1

87 12 1
                                    

Jihyo berjalan menerusi pintu gerbang sekolah nya . Hidup sendirian bukanlah mudah , pagi menjadi pelajar sekolah tinggi manakala petang menjadi seorang pelayan di Restoran Ayam . Kehilangan ibu dan ayah sejak dari kecil lagi membuatkan Jihyo cekal dan tetap tabah mengharungi liku liku hidupnya sendirian .

Jihyo menggumam..

" haih.. boleh tak jangan ganggu aku . Aku dah penat nak tolong korang . "

Jihyo meneruskan perjalanan tanpa menghiraukan hantu hantu yang merayu meminta pertolongan kepadanya .

" pleaselah Jihyo sshi . Kalau awak tak bantu kami , kami takkan tenang dan takkan dapat pergi ke alam seterusnya . Tolong bantu kami Song Ji Hyo "

Jihyo berhenti . Dia memandang raut wajah roh roh tersebut . Antaranya ialah seorang nenek tua , gadis remaja berkaca mata serta raut seorang ibu ibu yang mungkin berada di dalam lingkungan umur 30 an .

" Kalau saya bantu awak semua kalini .. saya akan dapat apa ? , kali terakhir saya hanya dilempar menggunakan batu bata dan dituduh menceroboh tahu tak ? "

" kami tahu .. kami janji kalini kami akan guide awak sepenuhnya . Please " rayu nenek tersebut diikuti dengan anggukan kepala kedua wanita yang lainnya .

Jihyo seperti tidak mahu mengecewakan ketiga wanita itu lalu bersetuju untuk membantu mereka pada bulan berikutnya memandangkan dia akan berpindah pada bulan ini.

Seraya dengan itu , ketiga tiga wanita itu pun sirna dari pandangan . Jihyo meneruskan langkah pulang ke rumah peninggalan makcik tirinya untuk membersihkan diri dan menuju ke tempat kerja .

" same as always , bored and lonely . Well this is my life . Nothing . "

Jihyo mengeluh .

Dia meraup wajah dan mula membersihkan diri . Tidak merancang untuk mengambil masa yang lama , selepas 20 minit dia terus memecut ke restoran walaupun masih berbaki 2 jam sebelum shift kerjanya bermula .




Suga sedang ralit menyusun dekorasi yang baru sahaja di beli dari sebuah kedai . Dia menyusunnya dengan sangat terperinci , bersih dan rapi membuatkan anak buahnya V terpegun

" cukuplah tu ahjushhi . Makin banyak pulak kerja nak dibuat nanti . Ahjushi tinggal sorang je pun " V mentertawakan kesungguhan Suga . Suga hanya tersenyum dan menapak menuju ke sofa . Melabuhkan punggung dan meminta secawan kopi kepada V

V akur . Dia pantas menuju ke dapur dan menyediakan secawan kopi panas untuk ahjushi kesayangannya .

" Kamu masih taknak pergi sekolah ? " cawan dihirup oleh Suga .

" pasal tu.. saya taknak cakap sangatlah . Pakcik jangan lah jadi materialistik sangat . Macam mana kopi tu ? Sedap ? "
V mengubah saluran cerita mereka . Dia tahu Suga risau akan masa depannya . Walaupun datuknya merupakan seorang jutawan , V seharusnya tahu berdikari dan menguruskan diri sendiri tanpa bantuan atau duit orang lain .

Suga diam dan menutup matanya sejenak . Tak semena mena jantungnya terasa sangat sakit .




" kenapa semua ni jadi .. " Jihyo menangis di persisiran batu , bertepis dengan ombak yang halus menjadikan suasana suram dan layu . Kelihatan awan kian mendung dan jihyo pantas membuka sebuah kotak di pangkuan .

Sebuah kek mini hari lahir beserta lilin di atasnya .

" Omma.. jihyo ada dekat sini .. "

Air mata Jihyo berderetan jatuh walaupun diseka .

" Harini Ulang tahun Jihyo  .. Saya rasa sangat sedih sebab omma masih tiada begitu juga dengan appa ..  doa saya pada setiap tahun adalah sama. Semoga kalian semua tenang dan bahagia di sana .. "

Jihyo berhenti seketika dan mengeluh

" mwoya.. apa yang aku buat ni .. "

Jihyo merasakan perbuatannya adalah perkara sia sia . Pantas dia meniup api pada lilin tersebut .

Tbc

GOBLINWhere stories live. Discover now