Berintik awan pekat mendung, mata berkaca lara berjelaga
Seduh, KOPI SENDU merindu selaku kawan sejalan bercanda
Perisa rasa kirana hitam legam asmaradanta menguning sama
Fasihat sang pertua loka, penuturan sujana yang bersahajaMelanting menuju tampuk, berkata menuju benar
Sang pertua tak fasik, bersuanya penuh nalar
Balada senja dua bercakap, menaburkan kata sejuta makna
Lupa waktu tak beranjak, terayun hanyut beradu kataAkuisisi sang pertua persada, beralih peran kulasentana
Aram temaram mencekam, balada duka menuju suralaya
Walimana kuda beraksa menuju langit surgaloka
Merindu pilu, haru biru lepas pertua aksa beradaSematkan doa tutur kata, lewat pena goresan tinta
Ketentraman jiwa sembada, garis liuk dalam perada
Kawan gelak banyak, kawan menangis jarang bersua
Berakar asa yang berarak, abadi jiwa pertua amerta.Bandung, 28 Februari 2019
Gachuy
KAMU SEDANG MEMBACA
"Pertua Amerta"
Poésie"Persahabatan yang mendalam, dibalik kerinduan secangkir kopi yang tersaji, merindu teman berbalik peran menjadi sang kaka, menitip doa lewat aksara menuju surga sang pertua"