Pov syafa
Setelah beberapa menit perjalanan. Akhirnya mobil yang aku tumpangi sampai dihalaman rumah megah milik keluarga Robert.
Namun rupanya aku tak sadar karena sedang mengenakan headset tidak menyadari hal itu sampai sang supir menepuk pundakku. Setelah keluar dari mobil, aku berjalan memasuki rumah. Sesampainya didalam, aku merasakan suasana dingin, sunyi dan gelap. Aku sudah terbiasa dengan hal itu. Aku langsung berjalan menaiki tangga memasuki kamarku. Tak lama ketok pintu terdengar. Ternyata seorang yang mengetok pintu ialah simbok pembantu dirumahku, sudah puluhan tahun simbok berkerja sebagai pembantu dirumahku sampai sudah ku anggap ibu kedua.
Tok...tok"Permisi non makanannya sudah siap, simbok antar kekamar?" Tanya simbok berdiri didekat pintu kamar.
"Egx usah mbok, nanti syafa kebawah"
"Baik non"simbok berjalan menuruni tangga menuju dapur untuk menyiapkan makanan.
Setelah simbok pergi aku menghempaskan badanku diatas tempat tidur. Aku melihat bingkai foto yang berisikan seseorang perempuan paruh baya yang tersenyum lebar bersama seorang laki-laki. Senyuman perempuan paruh baya itu menandakan perempuan itu begitu bahagia bahkan seperti tidak memiliki beban sedikitpun. Langsung aku mengambil sambil memeluk bingkai itu. Mencoba menahan air mataku, namun air mataku tetap terjatuh dipipiku dengan deras.
"Bun syafa kangen... Kenapa bunda pergi meninggalkan Syafa?" Sambil mengusap pipi yang basah.
Aku menruh foto itu kembali ketempat semula dan berjalan kearah kamar mandi berdiri didekat washtofel untuk menyegarkan wajah yang begitu lesu dan mata yang begitu sembab. Segera aku mengganti pakaian yang tadinya seragam menjadi kaos dan celana pendek selutut. Berjalan turun dari tangga dan langsung menuju ruang makan yang sudah disiapkan oleh simbok.
"Mbok mari makan bersama" ajakku Kepada simbok. Karena aku tak suka makan sendiri.
°°°°
Saat ini sudah menunjukkan pukul 3 sore. Aku tengah menikmati tv. Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Aku langsung berjalan membukakan pintu ternyata Fania datang mengajakku pergi kemall untuk cuci mata melihat cogan-cogan berkeliaran alias nongkrong. Kemudian aku bergegas menggati Baju. Selama perjalanan aku bercanda gurau dengan fania yang duduk disebelahku yang sedang menyetir mobil. Sekitar dua puluh menit mobil kami tiba di parkiran dekat mall. Kami memasuki mall dan langsung bergegas menaiki eskalator.
"Kuy nih kita mau keman?"tanyaku kepada Fania.
"Ngegame ajah yuk! Kayaknya seru"
"Ya udah yuk" berjalan sambil menggandeng tangan fania.
Sudah satu jam berlalu, setelah aku bosan main aku dan fania pergi ketoko buku. Kami memisah untuk mencari novel favorit kami masing-masing. Setelah aku mendapat novel yang aku inginkan, ada seseorang cowok berbicara kepadaku.
"Kamu juga suka novel ini yah?" Cowok itu tersenyum sambil membuka halaman novel.
Kemudian aku langsung menoleh kecowok itu. "Iyah aku suka banget sama novel ini. Kata-kata dinovel bagus banget sangat menginspirasi juga"
Aku terkejut saat melihat cowok itu. Ternyata cowok itu adalah Arvino. Kami berbincang bersama sampai fania melihat kami. Fania berjalan mendekat. Kemudian Arvino pamit pergi. Aku merasa bingung kepada cowok itu. Tak lama fania menepuk pundakku. Aku langsung menoleh kefania.
"Ehh itu bukannya Arvino?" Fania sambil menunjuk Arvino yang sedang dikasir membayar buku yang dibelinya.
"Iyah.. tapi gua bingung kok dia gak secuek pas tabrakan diperpus?" Aku Bingung sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Entah... Udah ahh yuk makan laper gua" fania sambil menarik tanganku.
"Sabar woy.. gua bayar ini dulu" aku tersenyum dan berjalan mendekati kasir.
~TBC~
Terimakasih sudah baca ceritaku jangan lupa vote yah😄 maaf ceritanya sedikit.. author sedang sibuk dikejar-kejar doi😀 ehh maaf-maaf salah maksudnya dikejar ujian. Author sangat menghayal😗
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A DREAM
Teen FictionSebuah persahabatan yang begitu erat. Dari awal masuk SMA yang ingin mengejar mimpinya masing-masing. Ketika mereka ingin fokus dengan mimpinya banyak godaan dan cobaan untuk menggoyahkan mimpi tersebut. seorang gadis cantik dengan senyuman yang man...