"Itu calon cewek gue. Makin hari makin cantik"
- Dava -
Setelah kejadian kemarin, Kayla sudah tidak lagi memasang wajah marah seperti biasanya, entah mengapa. Gadis itu berjalan penuh keceriaan memasuki gerbang sekolah, selama berjalan, senyum yang mengembang terukir di bibirnya. Kayla menyusuri koridor kelas IPS karena kelasnya berada satu tingkat dari koridor kelas IPS. Ia sudah sampai di kelasnya, yang kemudian di sambut senyuman dan sapaan dari temannya.
"Lo kenapa, kok tumben ceria banget nggak kayak biasanya. What's Wrong?" ujar Mila tiba-tiba saat Kayla duduk di bangkunya.
Kayla hanya membalas dengan senyuman manisnya.
"Ya udah kalau lo nggak mau jawab. Oh iya, BTW kemarin lo pulang sama siapa? Kata satpam lo di jemput sama cowok gitu. Siapa?"
"Eh itu---anu, itu kakak gue, katanya bokap nggak bisa jemput, ya udah kakak gue yang jemput!"
"Serius? Lo nggak lagi bohong kan? Muka lo kayak orang bingung tau nggak"
"Ck, apaan sih lo? Kepo banget kayak dora, udah gue bilang itu kakak gue!"
Kumat deh galaknya.
Bel pelajaran sudah berbunyi, jam pertama hari ini adalah jam pelajaran fisika, pelajaran yang sangat disukai Kayla, tetapi tidak disukai Mila. Tunggu, selain wajah Kayla yang cantik, namun kepintaran Kayla tidak perlu di ragukan lagi.
"Selamat pagi anak-anak" ucap guru fisika, Pak Bowo.
"Pagi, pak" serentak kelas 12 IPA 1 menjawab.
Kayla kemudian tersenyum menatap papan tulis yang mulai diisi dengan rumus-rumus yang membuat kepala pusing. Selama pelajaran itu berlangsung, Kayla hanya tersenyum sendiri.
Finally, Kayla Athalea Baeti, sahabat gue gila mendadak. Batin Mila sambil menggelengkan kepalanya.
***
Jam pelajaran fisika selesai, bel istirahat pun berbunyi lima menit yang lalu, Kayla dan Mila segera berlari menuju kantin dan disana di penuhi insan yang sedang kelaparan. Kayla dan Mila memilih meja yang lumayan sepi dan di samping meja mereka ada Dava and the genk.
"Mila, gue pesen siomay, sama es jeruk. Terus lo pesen apa aja sono, entar gue yang bayar"
"Oke"
Diam-diam, Dava menatap betapa cantiknya Kayla ketika ia sedang terdiam seperti sekarang.
"Cantik"
"Siapa yang lo bilang cantik?" kata Andre sambil mengerutkan alisnya, satu temannya lagi, Tito sedang asyik berkutik dengan ponselnya.
"Itu calon cewek gue. Makin hari makin cantik"
Andre mengerti dan mengikuti arah pandang Dava, dan mendapati Kayla yang menunggu pesanan datang sambil melipat tangannya di meja, sesekali melihat kerumunan siswa-siswi yang mengantri pesanan.
"Sejak kapan lo suka sama tuh cewek, Dav?"
"Sejak kemarin dia ngeledek gue"
"Kemarin? Waktu dia ngeledek lo? Astaga man! Lo terlalu baper sama cewek, awas Dav, bisa-bisa lo buta karena cinta"
"Oh ya? Nggak usah sok bijak, lo liat aja kedepannya, gue pasti dapetin hati tuh cewek"
"Oke lah, terserah"
Dava bangkit dari duduknya, berjalan perlahan sambil menatap layar ponselnya.
"Woy! Mau kemana?!" teriak Tito membuat seisi kantin menatapnya heran.
"Rooftop, ikut nggak?"
"Okelah"
Andre dan Tito akhirnya mengikuti Dava dari belakang. Sekolah ini memang memiliki rooftop yang cukup luas dibandingkan sekolah lainnya. Selain suasananya sejuk, panorama alam yang indah terbentang dari ketinggian sekolah yang mirip dengan apartemen itu.
"Lo nggak bosen Dav? Setiap istirahat kesini?" Tito kembali bergeming.
"Kalau lo bosen, ngapain ikut gue?" Dava menyahut dengan ekspresi datar dan masih menatap layar ponselnya.
"Ya, gue bosen di kantin, nggak ada cewek cantik. Tapi nggak disini juga kali, cabut kek, apa kek"
"PALA LU!" Andre menoyor kepala Tito dan melihat Tito meringis kesakitan.
"Dav, lo nggak ada maksud lain kan buat suka ke Kayla? Dia tuh cewek lugu Dav" ujar Andre tiba-tiba
"Lo se-khawatir itu sama gue, kenapa? Atau lo juga suka ke dia?"
"Bukan gitu, dia tuh keliatan banget kalau tipe cewek yang mudah sakit hati. Jadi, kalau lo beneran tulus suka ke dia, ya udah gue dukung"
"Nggak usah khawatirin gue, Ndre. Lo pikir gue cowok brengsek yang sering ada di sinetron-sinetron apa?"
"Bagus deh kalau gitu. Seenggaknya, lo berjuang buat dapetin dia, jangan pernah kasih harapan terus lo tinggal pergi, kalau dianya udah nyaman, bahagia sama lo, bisa-bisa dia sakit Dav. Itu pengalaman gue"
"Gue janji sama diri gue sendiri kalau gue nggak akan ngasih harapan palsu ke Kayla"
Andre hanya mengangguk, dan beberapa detik kemudian, kedua sudut bibirnya terangkat, tersenyum kecil. Ia sangat percaya sahabatnya bisa membuat orang lain bahagia, bahkan seorang wanita.
Tito yang melihat itu hanya menatap Andre dan Dava bergantian, tidak paham dengan arah pembicaraan mereka. Tito sempat menganga karena menurutnya, perkataan Andre terlalu puitis.
"Kalian ngomongin apa? Lo lagi latihan akting buat club drama ya, Ndre? Ekspresi lo tadi bagus, gue suka. Kayaknya, lo bakal di pilih sutradara buat main film JELANGKUNG deh"
"JELANGKUNG HOROR BEGE, UDAH LAH, MALES GUE NGOMONG SAMA ORANG YANG OTAKNYA GESER KE SAMPING, GUE LEMPAR JUGA LO DARI ATAS SINI!!" Andre menaikkan satu oktaf dari nada pembicaraan biasanya.
"Jangan bang, adek tidak salah bang, jangan sakiti daku!" Tito membuat ekspresi wajah takut seperti film sinetron di televisi.
Dava yang melihat itu hanya menggeleng kepalanya, dan menepuk dahinya kasar. Kenapa gue punya sahabat gini amat, nasib orang ganteng.
Apa sih thor gak jelas!
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA BAGIAN INI. BAGAIMANA PART 2? MAAF KALO TERLALU PENDEK/PANJANG. MASIH ADA LANJUTANNYA INI.
PART SELANJUTNYA, DI USAHAKAN LEBIH PANJANG
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMEN, VOTE, DAN FOLLOW AKUN INI
AKUN INSTAGRAM PENULIS :
@iputualdi20VOTE, KARENA VOTE KALIAN SANGAF MEMBANTU
SILENT READERS? MENDING GAK USAH BACA
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TROUBLEMAKER
Teen Fiction[HIATUS] Kayla. Seorang wanita cantik di SMA Tunas Jaya yang sudah menjadi incaran para siswa di sekolahnya. Ia bertemu dengan Dava, seorang troublemaker yang terkenal amat nakal. Hari demi hari, semua berubah, Dava yang terlihat nakal, perlahan mul...