Menjauh

141 23 10
                                    


"TEMAN?!" Sana dan Momo bersamaan mengeluarkan satu kata saat Mina mulai bercerita soal hal kemarin dia bertemu Sehun.

"wah kalau begini sih, dia jelas gak tahu kalau Mina ada rasa."

"setuju. Tapi bukannya jadi teman itu lebih baik ya?" ucap Sana sambil memakan ice creamnya. Momo memutar bola matanya dan menyikut tangan Sana, membuat si pemilik langsung melirik kearah Momo.

"ah, Mina jangan sedih, oke?" Sana tersenyum kearahnya yang dibalas Mina dengan hembusan nafas panjang. Mina menyembunyikan wajah dikedua telapak tangan.

"sudah, kamu gak perlu memikirkan si Sehun itu. Gak ada gunananya. Bukan salahmu kalau dia gak memiliki perasaan yang sama denganmu."

"jangan menyalahkan diri sendiri Min. Kami khawatir."sambung Sana sambil sesekali mengelus punggung Mina, Momo mengangguk setuju kearah Sana.

"tidak....rasanya aku tidak ingin lagi bertemu dia. Aku berhasil. Dia dulu pergi dari hadapanku kenapa harus kembali lagi?" racau Mina. Momo dan Sana saling menatap, sedikit bingung.

"ada alasannya Min, tapi kamu belum tahu itu apa. Jalanin aja, tapi jangan membebani diri sendiri." Ucap Sana.

"lagi pula, kamu masih punya kita. Kita ada dua loh, double happiness!" Momo tersenyum lebar disambut Sana yang memberikan cup ice cream Mina yang isinya sudah agak meleleh karena sedari tadi tidak disentuh Mina.

Mina akhirnya tersenyum, dan mulai memakan ice creamnya, thanks to Momo and Sana.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini tidak ada dosen. Mina pun menghabiskan waktu di perpustakaan cukup lama untuk membaca buku dan menyelesasikan beberapa tugas dari dosen lainnya. Sesekali matanya menatap jam tangan yang melengkat dipergelangan tangan kirinya. Sudah pukul 3 sore. Mina mulai membereskan barang – barang dimeja dan beranjak pergi keluar perpustakaan.

.

.

.

.

.

.

.

.

Angin dingin menghembus kearah wajah Mina, menyibak beberapa rambut tipis dipelipisnya. Kata – kata dari Momo dan Sana tiba – tiba kembali.

Sudah seharusnya aku menjauh

Tidak ada gunanya berusaha

Ya, aku harus menjauh. Apapun caranya

Mina menghembuskan nafas dengan kasar, memberanikan diri untuk berbuat sesuatu hal yang mungkin akan sulit untuknya.

Bus yang dinaikki Mina berhenti tepat didepan studio dance yang biasa Mina datangi setiap hari rabu setelah ia pulang kuliah. Setelah beberapa langkah masuk kedalam gedung, Mina mendengar suara langkah kaki yang cepat mendekatinya, matanya melirik kearah belakang..

"Mina! Tunggu!"

Sehun. Sedikit panik, kata – katanya dalam bus tadi tersirat kembali.

Aku harus menghindar

Mina melangkah semakin cepat untuk menjauhi Sehun, ia tidak akan lari karena pikirnya akan sangat keliahatan kalau dia jelas – jelas berencana mengindari Sehun.

Grep

Lengannya digenggam oleh Sehun, Mina berhenti tetapi tidak menatap kearah lelaki dibelakangnnya.

"aku buru – buru." Ucap Mina dingin.

"sebentar saja."

"aku tidak punya waktu, Sehun."

"begini, aku tadinya mau men-"

"MENJAUH DARIKU!" tanpa sadar Mina sedikit berteriak kearah Sehun yang langsung membuatnya diam kebingungan.

"Mina...ada apa?"

"menjauh lah." Matanya panas. Mina masih tidak mampu menatap Sehun. Ia pun menghempaskan pegangan Sehun di lengannya dan mulai berjalan. Tak terasa tetes air mata jatuh kepipinya.

Mina rasa Sehun masih dibelakangnya, berdiri kebingungan. Suara dari lelaki itu pun terdengar saat tangan Mina mulai memegang gagang pintu.

"ku pikir kita teman?!"

Benar

Sudah seharusnya aku menjauh darinya

Mina tersenyum, tanpa sedikit pun menatap lelaki yang tidak terlalu jauh dibelakangnya lalu masuk kedalam ruangan, menghilang dihadapannya.

I'm sorry.

The Story Begin ㅡ Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang