Affection 2

1.4K 144 12
                                    

Disclaimer: Naruto dan seluruh cast nya milik Masashi Kisimoto. Tulisan ini dibuat hanya untuk menghibur dan merupakan ungkapan seorang fans saja. Kesamaan cerita dalam bentuk apapun yang ada dalam cerita ini hanya kebetulan semata.

Naruto pov

Konoha, 20 Januari 2015.

Pagi hari yang cerah seperti biasa, hari ini adalah perlombaan antar kelas usai ujian akhir semester. Aku tidak terlibat dalam perlombaan apapun, aku terlalu malas untuk mengikuti kegiatan selain pembelajaran.

Tapi Sasuke, dia mengikuti perlombaan basket antar kelas. Hal itu membuatnya semakin keren saat berseragam ala pemain basket. Eh... ada apa denganku hah??! Aku membencinya.

Teriakan dan pekikan manja anak perempuan terdengar di sepanjang koridor, sepertinya aku tahu apa penyebabnya. Pasti Sasuke-Teme. Dia pasti sudah bersiap dilapangan bersama dengan beberapa teman sekelas nya. Untuk informasi saja, aku dan dia tidaklah sekelas, dia berada di kelas vip dimana semua anggota kelasnya adalah kalangan borjuis, sementara aku, aku sangat nyaman berada dikelas reguler.

"Sasuke-kun keren sekali!"

"Aaah Sasuke tampan sekali"

"Semangat Sasuke-kun, kalahkan kelas orang miskin itu~"

"Aku mendukung mu Sasuke-kun~"

Teriakan para gadis itu membuat kepalaku sakit. Aku tidak mengerti apa yang membuat mereka begitu mendukung 'kekasihku'. Aku menulikan indra pendengaran ku dari teriakan penyemangat bagi Sasuke, aku berusaha fokus pada perlombaan yang akan dimulai. Saat ini perlombaan berlangsung antar kelas 3-1 vip dan 3-6 reguler. Ini berarti kelas Sasuke melawan tim dari kelas ku.

Aku berdiri di tribune pendukung kelas ku. Ya.. memang tidak ada apa-apa nya dengan tribune kelas vip, kami tidak memiliki baliho, tidak membuat kaos khusus, dan hanya mengandalkan coretan spidol pada kertas karton. Minder. Hal itu membuat beberapa anak dari kelas ku tak bersemangat untuk berteriak atau bahkan memberi dukungan.

"Semangat Sai, Shikamaru," Teriak ku penuh semangat dari tribune. "Lempar bolanya Kiba. Semangat" Teriak ku lebih kencang.

Beberapa orang memperhatikanku, bahkan teriakan ku berhasil membuat orang-orang di tribune vip menoleh ke arahku, mereka memandangku sinis, seolah menyuruhku untuk diam. Tapi aku tidak melakukannya, aku justru berteriak dengan lebih kencang. Sasuke yang sedang bertanding di lapangan sempat menoleh kerahku. Aku dapat merasakan tatapan tak suka dari Sasuke dan tangannya mengepal menahan kesal.

Ah masa bodo!

Perlombaan akhirnya selesai dengan score 4-1 untuk kelas 3.1 vip. Anak-anak kelas ku hanya bisa menghela napas pasrah. Kami tidak dapat berharap banyak pada sekolah ini, ketimpangan sosial adalah hal yang sudah biasa bagi kami.

"Terimakasih atas suntikan semangat mu, Naru" Ucap Sai saat kami makan siang bersama di kantin.

"Ya, tentu saja. Tapi maaf, harusnya aku bisa meyakinkan anak-anak kelas kita untuk tidak minder"

"Tak apa Naru, setidaknya karenamu aku bisa membuat satu poin tercetak untuk kelas kita. Semua itu karenamu, karena semangat mu"

Aku tersenyum mendengar ucapan Sai. Meskipun hanya satu poin, tapi hal itu terasa bagaikan oase di padang gurunya bagi ku. Setidaknya kelas kami bisa memberi perlawanan meskipun sedikit.

"Itu berlebihan Sai"

Sai terkekeh.

"Kau akan pulang dengan Sasuke nanti?" Tanya Sai.

"Aku rasa tidak"

"Oh ya? Kenapa? Belakangan ini kalian terlihat ehhmm... -agak jauh"

"Ah masa? tidak juga. Hanya saja ia sedikit sibuk dengan pacar-pacarnya. Aku tidak mau menganggunya" cicit ku.

Affection (Ada PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang