2

17 5 5
                                    

~Sahabat adalah, dia yang tahu
Kekurangan mu, dan dia yang tetap bertahan meskipun orang² meningal kan mu.~

~Tania~

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""


Setelah berpisah dengan Karen, Tania dan Nurul berjalan berdua menuju rumah masing² sembari ngobrol.

"Tan" pangil Nurul.

"Hemm" yang di jawab Tania dengan deheman.

"Lo kenapa sih masi temenan sama si Wulan dan teman nya itu? Dia tu anak nya gk jelas gtu."

Meskipun mereka gk jelas, tapi mereka yang selalu ada di samping gue, di saat gue susah. Batin Tania

"Ya gk papa sih, mereka asik orang nya" kata Tania membela.

"Hahahahaha asik lo kata, baju mereka aja dekil² gtu gimana bisa asik" jawab Nurul sambil ketawa.

Entah Nurul sadar atau tidak, tapi yang jelas ucapan nya barusan menyakiti hati Tania, Tania tau bahwa keluarga nurul dan keluarga nya memang berbeda jauh, nurul kaya dan dia miskin. tapi baru kali ini kata² yang Nurul keluarkan melukai hati Tania ada apa dengan nurul? Secepat itukah dia berubah. Pikir Tania dalam hati

Tania pun tersenyum, senyum yang di paksakan.

"Roda itu berputar, kadang di bawah kadang juga di atas, sekarang lo boleh berada di atas tapi ingat ada saat nya lo berada di bawah. Jangan mandang orang dari cover, karna cover itu tidak bisa menentukan baik buruk nya orang." kata Tania sebelum berlalu pergi.

Nurul? Dia hanya diam mencerna ucapan nya barusan.

"Tuh anak kenapa dah, biasa nya juga becanda kok jadi serius sih" kata Nurul dengan santai nya tanpa rasa bersalah.

Sesampai nya Tania di rumah ia lekas ganti baju dan makan, setelah makan ia melirik jam sebentar. Sebelum berangkat ke tempat sang ayah kerja.

20 menit dari rumah ke tempat sang ayah bekerja, jika di tanya kenapa cepat ya karna Tania pakai sepeda, setelah sampai ia lekas ucap salam.

"Assalamualaikum pak" kata tania kepada sang ayah sembari mencium tangan nya.

"Waalaikum salam nak" jawab sang ayah.

"Bapak lagi istirahat yah? Udah makan belum" tanya Tania sambil duduk di dekat sang ayah.

"Iya, udah barusan. Kamu udah makan" tanya sang ayah

"Udah pak tadi, bapak capek ya sini tania bantuin pijitin bapak" kata Tania yang sambil memijat pundak sang bapak.

"Eh gk usah nak, kamu kan baru pulang otomatis capek" cegah sang ayah

"Gk papa kok pak" jawab Tania sembari memijit pundak bapak nya lagi.

15 menit Tania mijit pundak sang ayah, setelah itu sang ayah melanjutkan kerja nya lagi.

Tania? Iya tidak tingal diam ia juga membantu sang ayah mengangkut batako.

Kenapa ada batako? Karna ayah tania kerja bangunan.

Sekarang  jam menunjukan pukul 5 sore tania dan sang ayah pulang kerumah setelah sampai tania langsung masak untuk makan malam.

Tak terasa hari sudah larut malam, sekarang jam menunjukan pukul 10 mlm tapi tania masi blm tidur. Tania duduk bersender di ranjang sambil memikirkan sang ibu, dia rindu sang ibu, rindu pelukan nya, rindu tidur bertiga dengan sang ibu, rindu masakan sang ibu dan rindu kasi sayang sang ibu. Tak terasa air mata Tania jatuh saat mengingat sang ibu yang telah tiada, karna kelelahan menangis dia pun tertidur.

Selesai......
>>>>> Jangan lupa kasi vote dan komen ya>>>>>

Cinta Yang Tidak MemihakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang