6.

16 1 0
                                    

El sini main kerumah

Hmm pesan masuk dari Rasya nyuruh kerumahnya.

Ngapain? Bentar yaa

Iya buruan, apa perlu
Aku jemput?

Iya sok jemput farah
Nunggu dirumah yaa
Cepet jangan lama.

Ashiapppp

"Bunda Farah mau main kerjmah Rasya boleh ya???" tanya ku ke bunda.
"Hmm gakan kecapean? Besok kan mau pergi kita" kata bunda.
"Insyaallah gaakan, tapi bun masa farah tinggalin mereka" kataku sambil lirik ke kumpulan sodara-sodara ku.
"Yaitu terserah kamu, kalo mau kerumah Rasya bawa nih buah sama ini makanan nih bawain buat mamanya" ucap bunda
"Siap bun, makasih" jawabku sambil cium pipi kanan bunda.
Suara teriakan nama gue terdengar keras, teriakan cempreng itu berasal dari luar yang memang sodara-sodara gue lagi pada main di luar, gue keluar dan langsung diserbu oleh pertanyaan yang gak guna.
El siapa tuh? Pacar kamu kok banyak banget? Kok cwonya beda lagi? Bagi satu dong boleh ga? Firman mau kemanin el? Woi farah inget firman farah.
Gue abaikan semua pertanyaan itu dan tangan gue cuma bisa melambai-lambai ke mereka pas ghe naik motor Rasya dan motor rasya melaju.
"Siapa mereka el?" tanya Rasya
"Itu sodara-sodara aku pada nginep"
"Oh ko kenal firman sih?terus ko aku galiat siapa sih hmm yang pho kamu sama Syahdan itu loh" Tanyanya lagi.
"Kan kemaren dia ikut aku kumpul sama keluarga ku, hmm amara? Dia lagi di dalem kali" jawabku.
"Oh yang kemarin malem? Yang kalian kata aku cocok itu?" kata Rasya.

****
Sampai dirumah Rasya tenyata banyak juga temen-temen yang lainnya. Hmm kogitu?.
"Woi guysss, udah lama?" tanya gue ke mereka
"Baru juga tadi ko" jawab Dinda.
"Alah nu baru nge date beda" ucap syahdan.
"Saha yang udah ngedate?" tanya Dafi.
"Pasangan terbaru yeh liat fotona, jeng videona" ucap Rasya, mereka liat video pas gue duet sama Firman walah parah nii.
"Ih apaan lagian kita cuma nyanyi doang yakan Firman?" tanya gue meyakinkan ke firman, firman hanya diam saja dia juga malah ikutan nonton. Dafi langsung pergi keluar dan gue juga ikutan.
"Dafi, aku mau nanya dong boleh ga?" tanya gue.
"Yasok nanya, boleh atuh" jawabnya.
"Fii gimana sih rasanya suka sama temen sendiri tapi si temennya gapeka?" tanya gue.
"Hmm kayaknya bukan gapeka deh itu, si dianya gamau ada hubungan lain selain teman / sahabat el. Dia takut kehilangan kamu, dia gamau kalo udah mantanan dia sama kamu jadi pada canggung el, gimana pun meski dia suka sama kamu dia lebih milih tetep sahabatan dari pada nantinya harus kehilangan" jawabnya panjang lebar.
"Iya sih tapi kan yang namanya rasa lain lagi fi, aku udah agak lama suka ke dia, tapi dianya seakan anggep aku ya b aja" kata gue.
"Iya emang rasa sulit di taklukan tapi seengaknya kita tahan demi tetap bersamanya dan biar gak kehilangan, kayak aku selama ini nahan sama ka" ucapan dafi langsung di tahan dan tidak di lanjutkan, lah gue heran gitu.
"Ha? Kamu nahan rasa ke siapa fi? Ko gapernah cerita sih jahat" tanyaku.
"Ada deh, belum berani cerita ini masi takut gagal, lagian belum fiks juga sih, ntar ya aku kasih tau" jawabnya.
"Hei ngapain kalian? Udah buruan ayo berangkat kita nonton Aca yang bayarin katanya" ucap dinda.
"Yaudah ayo, " jawab gue.
"Cih si el mah semangat mulu, mentang-mentang ada moodboster" ledek Rasya.
"Ha? Moodboster? Siapa?" tanya gue sopolos padahal gue tau maksudnya aca itu siapa.
"Alah so polos kamu el" ucap dinda naik ke motor syahdan.
"Udah cepet lama banget sih kalian banyak ngomong tau" kata Dafi ketus.
"Iya sabar dong fi" jawab gue.
"Eh a, Firman sama siapa nih? Sama Aa? Hayu atuh a naik" tanya firman.
"Firman sama el atuh, aa mah bawa motor sendiri" jawab Rasya.
"Oke siap bosku" ucap gue langsung naik ke motor Firman.
"Haduh semangat kitu di bonceng pangeran" ejek Syahdan.
"Apa sih syahdan b aja kali ah" jawabku sambil naik ke motor Firman. Motor pun melaju ke arah jalan. Dijalan gue dan firman hening tanpa suara sedikitpun. Tetapi keheningan itu dipecahkan oleh suara firman yang memulai obrolan.
"El, kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya nya. Gue yang denger langsung kaget dan gue gak bales pertanyaan nya itu.
"Eh salah-salah aku mau nanya, gimana perasaan kamu ke aku?" lanjutnya.
"Perasaan tentang apa?" tanyaku.
"Hmm tentang cinta lah" jawabnya.
"Yagitu, kamu mau aku jawab jujur apa boong?" ucapku
"Ya jujurlah, walau aku tau kadang kejujuran itu menyakitkan" jawabnya.
"Hmm yaa gitu ah jadi malu" kataku
"Lah ko malu udah buruan bilang" ucapnya
"Ya gitu kalo aku deket kamu aku pasti ngerasa nyaman dan aman dan ya aku sedikit baper" jawabku agak sedikit malu.
"Acie kamu aman nyaman baper" ledeknya.
"Tuhkan nyesel aku jujur" kataku.
"Eh enggak dehh iya-iya maaf" ucapnya. Tiba-tiba brukk suara itu membuatku dan firman kaget, ternyata kita nabrak tiang rambu lalulintas.
"Tuhkan gara-gara kamu banyak nanya jadi gafokus kamunya, terus gini akibatnya" ucapku.
"Udah-udah iya aku salah maaf" jawabnya.
"Untung deh gapapa, mana yang lain udah jauh lagi ahh" ujarku sedikit badmood.
"Yaudah sini aku bantu kamu bangun" kata firman sambil menjuluran tangannya ke gue. Pas bangun eh hati gue deg-degan kenceng banget karena mata gue tatapan sama mata firman dan itu deket banget.
"Ih cepet yang lain udah jauh tuh" ujar gue, takut baper.
"Yaudah ayo" ajak Firman. Lalu kita lanjutkan perjalanan, dijalan gue gak sengaja meluk pinggangnya firman.
"Eh jangan meluk" katanya
"Oh oke maaf" jawabku
"Kecuali kalo kamu mau" ucapnya.
"Idih firman ngikutin film dilan, apa si ga kreatif banget kamu" jawabku sambil ketawa.

MANTAN?Where stories live. Discover now