Persahabatan Wonwoo dan Soonyoung tidak perlu diragukan lagi. Mungkin mereka selalu bertengkar, bahkan untuk alasan yang tidak jelas sekalipun tapi dibalik itu semua, sebenarnya baik Wonwoo ataupun Soonyoung sama-sama saling membutuhkan. Entah kedua-nya sadar atau tidak.
Karena ketidaksadaran itu, Wonwoo bingung ketika jantung-nya terus berdetak cepat ketika suara Soonyoung menyapa gendang telinga, atau ketika perutnya merasa dihinggapi ribuan kupu-kupu ketika Soonyoung tersenyum lebar membuat matanya tertelan oleh pipi gembul-nya.
Butuh beberapa bulan untuk Wonwoo bisa sadar akan hal itu. Dan ketika Wonwoo sadar, disitu niat untuk menjadikan Soonyoung miliknya semakin besar. Wonwoo bukan tipe orang plinplan dalam mengambil langkah, tapi entah kenapa kali ini Wonwoo sangat ragu.
"Anjirran Woo, masa Sohye suka sama lu? Belom tau sifat asli lo gimana sih makanya bisa kepincut," heboh Soonyoung, Wonwoo yang duduk disebelah Soonyoung hanya diam dengan wajah datarnya.
"Kalo lo bisa suka sama gue gak?" pertanyaan mendadak Wonwoo membuat Soonyoung blank beberapa detik kemudian tertawa lebar.
"Kagak bakal. Gue tau lo sampai pakain dalam lo warna apa aja. Ngeri gue bayangin kalo gue pacaran sama lo. Ntar malah gue jadi babu lagi."
Wonwoo hanya menggeleng pelan sambil mengacak rambut Soonyoung pelan. Bingung dengan jalan pemikiran seorang Kwon Soonyoung.
"Tapi bisa aja sih, kan gak ada yang mustahil." celetuk Soonyoung tiba-tiba.
Gak ada yang mustahil ?
Kata itu terus berputar di dalam pikiran Wonwoo. Soonyoung baru saja memberikan Wonwoo semangat untuk bergerak terlebih dahulu.
~~~
Malam ini Soonyoung menginap di rumah Wonwoo. Sebenarnya Soonyoung hanya berniat mengerjakan tugas tapi malah berakhir dengan menginap saking tidak kuatnya menahan kantuk.
Sekarang Soonyoung dengan tenangnya tidur di kasur Wonwoo dan si pemilik duduk di dekat tempat tidur-nya membelakangi Soonyoung, masih berkutat dengan buku-nya.
Soonyoung berulang kali menghembuskan nafas bosan. Niat-nya menginap agar dia dan Wonwoo bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan. Bahkan Soonyoung sudah merencanakannya. Tapi melihat Wonwoo yang sibuk dengan buku-nya membuat muka cemberut Soonyoung semakin ditekuk.
Wonwoo juga sebenarnya sudah mendengar hembusan nafas Soonyoung, tapi Wonwoo coba mengabaikannya untuk beberapa alasan. Pertama, jantung Wonwoo yang tidak bisa diajak kompromi terus berdetak dengan keras. Kedua, Wonwoo takut dirinya akan melewati batas ketika diri-nya menatap Soonyoung.
"Wonu, masa lo gak peduli sihh," Soonyoung bergerak mendekati Wonwoo. Sekarang posisi-nya Soonyoung berada didekat leher Wonwoo. Hembusan nafas Soonyoung benar-benar membuat Wonwoo hilang akal.
"Ganggu ahh," Wonwoo mengeser paksa kepala Soonyoung tapi memang dasarnya Soonyoung keras kepala, Soonyoung kembali ke posisi awal sambil memainkan rambut hitam Wonwoo.
Wonwoo benar-benar sudah tidak tahan. Wonwoo memutar tubuhnya, sehingga sekarang Wonwoo berhadapan dengan Soonyoung.
Soonyoung sendiri masih lengkap dengan wajah bingungnya, hanya diam menatap Wonwoo yang menatapnya dalam.
Keduanya bertukar pandang, Soonyoung seakan terhipnotis dengan mata Wonwoo. Wonwoo sendiri mulai mendekat, dengan mata yang tetap memandang Soonyoung. Dan, Wonwoo mendaratkan bibir-nya di bibir tipis Soonyoung. Merasakan bagaimana benda kenyal itu saling bertabrakan.
Soonyoung memaksakan mata sipitnya untuk membulat, terkejut dengan apa yang dilakukan Wonwoo. Soonyoung menatap Wonwoo yang sedang memejamkan mata-nya, menikmati. Soonyoung semakin dibuat bingung ketika Wonwoo melumat bibir-nya lembut sangat lembut bahkan membuat Soonyoung seakan terbang. Soonyoung menikmatinya, sampai sesuatu menyadarkannya.
Dengan sangat terpaksa, Soonyoung mendorong Wonwoo memutus ciuman manis mereka.
"Kita udah lewatin batas Wonu," ujar Soonyoung dengan wajah-nya yang memerah malu.
Terlihat sangat jelas kekecewaan di wajah Wonwoo, tapi Soonyoung harus mengatakan ini.
"Gue gak pernah ngerasa kaya gini nyoung. Gue sayang sama lo dan itu udah pasti. Gue cuma mau lo ngeliat gue sebagai orang yang sayang sama lo, bukan sebagai sahabat lo."
"Tapi Wonu, kita-"
Wonwoo tertawa mendengus,
"Sahabat? Satu hal yang gue sesalkan. Kenapa gue harus sahabatan sama lo."Wonwoo mendecakkan lidah-nya kesal ketika melihat Soonyoung dengan wajah bingung-nya.
Tahan Wonwoo !! Tahan !!
"Wonu, gue-gue bingung sama perasaan gue sendiri."
Wonwoo tersenyum kecil, "Kalo lo mau gue tetap tinggal, gue bakal ngerubah pikiran gue. Lebih baik jauh dari lo daripada gue hancur harus ngeliat lo sama orang lain."
"Gak usah pake pergi segala Wonu."
Wonwoo menggumamkan kata maaf kepada Soonyoung. Tekad-nya sudah bulat.
Wonwoo berbaring ditempat tidur bersama Soonyoung, mengambil posisi membelakangi Soonyoung. Soonyoung sendiri masih bimbang dengan perasaannya sendiri.
Tangan Soonyoung terulur pelan, memeluk Wonwoo dari belakang dengan erat. Wonwoo sempat menegang mendapati tangan Soonyoung bertengger di perutnya.
"Bisa ubah pikiran lo Wonu?" bisik Soonyoung.
"Mungkin sekarang gue belum sayang sama lo tapi kita gak tau kedepannya kan?" lanjut Soonyoung.
Wonwoo memutar tubuh-nya menghadap Soonyoung yang sedang tersenyum manis. Wonwoo membalas pelukan Soonyoung.
"Ayo pacaran. Buat gue jatuh cinta. Oh, bukan buat aku jatuh cinta sama kamu," Soonyoung mengakhiri kalimat-nya dengam senyum khas dan wajah-nya yang memerah malu.
Wonwoo belum berkutik, masih memerlukan waktu untuk memproses kalimat pendek Soonyoung.
Cup
Satu ciuman manis mendarat di bibir Wonwoo, Soonyoung tersenyum malu lalu menyembunyikan kepala-nya di dada bidang Wonwoo.
"Tidur gih. Aku temenin."
END
Halo semuanya, ini work pertama ku tentang SoonWoo & MinSoon. Kenapa harus mereka? Because mereka gemes banget. Entah kenapa ngeliat Soonwoo dan Minsoon menjadi satu kebahagiaan tersendiri.
Semoga kalian suka sama chap pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonWoo/MinSoon Oneshoot Collection✔
FanfictionOneshoot collection dengan pairingnya minsoon or soonwoo Warning❗ Boy×Boy ; SoonWoo ; Minsoon Just leave if you don't like😇😊