Lucunya Negeri Ku

84 6 1
                                    

Negara hadir untuk menciptakan kesejahteraan,
Politik adalah jalan mewujudkan keadilan.
Jika keadilan dan kesejahteraan absen, itulah tanda para pemimpin abaikan konstituen.
Jangan silau pada status ulama atau pengusaha,
Mutu pemimpin harus tampak sejak dari rencana.
Tak boleh ada konflik kepentingan yang sempit,
Karena rakyat pula yang nantinya terjepit.

Ada apa dengan Negeri ku ini di tahun politik 2019, semua insan seakan terpecahkan demi kepentingan yang sementara, kepentingan yang fana', kemana keharmonisan yang sudah tercium harum di tahun-tahun sebelumnya, umat Islam seakan akan disibukan dengan perpecahan didalamnya, lagi lagi timbul pertanyaan didalamnya "kemana keharmonisan Ibu Pertiwiku yang dahulu?".

Apa dengan menjatuhkan salah satu kubu dari pihak Capres - Cawapres akan mendatangkan kemuliaan, keuntungan dari kubu Capres - Cawapres satunya?, tidak akan!, semua itu hanya menimbulkan perpecahan dari umat yang satu.

Untuk Indonesiaku, kemana jatidirimu yang dulu?, kemana keharmonisanmu yang dulu?, kemana wibawamu yang dulu?, kemana keadilanmu yang dulu?, tumbuh kembang cakramu sudah mulai tampak ditahun tahun ini, akan tetapi, sekarang, semua berubah. Umat Islam diadu domba dengan perbedaan pola pikir yang mereka buat-buat sendiri, padahal sebelum-sebelumnya semua hidup dengan berdamai tanpa saling caci memaki, apabila dilihat dari sisi Agama lainnya, umat Kristiani hidup tenang berdamai dengan ribuan perbedaan didalamnya, meskipun ada satu dua tiga perbedaan yang mereka hadapi antara Kristen Protestan dengan Kristen Katolik tapi mereka sadar bahwasanya perbedaan itu pasti ada, dan menarik garis tengah adalah jalan untuk saling menghargai diantara mereka.

Ada apa dengan Negeri ku ini, semua orang menjadi berwatak egois, toleransi sudah absen dihadapan muka bumi pertiwi, semua insan mementingkan tujuannya masing-masing demi kepentingan yang fana' tanpa berpikir panjang.

Kami berharap, siapapun pemimpin yang terpilih di Pilpres 2019 tahun ini, akan membawa wibawa martabat Ibu Pertiwi kepada kemakmuran dan keadilan.

Jangan sampai tahun ini menjadi tahun dengan 1001 bentuk obral janji yang tak pasti, menghalalkan segala cara yang mereka bisa demi kepentingan yang sangit, kepentingan tahta yang fana ditangan pemimpin pemimpin yang tidak bertanggung jawab atas kata-kata yang sudah keluar dari lisannya, perintah untuk menepati janji telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 91-92.

"وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ" •٩١•
"وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ" •٩٢•

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu), Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat" (QS. 16:91)
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu" (QS. 16:92)

Khususnya dari ayat 92 diatas menjelaskan bawasanya orang yang membatalkan sumpahnya bagaikan seorang wanita yang idiot lagi lebah tekad dan pikirannya. Wanita itu memintal benangnya kemudian menguraikan dan membiarkan benang tersebut sehelai-demi sehelai lepas dan terpisah. Setiap hal yang serupa dengan perumpamaan ini menunjukkan kehinaan, kekerdilan, dan keanehan. Manusia yang paling terhormat pun tidak akan sudi apabila dirinya diibaratkan sebagai seorang wanita yang lebah radah (kemauannya) dan dangkal akal pikirannya yang hanya menghabiskan umurnya untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya.

“Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlanya dari golongan yang lain". Yakni dengan sebab satu kelompok lebih besar jumlahnya dan lebih kuat lagi dibanding dengan kelompok lainnya dan mencari kepentingan (kemaslahatan) dengan kelompok yang lebih banyak. Islam hanya memerintahkan dengan tegas agar memang janjinya (menepatinya) dan tidak menjadikan sumpah-sumpah itu sebagai sarana untuk melakukan penipuan. Lain halnya apabila yang bersangkutan tidak mengikrarkan satu perjanjian ataupun kerja sama di luar ruang lingkup kebaikan dan ketakwaan. Tentu saja tidak dibenarkan melakukan satu perjanjian dan kerja sama diatas dasar dosa, kefasikan, kemaksiatan, memakan hak-hak orang lain, dan merampok kekayaan negara dan bangsa. Atas dasar inilah bangunan Jamaah Islam dan negara Islam tegak.

“disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain” adalah cobaan dari Allah kepada mereka untuk menguji ‘kemauan’ dan ‘wafa’’ ‘menepati janji’. Juga menguji kemuliaan terhadap diri-diri mereka sendiri dan menyinggung (menyindir) sikap mereka yang melakukan pembatalan janji yang telah mereka persaksikan kepada Allah.

“sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu.” Setelah itu masalah khilaf  ‘perselisihan’ yang melibatkan semua jamaah dan kelompok manusia di kembalikan kepada Allah di hari kiamat untuk diputuskan oleh-Nya.

عَنْ أَبى هريرة عن النبي صلي الله عليه وسلم قال ---- آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ، إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ (رواه بخارى)

Dari Abu Hurairah, Bahwa Nabi SAW bersabda "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga : Jika berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, dan jika dipercaya dia berkhianat” (HR. Bukhori)

Wallahu A'alam Bishowaab.

Ada Apa Dengan Indonesiaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang