part 4

6 2 0
                                    

Aku masih disini menunggumu..
hingga kau menoleh kebelakang  melihatku dengan senyuman tulus untukmu~

•••

Langit cerah berwarna orange kekuning-kuningan di sambut gelap dengan cepat, sepertinya matahari begitu lelah untuk menetap beberapa saat, meskipun ku ingin lebih lama lagi menikmati senja disore ini namun nyatanya matahari begitu lelah. Syafa menatap langit didalam mobil yang sedang melaju sedang. Sambil mendengarkan lagu sendu bersama sahabatnya.

"Kampret suasananya galau amat!" Menampakkan senyum kecut kepada fania.

Dibalas dengan tawa yang memperlihatkan gigi yang bersih dan putih" maap deh gue lagi galau dikit"

Tak lama mobil yang mereka tumpangi sampai dirumah syafa. Mereka segera parkir di pelataran rumah. Syafa segera turun dan berjalan menuju pintu rumah. Mengetuk beberapa kali, lima menit simbok membukakan dan mempersilahkan masuk kedalam. Sesampainya diruang tamu simbok menawarkan minuman dan cemilan.

"Permisi non, mau minum apa?"

"Es teh manis ajah mbok, kayaknya seger" fania meletakkan tas disusul mencari remote TV.

"Cari apa lu?" Tanya Syafa dengan tatapan bingung kepada sahabatnya itu.

"Remote mana? Gua mau nonton Spongebob nihh cepetan keburu habis nanti kartunya" paksa fania terhadap syafa yang tadi dengan duduk dengan santai.

"Cih kaya anak kecil banget lu" menyodorkan remot sambil tertawa kecil kepada sahabatnya.

"Wlekkkk" fania hanya menjulurkan lidah.

'gua bom lu lama-lama' batin syafa sambil lirikan tajam.

Tak lama simbok membawa minuman dan cemilan ditaruhnya diatas meja kaca tersebut. Fania tak menunggu lama langsung menyambar cemilan diatas meja. Syafa saat melihat itu hanya menggeleng.

°°°

Langit malam begitu gelap angin berhembus mengenai seseorang yang tengah menikmati udara malam yang begitu dingin. Arvino tengah berdiri memandang sekitar dari atas balkon Kamarnya. Lalu Arvino mengambil gitar kesayangannya memainkan sambil duduk dikursi teras balkonnya.

batinnya malam ini terlalu dingin untuknya iyah kaya sedingin sikapnya. kemudian Arvino terkekeh sendiri. tak berapa lama Arvino meletakkan gitarnya bersender dikaca pintu balkonnya. lalu menatap langit yang terdapat begitu banyak bintang.

"galau amat bang" ucap amara sambil mengejek abangnya.

Arvino hanya tersenyum sambil menatap adiknya yang sedang bersandar dipintu kamarnya.

"yeee kacang mahal banget dah" kesal amara kemudian memanyunkan bibirnya. tak lama amara berjalan mendekati Arvino.

"lo knp bang? lagi marahan ya sama cewek lu yaa.. oh ya abang mana punya cewek" ucap amara sambil terkekeh.

"bawel banget dah" ucap Arvino sambil menjulurkan lidahny dan mencubit pipi amara.

"ihhh abang kok pipiku dimain sihh" kesal amara

"abis kamu gemesin dek. adeknya siapa sih ini kok cantik banget"

mendengar ucapan Arvino abangny pipinya langsung memerah. "apaan sih bang" langsung amara mencubit pinggang abangnya.

~TBC~

terimakasih sudah membaca jangan lupa vote dan komen😋 maaf baru update cerita karena author yang unyu ini sangat sibukk. jike cerita agak kurang masuk dengan alurnya mohon dimaafkan😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang