P R O L O G

4 2 0
                                    

Bagaimana perasaanmu, jika dianugerahi kemampuan bisa melihat arwah penasaran sejak kecil? Apakah kau akan menerimanya? Atau justru merasa terbebani? Inilah yang sedang menjadi dilema dalam benak gadis cantik bernama Elisha Farhana. Elisha adalah gadis indigo, ia bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Bahkan ia lebih mudah dirasuki.

Elisha sering dicap gadis aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya Bandung, dan memilih pindah ke Ibukota Jakarta. Elisha tinggal sendiri di Jakarta, karena orang tuanya tidak mau meninggalkan kampung halaman mereka. Hidup sendiri di kota besar, mengharuskan Elisha hidup mandiri. Walaupun memang ia sudah terbiasa mandiri di tempat asalnya. Elisha bekerja di salah satu Mall besar milik Pradipta Company sebagai Sales Marketing.

Di tempat itulah dia menemukan takdirnya, cinta sejati yang mengubah semua yang ada dalam kehidupannya. Takdir cinta yang mampu menjaganya dari arwah pendendam. Cinta sejati yang menjadi perisai pelindungnya, yang akan membuat para arwah yang menguntitnya hilang secara tiba-tiba. Membuat Elisha tidak bisa terlepas dari perisai itu, bahkan takdir pun tidak pernah mengizinkan perisai itu terlepas darinya.

Semua karena ulah arwah gadis cantik bernama Ainaya Talita, yang menariknya masuk ke dalam masalah arwah gadis itu. Arwah Nayalah si pemilik perisai, tapi takdir tidak mengizinkan arwah gadis itu memilikinya dengan abadi. Sehingga membuatnya memberikan perisai itu secara sukarela pada Elisha, yang memang sudah menjadi hak mutlaknya dari Tuhan. Dengan janji akan menjaga perisai pelindung itu dengan baik, menggantikan posisinya sebagai pemilik perisai tersebut.

Elisha bertemu arwah gadis itu di tepi danau yang tidak jauh dari tempatnya bekerja. Ia menemukannya sedang duduk di bawah pohon besar di tepi danau, dengan wajah yang amat menyedihkan. Arwah Naya begitu tertarik mengajaknya berkomunikasi untuk meminta bantuan, lantaran mendapati dirinya yang bersungut marah karena diikuti arwah lain sepanjang jalan sampai dirinya berada di danau tersebut.

Awalnya Elisha menolak membantu arwah Naya sama seperti arwah-arwah lain, tetapi nyatanya takdir memberi keyakinan untuk hatinya agar membantu arwah gadis itu. Memilih menentang isi kepalanya yang berpikir dirinya sudah cukup terlibat banyak masalah arwah lain, dan seharusnya tidak lagi. Segala macam teka-teki tentang arwah gadis itu berusaha dipecahkan. Tak peduli bahaya akan menghampiri, Elisha tetap membantu arwah Naya.

Menemukan fakta bahwa ternyata ialah yang bisa menyelamatkan orang-orang di sekitar arwah gadis itu, adalah hal yang membuat dia tak habis pikir. Kenapa dia? Apa tidak ada orang lain selain dirinya, yang mempunyai kemampuan sama? Apa tidak ada orang lain yang bisa membantu arwah Naya selain dirinya di muka bumi ini? Jawabannya ada, tapi lagi-lagi takdir yang menentukan segalanya, karena hanya Elishalah yang berada dekat dengan lingkup kehidupan orang-orang di sekitar arwah Naya. Inilah kenapa Elisha memang ditakdirkan untuk mendapatkan perisai pelindungnya, cinta sejatinya.

Elisha benar-benar menyelesaikan tugasnya membantu arwah Naya. Dia mampu mengubah arwah si gadis menyedihkan, menjadi arwah gadis paling bahagia menuju keabadian yang benar-benar abadi dan kekal. Bersama cinta sejati si perisai pelindungnya, Elisha melepas kepergian Naya di bawah pohon di tepi danau; tempatnya bertemu dengan arwah gadis itu. Hanya Elisha yang mampu melihat, betapa lebar senyum arwah Naya saat dijemput kabut putih menuju tempat tujuannya; alam yang kekal.

"Terima kasih sudah membantu Naya tunanganku, dan mau menggantikan posisinya menjadi pemilikku. Kautelah menyelamatkan semuanya, dan sekarang kau kehilangan kemampuanmu. Apa aku masih bisa menjadi perisai pelindungmu sampai akhir nanti, Elisha?"

"Tentu saja. Takdir tidak mengizinkan kita berpisah, begitu pun Naya. Kautetap perisai pelindungku, sampai kapan pun. Sampai kita menua dan keriput bersama, bahkan sampai kita menuju keabadian bersama, dan bertemu Naya di sana. Kita akan tetap bersama. Kau akan tetap menjadi perisaiku, melindungiku.”

"Aku mencintaimu, Elisha Farhana."

"Aku juga mencintaimu, Zaidan Pradipta.”

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang