terbahak.

Irene berdiri dari kursinya hendak menuju ruang tamu, menyusul orang yang dimaksud Taehyung. Namun, ia melihat tamunya tengah berjalan ke arahnya.

"Lah baru mau gue susulin ke depan, udah disini aja lo. Darimana aja sih telat banget?" Irene kembali duduk karena orang yang dimaksud telah berada di meja makan tempat para perempuan berkumpul.

"Loh, Kak Yoongi?!"

🍁🍁🍁

Tadaaa..
Aku yang sok sibuk ini kembali lagi dan akhirnya update. Mohon maaf ya kalian pasti bosan dengernya wkwkwk

Ga mau banyak basa basi, intinya semoga aku bisa rajin menulis hiks

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Written on you 🍁; WengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang